Petugas Satpol PP Arogan

Pembongkaran Kios Pedagang di Pasar Agus Salim Pekanbaru Diwarnai Kericuhan

Ratusan pedagang Pasar Agus Salim saat dihadang oleh petugas Satpol PP, Kamis (18/11/2021)

Laporan : Kurniawan

Pekanbaru

     PEMBONGKARAN kios pedagang Pasar Agus Salim berlangsung ricuh, Kamis (18/11/2021). Pasalnya, ratusan pedagang yang menolak digusur menghadang petugas dengan membentuk blokade pagar betis.Penggusuran itu diprotes oleh para pedagang. Dimana alasan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk menjadikan ruas Jalan H Agus Salim sebagai Ruang Hijau merupakan alasan yang dicari-cari.

''Kami sudah berjualan di sisi jalan Haji Agus Salim ini sudah 20 tahun lalu. Tidak pernah kami dengar kawasan ini bakal dijadikan Ruang  Hijau Kota,'' kesal  Syafri, Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Seluruh Indonesia (APSI) Pasar H Agus Salim Pekanbaru kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).

Ditambahkan Syafri, jika memang akan digusur juga, mengapa Pemko Pekanbaru masih melakukan pungutan retribusi sebesar Rp2.000 dan  ditambah uang sampah Rp2.000,- per hari. Syafri sangat kecewa terhadap
keputusan Pemko Pekanbaru itu. Apalagi, di saat perekonomian berangsur angsur baru mulai menggeliat pasca 2 (dua) tahun akibat dampak Covid-19, kini malah pedagang digusur.

 Dijelaskanya, Pemko Pekanbaru sudah menyiapkan lahan berdagang yang baru. Tetapi lokasinya tidak represtatif dan kios yang dibangun cuma sekitar 98 unit. ''Padahal Pedagang H Agus Salim Pekanbaru ini jumlahnya lebih kurang 500 orang. Langkah ini tentu tidakefesien, karena banyak pedagang yang tidak mendapat tempat untuk berjualan,'' terang Syafri .

Pantauan wartawan di lapangan pembongkaran lapak pedagang  diwarnai aksi saling dorong antara petugas dari Satpol PP dan pedagang, hingga terjadi pelemparan batu dan kayu. Meski demikian, penggusuran yang sempat tertunda akhirnya bisa berlangsung.  Ratusan personel gabungan Satpol PP Kota Pekanbaru, TNI dan Polri dikerahkan dalam pembongkaran lapak pedagang. Ironisnya lagi, dalam pengusuruan itu, petugas Satpol PP Pekanbaru yang seharusnya sebagai aparat penegak Perda malah brutal dan arogan terhadap pedagang. ***
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar