Akibat Tiket Pesawat Mahal

Pengusaha Mengeluh ke Jokowi soal Kamar Hotel Sepi Pengunjung

Jokowi bersana Erick Thohir

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendengar keluhan dari Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani soal mahalnya harga tiket penerbangan domestik. Kepada Jokowi, Hariyadi menyebut kenaikan tiket pesawat membuat kamar hotel di daerah menjadi sepi pengunjung. "Bapak Presiden dan para hadirin yang kami hormati, saat ini kami sedang menghadapi permasalahan terkait dengan melambungnya harga tiket pesawat udara sejak awal Januari," kata Hariyadi saat memberikan sambutan dalam acara Gala Dinner PHRI bersam Presiden Jokowi di Hotel Sahid Jakarta, Senin (11/2). Dia mengatakan mahalnya harga tiket pesawat domestik membuat masyarakat lebih memilih untuk berlibur ke luar negeri. Hal ini lantaran tiket pesawat Internasional lebih murah.

"Harga tiket pesawat luar negeri menjadi lebih murah. Sehingga membuat sebagian masyarakat kita lebih memilih berlibur di luar negeri yang mengakibatkan keluarnya devisa," ujarnya. Hariyadi menyebut harga tiket pesawat yang mahal ini berdampak pada sepinya kamar hotel di daerah. Tak hanya itu, aturan bagasi berbayar yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan juga membuat menurunnya omzet oleh-oleh di daerah. "Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," jelas Hariyadi.

Menurutnya, mahalnya tiket penerbangan disebabkan hanya ada dua perusahaan penerbangan yang menguasai pasar penerbangan yaitu, kelompok Garuda Indonesia dan Lion Air. Selain itu, melonjaknya tiket domestik akibat tingginya harga avtur yang dijual oleh Pertamina. Untuk itu, Hariyadi berharap Jokowi dapat memberi peluang perusahaan lain untuk menjual avtur dengan harga yang kompetitif.Dia juga mengusulkan agar Jokowi memberi kesempatan perusahaan penerbangan baru atau perusahaan penerbangan regional untuk beroperasi, menambah rute dan bersaing secara efisien serta mencegah terjadi kartel. "Kami yakin Bapak Presiden berpihak pada prinsip persaingan yang sehat, dan efisien. Sehingga akan memberikan daya saing yang tinggi," ucap Hariyadi.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar