Terbentur keras Akibat jatuh

Ada Tahanan Patah Kaki saat Lompat Tembok Rutan Siak

Napi Lapas Siak dievakuasi pasca kerusuhan dan pembakaran. 

SIAK--(KIBLATRIU.COM)-- Ratusan tahanan dan narapidana memanfaatkan kerusuhan dan pembakaran Rutan Siak, Riau, untuk kabur. Tetapi ada juga tahanan yang gagal kabur meski sudah melewati tembok. Adalah Mulyadi, tahanan kasus narkoba yang berhasil memanjat tembok saat kerusuhan di Rutan Siak terjadi. Namun dia tidak bisa bergerak lagi karena kakinya patah begitu menginjak tanah sisi luar tembok Rutan Siak. Kaki Mulyadi patah karena terbentur keras akibat jatuh ketika menuruni tembok. Dia hanya bisa melihat puluhan tahanan lainnya berlarian ke arah hutan untuk menghindari kejaran petugas. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak dr Raja Toni Candra, tahanan itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Alfian. Mulyadi pun dirawat inap. "Pengakuannya untuk menyelamatkan diri dari kobaran api, jadi jatuh ketika memanjat tembok," ucap Toni, Sabtu (11/5).

Toni menduga tahanan yang berhasil kabur juga mengalami luka ketika memanjat tembok. Hanya saja kemungkinan tahanan lain mengalami patah kaki seperti Mulyadi, sangat kecil. "Kalau luka-luka mungkin ada karena tidak bisa lari kalau kakinya patah," terang Toni. Polres Siak memeriksa delapan tahanan terkait insiden kerusuhan dan kebakaran yang terjadi pada Sabtu (11/5) lalu. Kedelapan tahanan itu berada di Polres Siak dan tidak ikut dievakuasi ke rutan kabupaten lain seperti diberlakukan kepada warga binaan lain.

Di antara delapan itu juga akan diselidiki siapa yang menggunakan senjata api, hingga bahkan melakukan penembakan Kepala Satuan Narkoba Polres Siak AKP Jaelani.

"Delapan tahanan kita periksa yang terindikasi memicu kerusuhan. Ini terkait penganiayaan, penembakan, dan pembakaran," kata Wakil Kepala Polres Siak, Kompol Abdullah Hariri di Siak. Wakapolres mengungkapkan bahwa setelah kerusuhan dan kebakaran ditemukan tiga senjata api. Dua Laras panjang diserahkan dan satu lagi senjata api jenis FN yang ditemukan tergeletak. "Ketiga senjata itu memang milik rutan dengan peluru karet. Belum diketahui tahanan mana yang menggunakan senjata itu," katanya.

Dia menambahkan bahwa tiga dari delapan tahanan yang diperiksa itu memang napi yang sebelum kejadian diduga terlibat narkoba. Saat itu awalnya sebelum kerusuhan ditemukan sabu pada seorang napi perempuan. Kemudian Sat Narkoba Polres Siak melakukan pemeriksaan dan pengembangan di rutan. Hasilnya ada tiga tahanan yang diduga terkait soal narkoba tersebut. Setelah itulah kemudian terjadi kerusuhan yang berujung pembakaran di Rutan Siak. Dengan kondisi Rutan Klas II B Siak yang hampir semuanya terbakar sudah dilakukan evakuasi sebanyak 615 orang tahanan antara lain ke Pekanbaru, Kampar, Bengkalis, dan Dumai.Sementara jumlah tahanan yang belum dievakuasi sebanyak 33 orang termasuk delapan orang yang dalam pemeriksaan tersebut. Sedangkan ada dua orang dirawat di RSUD Siak dan 13 orang napi yang baru ditangkap setelah kabur usai insiden. "Yang belum ditemukan ada 10 orang lagi. Anggota di lapangan masih melakukan pencarian dibantu masyarakat," imbuh Wakapolres. (Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar