25 Unit Armada Keliling di 12 Kecamatan

Swastanisasi Sampah Lebih Hemat Anggaran dan Efektif

ZULFIKRI SH

PEKANBARU - (KIBLATRIAU.COM)--  Melihat tonase sampah di Pekanbaru yang mencapai range 400 sampai 500 ton perharinya. Tidak cukup dengan  jumlah armada pengangkut sampah yang hanya 25 unit yang masih layak jalan.

"Dari 65 unit, ya hanya 25 yang masih layak jalan. Sudah hampir sepuluh tahun tdrakhir tak ada lagi penambahan armada pengangkut sampah," ungkap Zulfikri selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebsrsihan (DLHK) pada Senin (19/3).

Dijelsakan Zulfikri, 25 Unit tersebut harus berkeliling di 12 kecamatan untuk mengangkut sampah dengan tonase hampir 500 ton sehari. Dampaknya,  ada keterlambatan pengangkutan serta kurang efektif. Kondisi Armada pengangkut sampah di Workshop yang ada di Jalan Kelapa Sawit, Pekanbaru. Puluhan armada tampak mangkrak dan sudah berkarat.

'Yang tak bisa diperbaiki ini, memang sudah belasan tahun umurnya. Tahun lalu, BPKAD akan melelangnya, tapi kabarnya tak jelas sampai sekarang," kata Zulfikri. Sementara, dari 43 unit armada yang dalam masa perbaikan, Zulfikri memprediksi mungkin hanya lima unit saja yang bisa kembali beroperasi.

Melihat kondisi ini, dengan adanya mitra Pemko Pekanbaru dalam pengangkutan sampah dinilai akan lebih efektif. "Jelas lebih

hemat anggaran dengan swakelola ini. Pemko tak perlu mencarikan anggaran lagi untuk biaya perawatan atau ketusakan armada. Tak hanya itu, 350 tenaga kebersihan upahnya akan ditanggung oleh pihak ketiga," tambah Zulfikri.

Zulfikri  optimis, program multiyears swakelola sampah ini akan berhasil.  "Contohnya begini, kita punya call center dan juga Satgas Sampah. Kalau ada sampah menumpuk disalah satu titik, siapa pun bisa langsung kontak ke kami atau pihak ketiga. Kita langsung berkolrdinasi dengan pihak ketiga, karena mereka yang butuh jumlah tonase sampah, jadi kesudut manapun pasti akan dicari untuk mencapai target 350 ton perharinya," papar Zulfikri.

 Zulfikri menambahkan sistem operasi dan pola kerjasama sudah diubah. "Kalau kita anggarkan lagi armada, biaya akan lebih bengkak lagi. Kita cari lahan untuk workshop, biaya perawatan dan include dang upah SDM-nya. Berbeda kalau kita kerjasama multiyears pengangkutan sampah dengan pohak ketiga, kita hanya tau bersih dan prosesnya lebih cepat," tutup Zulfikri. *HN)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar