Ustadz Maulana Muhammad Al Hafiz jadi Khatib dan I

Ratusan Jamaah Masjid Nurul Muhsinin Ikuti Salat Idul Adha 1440 H

Ustadz Maulana Muhammad Al Hafiz saat menyampaikan ceramah agama usai melaksanakan salat Idul Adha 1440 H Ahad (11/8/2019).


Laporan Hendri Zainuddin

Pekanbaru

 

       RATUSAN Jamaah Masjid Nurul Muhisnin yang berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai mengikuti salat Idul Adha 1440 H, Ahad (11/8/2019). Pelaksanaan salat Idul Adha itu dilaksanakan di halaman parkir Masjid Nurul Muhsini, Pekanbaru. Sementara itu, yang bertindak sebagai imam sekaligus ustad Maulana Muhammad Yusuf Al Hafiz. Pantauan wartawan di lapangan, terlihat jamaah Masjid Nurul Muhsinin padat dan memenuhi halaman parkir serta kaum ibu -ibu yang berada di dalam masjid.

Sebelum, melaksanakan salat Idul Adha bersama-sama, Ketua Rukun Warga (RW) 06 Ir Yuliyos Kahar menyampaikan beberapa pengumunan dengan menghimbau kepada seluruh jamaah untuk bersama-sama menjaga keamanan di sekitar RW 06. Selanjutnya disampaikan Yuliyos, saat ini hubungan tali persaudaaran di RW sudah semakin erat dan perlu ditingkatkan di masa yang akan datang. Hal itu, terlihat sudah banyak jamaah yang hadir ke masjid untuk melaksanakan salat berjamah.''Makanya hubungan yang baik ini terus kita jaga antara sesama.Selain itu, marilah kita bersama-sama untuk salat berjamaah ke masjid. Dengan begitu, tai siltaurhami bisa dijaga dengan baik lagi,'' harap Yuliyos.

Sementara itu, dalam tausiahnya ustadz Maulana Muhammad Al Hafiz menjelaskan, pertama-tama ia mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan umur panjang, kesehatan dan kesehata, sehingga bisa berkumpul bersama-sama di hari Idul Adha ini. Selain itu, kepada seluruh jamaah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selanjutnya, dikatakan Maulana tidak lupa pula sampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga diberikan keberkahan serta
keridoaan di yaumil akhir nanti.

Dijelaskan Maulana, jika berbicara tentang berkurban tentu tidak lupa mengenang kisah Nabi Ibrahim dan putranya Ismail. Pada waktu itu, Nabi Ibrahim bermimpi  menerima wahyu dari Allah SWT. Dalam mimpi itu,  Nabi Ibrahim diminta oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya Ismail. Namun,  sebagai nabi yang taat dan patuh kepada Allah SWT,  maka Nabi Ibrahim menyampaikan kepada putranya Ismail, bahwa ia akan disembelih. Bahkan , kala itu Ismail tidak menolak jika itu
perintah dari Allah SWT. Namun, berkat sikap yang tulus dan bertaqwa , sehingga Allah SWT membalasnya dengan perbuatan yang sangat baik. Kala itu,  juga Allah SWT mengutuskan Jibril dari langit untuk membawakan kambing,  sehingga Ismail tidak jadi disembelih. Dengan demikian Kisah ini tentu perlu direnungkan,  betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Namun,  Allah SWT maha kuasa dan membalas pengorbanan yang dilakukan keluarga nabi Ibrahim
dengan perbuatan yang baik pula. 

''Maka kita harus bisa mengambil hikmahnya. Jadi sangat perlu sebuah pengorbanan. Oleh sebab itu, sebagai hamba Allah SWT harus bisa menciptakan diri berkurban, terlebih lagi jika mampu. Karena,  berkurban ini wajib bagi hamba yang mampu. Maka dari itu,  jika sudah mampu berkurbanlah. Selain itu, untuk mendekat diri kepada Allah SWT dengan berkurban,'' ungkap Maulana. Dijelaskan Maulana, bahwa bekurban artinya mendekatkan diri dan mencari ridho dari Allah SWT. Selain itu,  berkurban merupakan perintah dari Allah SWT. "Oleh sebab itu,  jika sudah memiliki rezeki dan mapan maka diwajib untuk berkurban. Sebab, berkurban ini sangat luar biasa balasannya dari Allah SWT,'' terang Maulana. Maulana menambahkan,  memang untuk berkurban cukup berat dan tidak mudah. Namun, semua rintangan itu bisa dihadapi dengan baik jika selalu iklas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.  ''Untuk berkurban perlu pengorbanan yang kuat. Sebab ,  banyak godaan yang menghadang. Namun, jika kita tetap kuat dan berniat maka semua rintangan itu bisa dilalui dengan baik. Jadi,  setiap pengorbanan yang besar tentu akan dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang tiada
taranya,'' harap Maulana. 

Lebih jauh dikatakan Maulana, bahwa asas agama adalah pengorbanan, sehingga berkurban lah apa saja yang dimiliki. Seperti harta, diri waktu untuk agama Allah SWT''Maka dari itu, berkurban perintah dari Allah SWT. Hal ini, membuktikan kita cinta kepada Allah SWT. Dengan begitu, Allah SWT juga akan cinta kepada kita. Sedangkan, berkurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS,'' ujar Maulana. Terakhir dijelaskan Maulana, dengan berkurban pada hari Raya Idul Adha ini juga bisa membantu antara sesama muslim. Terutama kepada orang yang kurang mampu.''Berkurban salah satu cara untuk membantu saudara kita yang kurang mampu. Dan berkurban tentu banyak hikmah yang didapatkan antara lain tidak memutuskan tali rantai antar orang kaya dan orang miskin. Sebab momen berkurban ini diharapkan bisa membantu orang miskin,  sehingga mereka mendapatkan  daging hewan yang disembelih. Oleh sebab,  itu dengan membantu antar sesama,  maka tentu mendapatkan amal kebaikan dan akan dibalas oleh Allah SWT,'' tutur Maulana. ***


Berita Lainnya...

Tulis Komentar