Rugikan Pedagang dan Pengendara Motor

Masyarakat Keluhkan Proyek Galian SPALD

Pembangunan proyek sistem pengelolaan air limbah domestik (SPALD) di Kecamatan Sukajadi sampai saat ini belum juga rampung. 

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Hingga kini pengerjaan proyek pembangunan Sistem  Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) di Kecamatan Sukjadi, tepatnya di Jalan Teratai simpang Imigrasi dan Jalan Cut Nyak Dien, Jalan A Yani menuai protes masyarakat dan pengendara bermotor. Pasalnya, selain merugikan pengguna jalan, proyek tersebut juga merugikan pedagang yang berdagang di sepanjang jalan tersebut.

Proyek yang dikerjakan sudah berbulan-bulan tak kunjung selesai, juga sering mengakibatkan kemacetan. Ini akibat penyempitan jalan terutama di Jalan Cut Nyak Dien depan gedung Veteran. Akibatnya pengendara yang hendak melintas, apalagi pada jam-jam sibuk aktivitas, menyebabkan kemacetan, ditambah lagi dengan adanya pedagang yang berjualan menggunakan kendaraan di pinggir jalan tersebut. Sementara itu, di sepanjang jalan dari persimpangan Kantor Imigrasi hingga menuju belakang Kantor Camat Sukajadi ada 5 pedagang makanan yang terkena imbasnya.

Salah seorang pedagang miso ayam yang berjualan di sekitar proyek SPALD, Ajo mengatakan, bahwa dampak dari adanya proyek pengerjaan IPAL tersebut omsetnya berkurang hingga 60 persen. "Bagimana orang mau makan di warung kita kalau debu ada di mana-mana,"ujarnya.Ajo mengungkapkan, sebelum ada pengerjaan proyek IPAL, warungnya selalu ramai didatangi oleh konsumen. Namun setelah berbulan-bulan pengerjaan proyek SPALD yang tak kunjung selesai kini dirinya dan pedagang lain mendapatkan imbasnya (kerugian)."Seharusnya kami menerima ganti rugi, karena kami sangat dirugikan. Kalau tak jualan anak istri mau dikasih makan apa. Selain debu asap mobil atau motor kami juga kena, karena jalanan juga macet parah," sesalnya. Selain dia, pedagang lainnya yang terkena dampak adalah pedagang nasi ampera, bakso, pecel lele, hingga warung sop.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar