Pengerjaan Drainase di Gang Lohan dan Salmon Diprotes Warga
Seorang warga sekitar Suska saat menunjukkan pengerjaan drainase yang diduga asal jasi di Gang Salmon. Senin (7/12/2020)
Laporan Hendri Zainuddin
Pekanbaru
PENGERJAAN pembuatan drainase atau parit yang berada di Jalan Tapah, Gang Lohan dan Salmon Jalan Gurita RT 2, RW 6 , Kelurahan Tangkerang Barat,Kecamatan Marpoyan Damai diprotes dari warga. Pasalnya, pengerjaan drainase ini diduga tidak sesuai spek dan asal dikerjakan oleh pihak kontraktor.Seorang warga yang menyampaikan protes terkait pengerjaan pembuatan drainase yang dinilai asal-asalan yakni Suska Vernando (45). Menurut pria yang mudah bergaul ini, bahwa pengerjaan drainase ini ada kesenjangan dan dinilai tidak sesuai dengan spek yang telah ditetapkan. Selain itu, kata Suska drainase yang telah dikerjakan di Gang Lohan tersebut tidak tembus hingga ke Gang Salmon.
"Saya rasa pengerjaan parit ini sangat aneh dan dinilai ada kesenjangan. Seharusnya pembuatan parit tersebut mestinya harus sampai ke Jalan Gurita. Ini ada apa. Tentu atas kejadian ini, saya sebagai warga merasa kecewa dan kesal. Parahnya lagi, jika hari hujan tentu aliran dalam parit akan melimpah dan menyebabkan banjir. Atas kejadian ini, saya tentu tidak terima pengerjaan yang dilakukan pihak kontraktor ini," kesal Suska.
Masih kata Suska, dengan adanya pembuatan parit yang dinilai kurang pas dengan speknya ini.maka ia mengharapkan kepada pihak kontraktor meninjau ulang kembali, sehingga parit yang ada di sepajang Gang Lohan hingga Gang Salmon itu bisa dilanjutkan sampai tembus ke Jalan Gurita." Saya harapkan pengerjaan parit itu bisa tembus ke Jalan Gurita. Kalai begini, tentu menjadi rancu dan menyebabkan banjir hika hujan turun. Semoga pihak kontraktor bisa melanjutkan pengerjaan pembuatan parit tersebut," harap Suska.
Plang Nama Proyek Tak Ada
Sementara itu warga lain yang juga protes atas pembuatan parit tersebut Sondra. Menurut Sondra, bahwa pada pengerjaan itu tidak ada dilampirkan plang proyek. "Kontraktor juga jelas, pengawas proyek tak nampak. Tapi, yang ada hanya tukang. Ini tentu kita sesalkan. Kita tidak ingin pengerjaan parit di lingkungan kita asal siap. Karena dampak dari pengerjaan ini akan dirasakan oleh warga," ungkap Sondra.
Menurut Kadis Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) Perkim Ardahni saat dikonfirmasi Kiblatriau.com melalui Kepala Bidang (Kabid) Martin mengatakan, bahwa ia memohon maaf sebelumnya dan disampaikan bahwa dari awal perencanaan sampai awal pelaksanaan, dinas sudah melakukan koordinasi dengan rt/rw dan biasanya dilengkapi dengan berita acara pemilihan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan. " Pada saat pelaksaan pun selalu diawasi oleh rt/rw. Untuk sementara ini yang bisa saya sampaikan," singkat Martin. Dijelaskan Martin, selain itu ia juga mengucapkan terimakasih atas koordinasinya."Saya konfirmasi dulu dengan pptk nya. Karena pptk yang lebih detail mengetahui kondisi lokasi pekerjaan itu," tutur Martin. ***