Ramai Rampok hingga Penjarahan Timpa Korban Gempa Turki
Gempa di Turki
ANKARA--(KIBLATRIAU.COM)-- Di tengah nestapa warga Turki yang dilanda gempa, masih saja ada orang yang tega berbuat kriminal. Alhasil, 98 orang pun ditangkap atas dugaan penjarahan, perampokan maupun penipuan korban gempa.Dilansir CNN, Minggu (12/2/2023), hampir seratus orang itu ditangkap pada Sabtu (11/2) kemarin oleh pasukan keamanan Turki. Mereka diduga menjarah bangunan yang rusak, merampok, hingga menipu korban gempa.Menurut sumber keamanan, yang ingin tetap anonim "karena pembatasan media," penyelidikan dilakukan terhadap setidaknya 42 tersangka di Provinsi Hatay selatan Turki atas klaim penjarahan bangunan yang rusak.
Sedikitnya 40 tersangka ditangkap. Selain itu, tim keamanan menyita enam senjata, tiga senapan, perhiasan, kartu bank, $11.000 dan uang tunai 70.000 lira Turki.Dua orang lainnya juga ditangkap setelah menyamar sebagai pekerja bantuan dan diduga berusaha menjarah enam truk berisi makanan untuk korban gempa di Provinsi Hatay.Setidaknya enam orang juga ditangkap di Istanbul karena diduga menipu korban gempa di Gaziantep selatan melalui telepon.Di tempat lain di negara itu, puluhan tersangka lainnya ditangkap karena diduga melakukan penjarahan dan perampokan di daerah yang dilanda gempa.Para tersangka telah ditangkap di setidaknya delapan provinsi termasuk Kahramanmaras, Hatay, Adiyaman, Malatya, Osmaniye, Adana, Gaziantep, dan Sanliurfa, tambahnya.
Korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah pun terus bertambah. Hingga kini, ada 28 ribu orang yang meninggal akibat gempa Magnitudo (M) 7,8 tersebut.Dilansir AFP, pejabat dan petugas medis mengatakan 24.617 orang tewas di Turki dan 3.574 di Suriah. Total korban meninggal yang dikonfirmasi sekarang mencapai 28.191.Jumlah korban meninggal pun diprediksi akan terus bertambah. Kepala Koordinator Kemanusiaan PBB Martin Griffiths memperkirakan korban gempa Turki dan Suriah bisa mencapai 50 ribu jiwa.Saat ini puluhan ribu petugas penyelamat masih menjelajahi wilayah terdampak gempa di tengah cuaca dingin yang telah memperdalam kesengsaraan jutaan orang yang sekarang sangat membutuhkan bantuan.(Net/Hen)