Ribuan Masyarakat Lubuk Jambi Tumpah Ruah dan Membludak Saksikan Perahu Baganduang

Selasa, 25 April 2023 - 20:40:36 WIB

Terlihat iring-iringan Perahu Baganduang di tepian Sungai Kuantan, Lubuk Jambi, Selasa (25/4/2023)

Laporan: Hendri  Zainuddin

Lubuk Jambi, Kuansing

          MESKI dalam cuaca panas terik, tetapi tidak menyurutkan semangat masyarakat Kenagarian Gajah Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik, Lubuk Jambi, Kabupaten Kuansing untuk datang menyaksikan acara festival Perahu Baganduang. Dimana Ribuan masyarakat tumpah ruah dan membludak dalam rangka meramaikan acara tradisi setiap tahun tersebut. Kegiatan itu, berlangsung di Topian Muko Lobuah Desa Banjar Padang, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing, Selasa  (25/4/2023).

Pantauan wartawan media online Kiblatriau.com  yang langsung turun di lapangan menyampaikan bahwa tingginya antusias masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik menyaksikan acara festival Baganduang.

Hal ini, terlihat masyarakat penuh sesak  tepian Sungai Kuantan. Ini menandakan masyarakat Kuantan Mudik sangat menyambut dengan suka cita dan bergembira. Baka , sebelum irimg-iringan Perahu Baganduang datang, ribuan masyarakat telah datang di acara tersebut.

Selain itu, tradisi  Perahu Baganduang merupakan gabungan dari dua hingga tiga buah sampan panjang yang kemudian dihias secantik mungkin. Dimana hiasan dari perahu Baganduang yaitu terdiri dari daun kelapa,  tanduk kerbau, padi yang melambangkan pertanian, buah labu,cermin dan 5 buah payung yang melambangkan lima rukun iman, payung kuning,kain panjang, serta pernak pernik lainnya untuk mempercantik Perahu Bagandung tersebut.

Selain itu,  ada tradisi menjompuik limau adalah menjemput perempuan yang akan dilamar seorang pria dengan membawa air perasan jeruk yang kemudian air itu dimandikan di tepian sungai setelah pulang dari rumah perempuan.

Antusias masyarakat Lubuk Jambi begitu terlihat, sehingga Sungai Kuantan ramai dan penuh sesak dikunjungi . Seiring dengan acara itu juga terdengar berbagai bunyi dari petasan dan mercon yang saling bersahut-sahutan diatas awan Sungai Kuantan Lubuk Jambi.

Kemeriahan  acara perahu Begandung dibuka dengan menunggu bapak Plt Bupati Kuansing Suhardiman Ambi  di tepian Sungai Kuantan dengan menjujung nasi sampek yang diisi dengan kue kare- kare,paniaram,onde-onde dan lapek.

Kemudian yang menjujung nasi sampek yaitu anak gadis dan diiringi dengan ibuk kades dari Kuantan  Mudik,baju yang dipakai untuk menjujung nasi sampek yaitu baju yang diukir. Selanjutnya, rombongan Plt Bupati diarak menuju ke pendopo. Dimana di pendopo sudah menunggu para undangan dan datuk penghulu.

Sebelum duduk rombongan Plt Bupati yang didampingi Sekda dan Forkofimda disambut dengan tarian persembahan serta atraksi silat, sehingga acara tersebut semakin meriah.

Dalam sambutannya, Plt Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby AK MM   menjelaskan bahwa pihaknya sangat medukung dan apresiasi acara Perahu Baganduang ini, karena acara ini setiap tahunya terus dilaksanakan. "Alhamdulilah kegiatan Perahu Baganduang ini berjalan dengan baik. Dimana dalam acara ini, masyarakat sangat antusias datang menyaksikannya," ujar Suhardiman Amby.

Dikatakan Suhardiman, tradisi Perahu Baganduang yang dilaksanakan oleh masyarakat Lubuk Jambi harus dilestarikan sebagai bentuk kearifan lokal, karena mengandung nilai-nilai budaya, etika, moral dan simbol-simbol adat yang sangat penting untuk dijelaskan kepada generasi muda berikutnya. 

"Tradisi Manjopuik Limau merupakan salah satu produk budaya yang merupakan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, agar tidak hilang begitu saja karena perkembangan zaman. Oleh sebab itu,  sebagai generasi penerus  memperkenalkan kepada publik dan melestarikan budaya yang sudah turun temurun ini. 

 Dimana tradisi ini juga mengingatkan agar masyarakat Kuantan Singingi dengan budaya daerah sendiri dan mampu menjelaskan apa saja yang terkandung dan tersirat dengan budaya sendiri," ujar Suhardiman.

Tambah Suhardiman Amby bahwa dalam kegiatan  Perahu Baganduang ini selain untuk mempererat hubungan siraturahmi, setidaknya ada tiga nilai yang terkandung di dalam penyelenggaraan festival Perahu Baganduang. Yaitu nilai seni dan budaya, nilai agama serta nilai sosial.

Lebih jauh disampaikan Suhardiman Amby, bahwa tada ada masukan dari pihak panitia pelaksana acara Perahu Baganduang ini agar membantu dana dalam operasional terkait pelaksanaan Perahu Baganduang pada tahun selanjutnya.

"Makanya kita minta supaya pihak dari panitia sampaikan segera kepada pak Sekda. Apa saja dana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan Perahu Baganduang serta acara uang penting. Dengan  begitu, nanti akan dimasukkan ke anggaran APBD, seningga nanyi bisa membantu anggaran yang dibutuhkan," sebut Suhardiman Amby.

Ditambahkan Suhardiman, ia juga  menyampaikan kepada pihak panitia pelaksana supaya kedepan acara Perahu Baganduang ini bisa dibuat atau dirancang dengan kegiatan lain. Seperti jika yang menjemput limau itu harus benar-benar pemuda dan pemudi yang akan menikah, sehingga acara yang dilaksa akan itu lebih menarik lagi dan tentu akan menjadi daya tarik tersendiri,

"Makanya setelah acara Perahu Baganduang ini, lalu pasangan yang akan menikah dibuat acaranya tersendiri pula. Lalu, nanti acara pernikahan setelah menjemput limau itu. Jadi, dirancang dan dibuat acaranya tersendiri, sehingga nantinya ada tradisi yang akan dilakukan di masa yang akan datang.

Dengan begitu, tentunya  tradisi itu akan  bisa dilestarikan secara turun temurun. Selain itu,  kegiatan Perahu Baganduang ini dilaksanakan bersamaan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Atraksi ini telah masuk dalam ajang penghargaan di bidang pariwisata," terang Suhardiman.

Sementara itu, Gubernur Riau yang dalam hal ini diwakilkan melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Riau  Raja Yoserizal Zein. menyampaikan maaf kepada bapak balak san masyarakat atas tidak hadirnya Gubernur Riau. Hal ini, pak Gubernur secara bersamaan mengikuti kegiatan lainnya.

"Jadi  pak Gubri meminta maaf, karena beliau tak bisa hadir. Seyogyanya dia akan hadir disini, tetapi dalam waktu yang bersamaan menghadiri acara di tempat lain," sebut Yoserizal.

Dijelaskan Yoserizal,  Pemerintah Provinsi Riau terus mendukung apapun kegiatan tradisonal seperti yang saat ini kegiatan Perahu Baganduang yang telah menjadi tradisi turun temurun  sejak ratusan tahun yang lalu.

Selain itu, kata Yoserizal kegiatan Perahu Baganduang tersebut merupakan atraksi budaya khas masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik , Kabupaten Kuansing.

"Perahu  Baganduang ini warisan budaya tak benda bagi kebanggaan masyarakat Kuansing. Oleh sebab itu, marilah terus kita budaya dan lestarikan, sehingga kegiatan ini menjadi tradisi yang tak pernah habis. Demgan begitu, kegiatan ini kita harapkan dapat dikenal di tingkat nasional maupun ke manca negara," tutur  Raja Yoserizal Zein.


Sejarah Perahu Baganduang

Tradisi berlayar dengan Perahu Baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Dimana perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Perahu Baganduang ini pertama kali ditampilkan sebagai festival pada tahun 1996.

Beratus tahun silam keadaan penduduk Kuantan Mudik khususnya, Riau pada umumnya sangatlah serba kekurangan/ ketinggalan bila di banding dengan negeri-negeri lainnya.

Walaupun demikian, para penghuni Kuantan Mudik terutama Kenegrian Lubuk Jambi para pemuda/ pemudinya orang-orang kreatif, dan mempunyai gagasan yang luas, suka bergotong royong untuk membangunn desa, untuk mensejahterakan penduduk.

Para pemuda/pemudi beserta orang tua-tua bahu membahu untuk mengerjakan sesuatu, contohnya turun ke sawah, untuk mengerjakan sawah yang begitu luasnya, mereka mendirikan perkumpulan kerja yang disebut “batobo”. Tobo ini terdiri darii bujang gadis dan orang tua untuk mengatur pekerjaan di sawah.

Alat pertanian di masa lalu adalah alat yang sangat unik, mesin-mesin seperti sekarang belum ada. Para petani hanya menggunakan binatang ternak kerbau, dan untuk membajak hanya satu-satu saja dengan arti kata tenaga kerbau di gunakan untuk meroncah, menghancurkan rumput menjadi bubur tanah, sehingga para petani dapat bantuan tenaga pengelolaan tanah. Kalau tanah kering, maka muda/mudi tadi membanting tulang bersama-sama batobo mencakul tanah.

Begitulah kerja muda/mudi di kampungnya sepanjang tahun, pekerjaan apapun mereka kerjakan bersama baik menanam, menyiang, dan terakhir menuai. Didalam kelompok tobo inilah masing-masing muda/mudi mulai menjalin masa perkenalan untuk saling mencintai, tapi semua percakapan ini sangat rahasia sekali, antara pemuda dengan pemuda tak tahu sedikitpun, yang pemudinya antara satu sama lain juga tidak ada yang mengetahui, semuanya sama-sama rahasia.

Kalau muda/mudi sekarang saling membeberkan baik sesama teman maupun sama orangtuanya, bertolak belakang dengan muda/mudi yang dulu.

Untuk lebih akrabnya hubungan mereka itu, di waktu batobo siangnya mereka membuat suatu persetujuan yang berikut ini adalah dialognya.

Abang: saya ingin datang kesini untuk membicarakan hubungan kita agar lebih serius lagi. Apakah adik bersedia?

Adik: ambo setuju sekali (saya setuju sekali)

Abang: kok lai satuju, abang datang beko malam ke rumah adik/ mancaliak. (kalau setuju, abang nanti malam datang kerumah adik/mengunjungi.)

Adik: datanglah.

Abang: dimano tompek adiak tiduar? (dimana tempat adik tidur?)

Adik: dokek balobek ujuang. (dekat jendela paling ujung sekali).


Rezeki bagi Pedagang Kuliner

Pada pelaksanaan Perahu Baganduang ternyata membawa rezeki bagi para pedagang. Dimana para pedagang ini memanfaatkan peluang dengan membuka lapak atau dagangan. Sementara itu, jualan yang disuguhkan oleh para pedagang kuliner ini bermacam-macam. Mulai dari makanan tradisional, pakaian serta minuman. 

Salah satu contoh ya ada bakso bakar, bakso goren, sosis. Selain itu  ada juga jual somai, ayam goreng. Kemudian ada air tebu, aneka minuman campur serta minuman lainnya. "Ya saya lihat tadi banyak penjual kuliner yang berjualan. Dimana mereka berjejer di sepanjang tepian sungai kuantan.

Memang, masyarakat yang datang untuk menyaksikan Perahu Bagandung hanya tinggal pilih saja apa yang mau dibeli, karena banyak menu pilihan yang dijual oleh para pedagang yang berjejer itu," ujar Ilham yang juga menyaksikan acara Perahu Baganduang tersebut.

Sambung Ilham, dengan banyaknya masyarakat yang datang dan membeli makanan dan minuman ,tentu menambah omzet bagi pedagang kuliner tersebut.***