Jangan Cemburu kepada Orang Banyak Harta, Rumah Mewah, Karena tak Membantu Agama Allah SWT

Rabu, 31 Juli 2024 - 10:26:44 WIB

Ustadz Edi Azhar saat sampaikan ceramah di Masjid Nurul Muhsini, Rabu (31/7/2024)


Laporan:  Hendri Zainuddin

Pekanbaru


      PENGURUS Masjid  Nurul Muhsinin yang  berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai setiap hari Rabu malam Kamis rutin menggelar wirid pengajian.Untuk kali ini, Rabu (31/7/2024) ustadz yang menyampaikan ceramah agama yakni ustadz H Edi Azhar MPd. Dimana wirid pengajian ini dilaksanakan usai salat magrib berjamaah dan selesai menjelang salat Isya.

Sebelum menyampaikan ceramah agama, ustadz Edi Azhar pertama-tama mengucapkan puji syukur kehadirat Alllah SWT yang telah memberikan kesehatan, keselamatan serta kenikmatan imam dan Islam. Selain itu, ustadz Edi Azhar juga tak lupa menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW.Pada pengajian yang dilaksanakan ini bagi jamaah yang hadir merupakan hal yang luar biasa, sebab tidak semua orang mampu dan mau datang ke masjid untuk mendengar pengajian di majlis ilmu datam rangka meningkatkan wawasan agama untuk mencari keridoan dan ketaatan dari Allah SWT.

Dalam ceramah agamanya ustadz Edi Azhar membahas hal penting tentang keutamaan zakat dan sedekah. Dikatakannya, tidak ada satu kaum bila mereka menolak membayar zakat kata Nabi Muhammad SAW, kecuali Allah SWT memastikan akan menimpakan  kepada kaum tersebut masa-masa paceklik, atau masa-masa musim kemarau panjang.

"Saya pada hari ini bapak-ibu dan jamaah merasa paling bahagia. Kenapa, karena sudah cukup lama Kota Pekanbaru ini tidak mendapatkan hujan. Sekali mendapatkan hujan, memang betul-betul hujan. Dari pagi tadi lagi, hujan hingga sampai malam hujan. Mengapa alasan saya berbahagia pada hari ini, selain karena hujan barokah.

Yang kedua hujan itu, menghilangkan debu dan yang ketiga menyangkut tentang kaji kita pada saat ini. Karena, kata Nabi Muhammad SAW, jika ada suatu kaum menolak pembayaran zakat, maka bentuk cobaan dan teguran dari Allah SWT adalah menghadirkan kepada mereka itu (kaum red) paceklik atau musim kemarau. Alhamdulilah. Mudah-mudahan hujan hari ini pertanda baik bagi kita semua.Amin ya rabbal alamin," ujar ustadz Edi Azhar.

Selanjutya disampaikan Edi Azhar bahwa Nabi Muhammad SAW berkata janganlah kalian cemburu, janganlah kalian hasad, janganlah kalian  dengki. Kecuali kata Nabi Muhammad yang boleh dicemburu ada menyangkut dua macam hal.

"Jadi, tak boleh kita cemburu melihat sawit orang. Tak boleh kita cemburu menengok rumah besar orang, termasuk melihat istri besar orang. Tak boleh, kita cemburu melihat harta benda , pangkat jabatan orang. Saya tadi dikirimi oleh orang , salah satu calon pemimpin dan fotonya. Kenapa pula, ia, macam ini, macam itu . Lalu saya bilang, biarkan saja itu berlalu, karena saya bilang seluruh orang memiliki hak dipilih dan memilih. Jadi, tak usah kita menghambat-hambat orang.

Jangan kita cemburu melihat rezeki orang. Karena setiap orang berhak maju, setiap orang berhak dipilih dan memilih. Setiap orang berhak kaya , setiap orang berhak sukses dan setiap orang berhak berjaya. Setiap orang  berhak berpangkat, setiap orang berhak memiliki jabatan, setiap orang berhak senang dan setiap orang berhak bahagia. Makanya, janganlah kita cemburu-cemburu dengan apa yang mereka dapatkan. Tetapi, dalam agama ini, boleh cemburu  ada dua hal. Dalam dua hal ini, boleh kita cemburu. Apa yang dua hal itu, ibu dan  bapak sekalian. Kata Nabi Muhammad SAW , cemburulah kalian kalau melihat  ada orang yang diberikan banyak harta , lalu hartanya itu dibelanjakannya di jalan Allah SWT. Melihat orang seperti itu, maka cemburulah. Yang kedua kata Nabi Muhammad SAW, cemburulah kalian melihat seorang yang dalam dirinya memiliki sifat hikmah. Dimana, hikmah ini di atas ilmu.," ujar ustadz Edi Azhar.

Dijelaskan ustadz Edi Azhar, kata Nabi Muhammad SWT jangan cemburu kecuali menyangkut dua hal. Pertama cemburu menengok orang punya duit, karena duitnya dibelanjakan di jalan Allah SWT. "Tapi, ada orang yang punya duit, tapi tidak dibelanjakan di jalan Allah SWT. Harta banyak, mobil mewah, satu tiang masjid pun tapi pernah dibangun. Rumah harganya miliaran , tetapi jangankan bangun masjid, pondasi masjid pun tak ada dibangun .

Rumahnya miliaran. Rumah kos dimana-dimana. Tapi, satu petak rumahnya pun tak tertunggu oleh seorang gharim, seorang guru mengaji. Seluruh rumah petak itu hanya urusan cuan, atau uang masuk saja. Jangan pernah kita cemburu melihat orang seperti itu. Hartanya banyak, hartanya melimpah, tapi bukan untuk  membantu agama Allah SWT. Saya  naik di lantai hotel bersama salah satu orang kaya.

Apa katanya. Coba pak ustadz lihat ke arah belakang, ada apa pak haji. Dikatakannya, bahwa itu di sudut sana sampai ke sudut sana, semua itu lokasi sawit kita punya. Lalu saya tanyakan kepada pak haji itu seluas itu lahan sawit pak haji, berapa rencana banyak hektar sawit  yang akan menolong pak haji di hadapan Allah SWT, hilang jawaban dari pak haji itu. Kemudian saya bertemu dengan salah satu calon walikota tak disebutkan dalam urusan apa.

Apa katanya , pak ustadz ini uang masuknya hari ini, Ditengoknya, tapi saya tak menengok . Hari ini saja, transaksi saya Rp1,4 miliar. Makin disebutkan, makin tak bersemangat saya . Ini pagi tadi pak ustadz jam 10.00 wib ada lagi uang masuk Rp200 juta. Tadi ada lagi masuk uang  Rp50 juta.Jadi, pak ustad  jangan ragu sama saya. Kata hati saya, semenjak kapan pula saya minta duit orang ,semenjak kapan saya mengajukan proposal.  

Saya sedari dulu memegang prinsip hidup jangan pernah meminta-minta pertolongan orang.  Karena semakin banyak kita meminta pertolongan dari orang , maka semakin tertahan lidah untuk berbicara. Lalu saya tanya, berapa masjid yang sudah dibangun. Dimana, Rp1,4 miliar perhari, rupanya tak ada satupun untuk membantu agama Allah SWT. Kayanya itu hanya sebatas uang masuk, uang masuk. Kadang ada uang masuk ini, yang halal bisa haram dan yang haram bisa halal.

Bahkan , banyak bapak dan ibu sekalian walaupun ada orang yang rumahnya mewah mobilnya bagus, rumah seperti istana , megah harta bendanya dikawal dan ia juga dikawal kemana pergi. Tapi, rupanya sebegitu banyak hartanya satu tiang masjid pun tak pernah dibangunnya hingga usia 85 tahun. Jadi, jangan bapak dan ibu kagum salut melihat orang seperti ini, karena tak membantu agama Allah SWT.Tetapi, jika kita menengok orang, masyallah,masyallah, masyalllah.

Saya berjalan ke rumah  mbak Titik Mariana. Mariana ini tinggal di Jalan Garuda, sama adiknya dan orang tuanya mulai membangun Masjid Rahmatulah di Jalan Garuda. Kemudian ia juga membangun Masjid Rahmatullah dua yang  berada di Jalan Bandeng.

"Orang macam inilah kita mesti cemburu. Karena, harta dan kekayaannya membantu agama Allah SWT. Kalau dilihat rumahnya biasa-biasa saja. Tetapi, dia iklas mau membangun masjid untuk mencari amal yang terus mengalir. Jadi, apa yang dilakukannya, mesti bisa kita ikuti. Karena, semua amal kebaikan yang dikerjakan, akan dibalas oleh Allah SWT di akherat kelak," tutur ustadz Edi Azhar.***