Lapas Kelas IIA Pekanbaru Raih Prestasi, Produksi Telur Ayam 300 Butir per Hari

Jumat, 10 Oktober 2025 - 09:51:53 WIB

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, Jum'at (10/10/2025)

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Melalui kegiatan pembinaan kemandirian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Lapas ini berhasil memproduksi telur ayam sebanyak 300 butir per hari dari peternakan ayam petelur internal.

Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada swasembada pangan lokal, tetapi juga membekali WBP dengan keterampilan praktis untuk reintegrasi sosial pasca-bebas.

Kepala Lapas Pekanbaru, Yuniarto, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian integral dari Asta Cita Presiden Republik Indonesia dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

"Pembinaan kemandirian di Lapas Pekanbaru difokuskan pada agrobisnis, termasuk peternakan ayam petelur, untuk menciptakan nilai tambah bagi WBP. Hari ini, panen harian mencapai 300 butir telur, naik signifikan dari 210 butir pada Januari lalu, berkat optimalisasi pakan dan perawatan oleh WBP sendiri," ungkap Yuniarto dalam keterangan resminya, Jum'at (10/10).

Kegiatan ini melibatkan puluhan WBP yang dilatih secara bertahap, mulai dari pemeliharaan ayam, pengumpulan telur, hingga pengemasan. Hasil produksi tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi internal lapas, tetapi juga didistribusikan ke pasar tradisional di Pekanbaru melalui kerjasama dengan pihak ketiga.

"Kami bekerja sama dengan mitra eksternal untuk memasarkan telur ini, memastikan harga kompetitif dan aksesibilitas bagi masyarakat. Ini juga menjadi motivasi bagi WBP untuk belajar manajemen usaha," tambah Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Pekanbaru, Jefriandy Gultom.

Prestasi ini sejalan dengan upaya serupa di Lapas lain, seperti penaburan bibit ikan patin pada Februari lalu yang turut melibatkan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Riau, Maizar.

Program peternakan ayam petelur ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesejahteraan WBP, dimana sebagian hasil panen dinikmati langsung oleh mereka, sementara sisanya mendukung ketahanan pangan masyarakat sekitar.

Pada kesempatan ini, Yuniarto menekankan bahwa inisiatif ini bukan sekadar produksi, melainkan transformasi perilaku WBP menuju kemandirian ekonomi.

"Dengan lahan terbatas, kami adopsi teknologi sederhana seperti kandang modern untuk efisiensi. Harapannya, WBP dapat menerapkan ilmu ini di luar Lapas, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan," tuturnya.

Lapas Pekanbaru berencana memperluas program ini dengan diversifikasi, seperti integrasi dengan budidaya hidroponik nanas madu dan sayur pakcoy yang telah panen perdana pada Juni lalu.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi Lapas di wilayah Riau, membuktikan bahwa pembinaan Pemasyarakatan dapat selaras dengan agenda nasional tentang ketahanan pangan. ***