Kajian Tassawuf Warnai Program Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Lapas Kelas IIA Pekanbaru
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru turut mengembangkan program strategis bertajuk Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di seluruh Lapas dan Rutan yang tersebar di kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Ria
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru turut mengembangkan program strategis bertajuk Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di seluruh Lapas dan Rutan yang tersebar di kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Riau, Jumat (24/10/2025).
Program ini bertujuan untuk memperkuat pembinaan kepribadian warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui pendidikan karakter yang berpijak pada nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal masyarakat Riau. Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk pribadi warga binaan yang religius, beretika, dan berakhlak mulia, serta siap beradaptasi kembali di tengah masyarakat setelah menjalani masa pembinaan.
Salah satu bentuk implementasi dari program ini adalah kegiatan Kajian Ilmu Tassawuf yang disampaikan oleh Buya Makmur kepada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Kelas II A Pekanbaru. Kajian ini menjadi bagian dari upaya internalisasi nilai-nilai spiritual dan moral yang bersumber dari tradisi Islam dan budaya Melayu Riau, yang menekankan pentingnya pembersihan hati, keikhlasan, serta kesadaran diri dalam memperbaiki akhlak dan perilaku.
Dalam kesempatan tersebut, Buya Makmur menyampaikan bahwa pendidikan karakter harus dimulai dari pembinaan jiwa dan hati nurani. “Tassawuf bukan hanya ilmu, tetapi jalan untuk mengenal diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Jika hati bersih, perilaku pun akan baik,” ujarnya di hadapan para warga binaan.
Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Yuniarto, menyambut positif kegiatan ini sebagai bagian dari upaya pembinaan menyeluruh bagi WBP. Menurutnya, pendekatan berbasis kearifan lokal menjadi strategi efektif karena lebih mudah diterima oleh peserta didik yang memiliki latar belakang sosial budaya yang sama.
Melalui program ini, diharapkan Lembaga Pemasyarakatan di seluruh kabupaten/kota di Riau khususnya Lapas Pekanbaru dapat menjadi pusat pembinaan karakter yang humanis, berakar pada nilai-nilai lokal, dan berorientasi pada reintegrasi sosial. Program ini juga diharapkan menjadi contoh penerapan pendidikan karakter berbasis budaya daerah di lingkungan Pemasyarakatan Indonesia.***