Cancel Fiktif GoSend di Pekanbaru Berakhir Haru: Pelajar SMA Minta Maaf Setelah Mediasi Panas di Kantor Gojek
Mediasi yang difasilitasi oleh Satgas Gojek di kantor Gojek Indonesia, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Sabtu (25/10/2025)
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Drama panjang perselisihan antara driver Gojek bernama Indra dan seorang pelanggan remaja putri berinisial A (16), terkait pembatalan sepihak order layanan GoSend, akhirnya menemui titik terang. Kisruh yang bermula dari orderan fiktif (Nomor ID Transaksi SH-1009557017) ini secara resmi berakhir damai melalui mediasi yang difasilitasi oleh Satgas Gojek di kantor Gojek Indonesia, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Sabtu (25/10/2025)
Konflik ini berawal ketika driver Indra menerima orderan GoSend dari pelanggan A dengan titik pengambilan barang di salah satu mal di Living World. Indra yang telah menalangi pembayaran untuk pesanan tersebut terkejut mendapati orderannya dibatalkan secara sepihak oleh pelanggan. Yang memperparah situasi, komunikasi melalui fitur chat Gojek dan WhatsApp yang sebelumnya berjalan baik, mendadak terputus karena nomor Indra diblokir oleh pelanggan A.
Merasa dirugikan, Indra berupaya kembali menghubungi A menggunakan nomor WhatsApp lain. Setelah komunikasi terjalin, Indra mengirimkan foto profil pelanggan yang diketahui merupakan siswi sekolah Dharma Loka, disertai pesan bernada teguran, “Mbak, lain kali yang sopan ya, orderannya lagi dicarikan main cancel.”Driver Indra menegaskan bahwa tuntutannya bukan pada ganti rugi uang yang telah ia keluarkan, melainkan permintaan maaf dan pertanggungjawaban atas etika bertransaksi.
Kesalahpahaman Melibatkan Driver Kedua
Drama berlanjut ketika pelanggan A beberapa kali menghubungi Indra untuk mengajaknya bertemu dengan seseorang yang diakuinya sebagai abang. Belakangan diketahui, "abang" tersebut ternyata juga merupakan driver Gojek lain bernama Lomo Budi Yusuf, yang bermaksud menggantikan dana yang sudah ditalangi Indra.
Namun, Indra menolak. "Sudah, saya lagi narik orderan lain, jangan ganggu. Kalau mau malam saja diselesaikan masalah. Dan saya tak sudi memberikan nomor rekening saya," tegas Indra.
Ketegangan mencapai puncaknya saat pelanggan A melaporkan masalah ini ke kantor pusat Gojek dan Satgas Gojek Pekanbaru. Sayangnya, terjadi kesalahan pelaporan yang justru merugikan waktu driver Lomo Budi Yusuf, yang padahal seharusnya permasalahan ditujukan kepada Indra.
Pada Jumat malam pukul 20.46 WIB, driver Indra menerima panggilan telepon via WhatsApp dari Satgas Gojek Pekanbaru untuk menjelaskan duduk perkara yang melibatkan dua driver ini. Setelah dijelaskan, disepakatilah pertemuan damai pada keesokan harinya di kantor Gojek.Sabtu pagi, pukul 08.14 WIB, pelanggan A kembali menghubungi Indra, Satgas Gojek, dan driver Lomo untuk berdamai pada pukul 10.30 WIB. Namun, kedatangan pelanggan A molor hingga pukul 12.14 WIB, dan ia datang didampingi seseorang yang diakui sebagai pamannya.Penundaan ini sempat membuat suasana memanas. Driver Indra sempat meluapkan kemarahannya dan meminta paman pelanggan yang dianggap tidak memiliki kepentingan langsung dalam transaksi, untuk meninggalkan ruang diskusi.
Suasana haru menyelimuti ruang mediasi ketika pelajar tersebut menangis dan meminta maaf kepada driver Indra dan Lomo, memohon agar masalah ini tidak diperpanjang. Perdamaian tercapai.Meski demikian, situasi kembali tegang sesaat setelah paman pelanggan diizinkan masuk untuk memastikan perdamaian, namun malah mendokumentasikan proses tersebut tanpa seizin pihak driver maupun pihak Gojek.
Usai kejadian, driver Indra menyebutkan bahwa ia sengaja menaikkan kasus awal ini ke media agar menjadi pembelajaran berharga, khususnya bagi pelanggan yang masih berusia 16 tahun, agar lebih bijak dalam melakukan transaksi pemesanan online."Ini hanya edukasi agar kejadian ini tidak terulang lagi. Harapannya, semua pihak bisa lebih bertanggung jawab dan menghargai profesi orang lain," tutup Indra, menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi momentum perbaikan etika dalam ekosistem transportasi dan logistik online. (Rk)