Kisah Amir bin Al-Akwa: Pejuang Tangguh dan Penyair Ulung di Perang Khaibar

Senin, 27 Oktober 2025 - 06:41:27 WIB

Ilustrasi sahabat nabi

JAKARTA --(KIBLATRIAU.COM)--Kisah Amir bin Al-Akwa' merupakan salah satu cerita inspiratif dari masa perjuangan Rasulullah SAW yang sarat dengan keteladanan, keberanian, dan keikhlasan dalam berjihad di jalan Allah. Sebagai sosok penyair ulung dan pejuang tangguh, Amir bin Al-Akwa' menunjukkan bahwa keberanian sejati lahir dari hati yang tulus karena Allah semata.

Melalui kisahnya yang terjadi saat Perang Khaibar, kita dapat memetik pelajaran mendalam tentang pengorbanan, semangat juang, dan keteguhan iman seorang sahabat Nabi.


Dikisahkan dalam buku Zadul Ma'ad: Panduan Lengkap Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Amir bin Al-Akwa' dikenal sebagai seorang penyair ulung sekaligus prajurit pemberani yang selalu berada di barisan depan ketika berperang.

Perjalanan kisahnya bermula ketika Amir turut serta bersama Rasulullah SAW dalam ekspedisi ke Khaibar. Malam itu, para sahabat meminta Amir untuk melantunkan bait-bait syair guna menghibur dan membangkitkan semangat pasukan.

Amir pun menampilkan syair yang indah dan penuh makna tentang ketulusan beribadah, permohonan ampunan, serta doa untuk keteguhan hati di medan jihad.

Maka ia tampil ke tengah-tengah kaum seraya mengucap:

"Ya Allah, jika bukan karena Engkau
Kami tidak akan mendapat hidayah
Tidak pula salat dan bershadaqah
Maka, ampunilah kami sebagai tebusan pada-Mu
Selama kami patuh
Teguhkanlah pendirian kami kala berjumpa musuh
Turunkan kepada kami ketenangan dan sakinah
Sesungguhnya kami datang kala seruan menyuruh
Dengan lantang kepada kami musuh berseru
Kami cegah kalau mereka inginkan fitnah."

Rasulullah SAW mendengar lantunan itu dan mendoakan Amir dengan kalimat, "Semoga Allah merahmatinya."

Doa Rasulullah SAW tersebut menjadi pertanda kebaikan bagi Amir, karena beliau hanya mendoakan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Para sahabat pun merasa kagum atas pujian Rasulullah kepada Amir.

Setibanya di Khaibar, kaum Muslimin mengepung benteng musuh dan mengalami masa sulit karena kelaparan. Namun, dengan izin Allah, benteng Khaibar akhirnya berhasil ditaklukkan oleh pasukan Islam.

Pada suatu sore, para sahabat menyalakan api untuk memasak daging keledai jinak. Rasulullah SAW menegur mereka dan memerintahkan agar daging tersebut dibuang, karena memakan daging keledai jinak tidak diperbolehkan.

Ketika pasukan Muslim telah siap berbaris, keluarlah Marhab yang merupakan seorang ksatria tangguh dari pihak musuh yang menantang duel dengan penuh kesombongan. Ia melantunkan syair keangkuhan yang menunjukkan keberaniannya di medan perang.

"Khaibar tahu, akulah Marhab
Pemilik senjata tangguh
Pahlawan yang berpengalaman
Saat berkecamuknya peperangan."

Tampillah Amir bin Al-Akwa' membalas dengan untaian bait berikut:
"Khaibar tahu, aku adalah Amir
Pemilik senjata tangguh, palawan berpetualang."

Amir bin Al-Akwa' pun maju untuk menghadapi tantangan itu dengan keberanian luar biasa. Ia membalas syair Marhab dengan kalimat tegas bahwa dirinya juga seorang pejuang tangguh yang siap bertarung di jalan Allah.

Pertarungan sengit pun terjadi antara keduanya, hingga akhirnya Amir gugur karena pedangnya sendiri mengenai lututnya. Mendengar hal itu, Rasulullah SAW menegaskan bahwa Amir bukan mati sia-sia, melainkan memperoleh dua pahala karena telah berjuang dengan sepenuh hati.(Net/Hen)