PSPS Pekanbaru Dikalahkan Garudayaksa FC 0-1 Sanuar Aris Andrian Kecewa Berat
Sanuar Aris Andrian saat menonton PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharuddin Nasution Senin (24/11/2025)
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)- Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai pada Senin (24/11/2025) sore menjadi saksi bisu atas kekecewaan yang menyelimuti ribuan pendukung PSPS Pekanbaru. Di antara mereka, Sanuar Aris Andrian yang juga , Bendahara Umum KONI Kota Pekanbaru sekaligus salah satu fans paling setia Askar Bertuah menjadi figur yang paling merasakan pil pahit tersebut dan kecewa berat serta ia kecewa berat.
Ekspresi kecewanya terekam jelas, bukan hanya karena tim kesayangannya kalah, tetapi karena cara kekalahan itu terjadi terasa terlalu menyesakkan dada.
Sejak menit awal, PSPS Pekanbaru tampil menekan. Sorak sorai suporter menggema, berharap tim biru langit itu mampu mengamankan tiga poin penting. Harapan makin membumbung ketika pemain Garudayaksa FC diganjar dua kartu merah oleh wasit, memaksa mereka bermain dengan sembilan pemain saja. Bagi para suporter, situasi itu seperti karpet merah menuju kemenanga peluang besar yang seharusnya tak disia-siakan oleh tim PSPS Pekanbaru.
Namun nasib berkata lain. Meski unggul jumlah pemain, PSPS justru tak mampu mengonversi dominasi menjadi gol. Serangan yang dibangun berulang kali terhenti, kerja sama antar lini terlihat ragu, dan tekanan mental mulai terasa. Hingga akhirnya datang momen yang membuat dada ribuan penonton serasa diremas, wasit menunjuk titik putih. Sebuah harapan besar dimandatkan kepada Alek Jefferson, yang maju sebagai eksekutor pinalti.
Alek mengambil ancang-ancang, mengayun kaki, dan… bola meleset dari target. Sorakan berubah menjadi desahan kecewa. Beberapa suporter menutup wajah, sebagian lainnya hanya terdiam tak percaya. Momen itu seolah menjadi pukulan telak yang membuat semangat tim runtuh sesaat.
Dan benar saja, alih-alih bangkit, PSPS Pekanbaru justru kecolongan satu gol dari Garudayaksa FC. Gol tunggal itu menjadi mimpi buruk yang sulit diterima. Skor 1–0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan, meninggalkan luka kolektif di hati warga Pekanbaru yang selama ini tak pernah berhenti mendukung.
“Kekalahan ini benar-benar membekas,” ujar Sanuar Aris Andrian kepada wartawan, Selasa (25/11/2025).
“Dengan unggul pemain, pinalti, dan dukungan ribuan masyarakat, seharusnya kita bisa menang. Tapi sepak bola memang keras. Kita harus belajar dan bangkit.” ujarnya.
Meski pahit, kekalahan ini bukan akhir. Para pendukung veteran hingga anak-anak muda di tribun tetap percaya bahwa PSPS Pekanbaru masih memiliki bara semangat yang bisa menyala kapan saja. Askar Bertuah dikenal sebagai tim yang tak pernah menyerah, dan justru sering bangkit lebih kuat setelah terpuruk.

“Untuk seluruh pemain PSPS angkat kepala kalian. Kekalahan ini bukan penanda kelemahan, melainkan tanda bahwa kalian masih punya ruang untuk menjadi lebih hebat. Kota ini percaya pada kalian. Ribuan suara akan kembali memenuhi stadion, bukan karena kalian sempurna, melainkan karena kalian berjuang.
Dijelaskan Sanuar sebagai insan olahraga di Kota Pekanbaru, menyampaikan rasa kecewa dan keprihatinan mendalam atas kekalahan yang dialami PSPS Pekanbaru pada sore hari ini melawan Garudayaksa FC. Kekalahan tersebut terasa semakin berat mengingat tim tamu harus bermain dengan sembilan pemain sejak pertengahan babak kedua akibat kartu merah yang diberikan wasit.
Situasi yang seharusnya menjadi momentum bagi PSPS untuk mengambil alih kendali pertandingan justru tidak mampu dimaksimalkan. Hal ini menjadi catatan penting bahwa kualitas permainan, konsistensi, serta mentalitas bertanding harus terus ditingkatkan demi menjaga kehormatan dan marwah sepak bola Pekanbaru.
"Sebagai bagian dari keluarga besar olahraga, saya tetap memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada para pemain yang telah berjuang di lapangan. Namun, hasil ini, harus menjadi cermin dan bahan evaluasi serius agar PSPS dapat bangkit, memperbaiki diri, dan kembali memberikan kebanggaan bagi masyarakat Kota Pekanbaru.
Harapan kita semua hanya satu: PSPS harus kembali berdiri tegak, lebih kuat, lebih matang. Dan lebih siap menghadapi pertandingan berikutnya. Kebangkitan itu penting, dan Pekanbaru menantikan momen itu, " ujar Sanuar. (Kim)