Pasutri Ditemukan Tewas Gantung Diri
Ilustrasi Bunuh Diri.
MALANG--(KIBLATRIAU.COM)--Pasangan suami istri (Pasutri) di Kabupaten Malang, Jawa Timur mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis. Keduanya bunuh diri diduga secara bersamaan dengan cara gantung diri di dalam rumah tinggalnya. Pasangan Supriadi (52) dan Sri Saptining Dyah Yuliasih (52) merupakan Desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Jasad kedua korban ditemukan sudah menggantung dengan seutas tali oleh para saksi sekitar pukul 10.30 WIB.
Kasubag Humas Polres Malang, AKP Ainun Djuariyah mengatakan, salah satu saksi masuk ke rumah berniat mengantarkan cucu korban yang baru pulang sekolah. Tetapi diketuk-ketuk, korban tidak juga keluar dari rumah. "Saksi bermaksud mengantar cucu korban setelah pulang sekolah dengan mengetuk pintu rumah. Namun tidak ada respon dan selanjutnya saksi masuk rumah sambil memanggil-mangil korban, namun juga tidak mendapat respon," kata Ainun Djuariyah, Selasa (9/4).
"Selanjutnya saksi naik ke atas loteng dan mendapati kedua korban sudah dalam keadaan tergantung," tegas Ainun. Saksi mendapati kedua korban dalam kondisi menggantung di lantai atas rumah tersebut. Keduanya, masing-masing dengan kondisi berpakaian lengkap. Jasad korban Supriadi lengkap memakai jaket hitam, celana training hitam, kaos abu-abu dan celana dalam hijau. Di dalam sakunya juga ditemukan handphone lawas merk Nexcom.
Sementara korban perempuan juga mengenakan jaket hitam, kaos pink, BH warna cokelat dan celana dalam putih. Hasil identifikasi, ditemukan tali plastik warna biru yang digunakan gantung diri, dan kursi plastik sebagai sarana. Juga ditemukan dua pasang sandal jepit masing-masing warna putih bergaris oranye dipakai korban perempuan, sementara sendal cokelat milik suaminya.
Saksi segera memberi tahu keluarga, tetangga dan perangkat desa setempat, sebelum selanjutnya dilaporkan ke Polsek Tumpang. Hasil pemeriksaan sementara terhadap tubuh kedua korban di TKP tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Hingga saat polisi masih mendalami latar belakang keduanya mengakhiri hidup dengan cara yang tragis. Polisi telah meminta keterangan dari sejumlah kerabat dan tetangga terdekat.
Kapolsek Tumpang AKP Bambang Sodiq menyampaikan kepada wartawan, sebelumnya korban juga pernah mencoba mengakhiri hidup dengan meminum obat melebihi dosis. Sekitar dua minggu lalu, Supriadi minum obat sakit kepala lebih dari 10 butir, namun nyawanya selamat. "Seminggu kemudian korban Supriadi juga minum racun tikus dan masih selamat. Ini ketiga kalinya korban mencoba bunuh diri," ungkapnya. Kata Bambang, tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan yang dapat mengarah pada sebab lain. Pihak keluarga juga keberatan untuk dilakukan autopsi. "Keterangan tim medis korban murni gantung diri," tegasnya.
Sementara itu, gantung diri juga terjadi di hari yang sama di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Korban atas nama Endang Rahayu (50). Jasad korban diketahui oleh keponakannya sendiri sekitar pukul 08.30 WIB. Saksi berniat menengok korban, karena korban memiliki kebiasaan sebelum berangkat kerja selalu datang mengambil bekal makanan. Karena sudah siang belum berangkat kerja, korban berniat menjenguknya. Tetapi saat masuk rumah melihat korban sudah dalam keadaan tergantung di dapur."Saksi sepontan berteriak minta tolong," tutur Kanit Reskrim Polsek Pakisaji Ipda S Budi Santoso. Akibat teriakan itu, warga sekitar berdatangan, sebelum kemudian melaporkan ke Polsek Pakisaji. Korban diduga gantung diri karena depresi. "Diduga karena depresi. Korban selama ini, hidup sendiri. Kemungkinan depresi, karena banyak tanggungan utang," katanya. Dari hasil olah TKP dan evakuasi tubuh korban tidak ditemukan bekas tanda kekerasan.(Net/Hen)