4 Tokoh Calon Kuat Walikota Surabaya
Ilustrasi Pilkada.
SURABAYA--(KIBLATRIAU.COM)-- Meski masih setahun lagi Pilwali Surabaya digelar, atau tepatnya di bulan September 2020 sesuai ketetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sejumlah nama calon kandidat pengganti Wali Kota Tri Rismaharini satu-persatu mulai bermunculan. Dan untuk memberi gambaran bagi warga Kota Surabaya untuk menentukan siapa calon pemimpinnya, Komunitas Milenial Peduli Indonesia (Kompi) mengusulkan lima kreteria calon yang layak menggantikan wali kota syarat prestasi, Tri Rismaharini. Apa saja kriteria itu? Yang pertama memiliki wawasan luas, memiliki etos kerja yang dapat dilihat, bisa menciptakan budaya kerja yang ekselen, mampu menciptakan kesejahteraan bagi warga, serta berkomitmen melawan korupsi dan intoleransi. Menurut Wakil Ketua Kompi, Dedy Mahendra setidaknya ada empat kandidat yang sementara ini masuk radar dan memenuhi kriteria calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan Risma.
Siapa saja mereka? Dedy menyebut, yang pertama adalah nama Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), KH Zahrul Azhar As'ad alias Gus Hans. Nama kiai muda yang juga orang dekat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ini dinilai paling ramai dibicarakan sebagai salah satu kandidat terkuat.Apalagi, baru-baru ini, saat open house di kediaman gubernur di kawasan Jemursari, Surabaya, Khofifah menyapa Gus Hans sebagai Pak Wali Kota. Sapaan inipun dispekulasikan sebagai bentuk dukungan.
Panggilan yang sama juga disematkan ulama PKB sekaigus Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri kepada Gus Hans, yang sowan ke Ponpesnya, Bumi Sholawat di Sidoarjo, Rabu (12/6) malam lalu.
"Gus Hans ini figur politikus muda yang sangat potensial, karena dia cerdas, ahli agama, dan punya relasi luas. Secara pribadi saya pikir dia bisa saja memenangkan Pilwali 2020 mendatang, asal punya tandem yang tepat," kata Dedy di Surabaya, Jumat (14/6). Kemudian nama kedua yang juga diprediksi sebagai kandidat kuat adalah Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. "Whisnu ini menurut kami paling kuat. Dia juga Ketua DPC PDIP Surabaya. Hampir pasti mesin politiknya yang paling kuat. Tapi semua kembali ke DPP PDIP saya kira," nilai Dedy.
Kemudian yang ketiga adalah poitikus muda PSI, Dhimas Anugrah yang namanya melesat seiring naiknya pamor PSI di Surabaya. "Partainya walau masih baru, bisa menyabet empat kursi di DPRD Surabaya. Ini indikasi kuat bahwa Dhimas dan PSI-nya akan menjadi kuda hitam di Pilwali 2020," "Dia (Dhimas) politikus muda brilian ya, kuliahnya di Oxford Inggris dan didukung arus bawah hingga para pengusaha," sambungnya.
Dan yang terakhir adalah sosok 'anak emas' Risma, yaitu Ery Cahyadi (Kepala Bappeko Surabaya). "Saya pikir Bu Risma memberi signal mendukung Ery Cahyadi ya," ungkapnya.Dalam beberapa kesempatan, masih kata Dedy, Ery kerap tampil bersama Risma di setiap acara-acara penting. "Itu bisa jadi pertanda bahwa Bu Risma ingin Ery jadi penerusnya. Ya, tapi ini hanya penafsiran pribadi saya saja," dalihnya. Selebihnya, Dedy mengaku melihat bahwa keempat nama tersebut memenuhi kelima syarat yang diajukan Kompi dan punya potensi dalam mengembangkan Surabaya menjadi kota modern.(Net/Hen)