Dokter Forensik Temukan Kandungan Amphetamine di Urine Editor Metro TV
pihak kepolisian saat rilis kasus pembunuhan editor Metro Tv
JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Editor Metro Tv Yodi Prabowo (26) ditemukan tewas di samping tembok Tol JORR, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Korban ditemukan tidak bernyawa oleh warga sekitar pada Jumat (10/7/2020) sekitar pukul 11.45 Wib. Yodi diduga kuat tewas karena bunuh diri dengan menggunakan pisau yang ditusukkan ke dada sebanyak empat kali dan pada bagian leher. Hal ini diketahui setelah dilakukan autopsi kepada jenazah korban.Dokter Ahli Forensik RS Polri Arif Wahyono mengatakan, setelah melakukan autopsi pihaknya juga melakukan screening narkoba dalam urine milik korban. ''Selanjutnya screening narkoba, di dalam urine kami temukan kandungan amphetamin positif. Perkiraan dua sampai tiga hari sebelum pemeriksaan," kata Arif di Polda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).Lalu, terkait penyebab tewasnya Yodi sendiri diduga karena terkena senjata tajam pada bagian leher korban. Karena, pihaknya memang tidak menemukan luka lain pada tubuh korban.
"Di leher kami temukan kekerasan yang memotong tenggorokkan, tapi tidak memotong pembuluh darah. Selain itu tidak ada. Kesimpulan sebab mati korban kekerasan senjata tajam di leher," jelasnya.Selain luka di leher, korban juga mengalami luka tusukan pada bagian dada sebanyak 4 kali. Untuk luka tusuk itu sendiri, memiliki ke dalaman yang berbeda-beda. Mulai dari 2 centimeter hingga 12 centimeter."Dari kami bisa saya sampaikan bahwa hasil periksa kami. Jenazah terima, jenazah mulai busuk lanjut. Kami lakukan riksa ulang, kami temukan dalam riksa bahwa adanya ketemu lebam mayat di bagian tubuhnya, kami tidak temukan tanda-tanda kekerasan lain selain luka tusuk di dada sebanyak 4 kali," ungkapnya."Gambaran bermacam-macam, ada yang kedalaman luka hanya sampai jaringan, lebih dalam lagi, lebih dalam lagi. Sampai menembus memotong bagian bawah paru-paru," tutupnya.Sebelumnya, Polisi menyimpulkan Editor Metro TV Yodi Prabowo bunuh diri. Kesimpulan itu didapat setelah polisi melakukan rangkaian penyelidikan dan penyidikan selama dua minggu. Namun, polisi tetap membuka diri kalau memang ada informasi dan sebagainya.
"Kesimpulan dari beberapa faktor dan penjelasan, olah TKP, saksi dan lain-lain, penyidik berkesimpulan diduga kuat bunuh diri. Kami tetap membuka diri, fakta yang kami himpun dari olah TKP dari keterangan ahli, kami berkesimpulan diduga kuat bunuh diri," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Sabtu (25/7/20).Polisi juga menyebut berdasarkan hasil autopsi, korban positif amphetamin. Diduga kuat, amphetamin untuk menimbulkan keberanian dalam menjalankan aksinya."Bisa jadi korban tak ingin dicurigai bunuh diri," katanya.
Diketahui, polisi menyebutkan hasil penyelidikan dan penyidikan, editor Metro TV Yodi Prabowo ternyata yang membeli pisau di Ace Hardware, tak jauh dari lokasi penemuan mayat. Diketahui, pisau itulah yang ditemukan di lokasi kejadian tempat jenazah Yodi ditemukan. Dari pisau itu hanya ada jejak darah dan sidik jari Yodi."Jadi pisau itu punya merek khas yang hanya dijual di Ace Hardware. Kita cek ke sana," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Sabtu (25/7). Berdasarkan penyelidikan, pisau merek tersebut hanya laku satu buah saja. Ternyata, dari CCTV, hanya korban sendiri yang membeli."Saat membeli orang tersebut tertangkap CCTV, pisau dibeli sendiri. Dari baju yang dikenakan sama dengan yang ditemukan di lokasi penemuan, bon, struk hingga tempat parkir bagaimana dia dan keluar," katanya. Yodi, kata Ade, hanya delapan menit di Ace Hardware. Delapan menit itu, mulai masuk kemudian ambil pisau, membeli membayar ke kasir dan ke luar.''Artinya emang mencari pisau," katanya.(Net/Hen)
Tulis Komentar