Penguburan Sudah Dilakukan

51 Ekor Paus Pilot Mati di Perairan Madura

Ilustrasi ikan paus

JATIM--(KIBLATRIAU.COM)-- Dari 52 (sebelumnya disebut 45) ekor paus jenis pilot yang terdampar di Perairan Pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, 51 ekor dinyatakan mati. Sedangkan sisanya 1 ekor paus berhasil kembali ke laut lepas. Informasi yang dihimpun, sejak awal ditemukan, 49 ekor di antaranya sudah dalam keadaan mati terdampar. Sedangkan 3 ekor paus sudah diupayakan kembali ke laut lepas, namun demikian pada Sabtu (20/2/2021) ini dua ekor paus kembali ditemukan mati meski telah dicoba hingga 4 kali pengembalian.

Sehingga, tersisa hanya 1 ekor yang berhasil kembali ke laut lepas. Sementara itu, proses penguburan 49 ikan paus yang telah mati tersebut dimulai sejak Sabtu pagi dengan menggunakan dua eskavator yang dikirim oleh Pemprov Jatim. Penguburan berada di perairan Pantai Modung dengan jarak 70 meter dari bibir pantai. Sedangkan kedalaman untuk penguburannya minimal 5 meter. Informasi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jatim, diketahui terdapat dua titik penguburan. Titik pertama untuk 25 ekor paus yang telah mati, sedangkan di titik kedua untuk 21 ekor paus. Satu ikan Paus mati yang dikuburkan secara manual karena jaraknya cukup jauh dari titik penguburan, sedangkan 4 ekor sisanya sudah terseret arus ombak saat pasang terjadi.

Ada beberapa pihak yang terlibat dalam proses penguburannya antara lain Pemprov Jatim, Balai Besar KSDA Jatim, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, para relawan dan pegiat lingkungan, tokoh masyarakat, Forum Koordinasi di tingkat Kecamatan Modung, Bangkalan, serta perwakilan akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya sehingga permasalahan bisa segera teratasi. Menurutnya, ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergitas sebagai wujud kepedulian lingkungan.''Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak termasuk para nelayan dan relawan, sehingga masalah paus yang terdampar ini bisa segera kita atasi bersama. Ini adalah wujud rasa cinta dan peduli kepada lingkungan dan makhluk hidup di sekitar kita,'' ungkapnya, Sabtu (20/2).

Khofifah menyampaikan, bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut untuk mengetahui penyebab terjadinya ikan Paus terdampar di daerah Modung-Bangkalan tersebut. Selain itu, pihaknya juga akan terus mengupdate terkait penelitian sampel dari ikan Paus mati yang dilakukan oleh FKH Unair Surabaya.''Kami akan terus mengupdate Untuk sampel ikan Paus mati yang dilakukan oleh FKH Unair. Hasil penelitian ini penting sebagai rekomendasi, agar kita bisa melakukan pencegahan sehingga tidak sampai terjadi kejadian yang sama,'' pungkasnya.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar