Tradisi yang Mesti Dilestarikan

Ribuan Masyarakat Lubuk Jambi Tumpah Ruah Saksikan Festival Perahu Baganduang

Plt Bupati Kuansing Suhardiman Amby saat turun dari perahu Baganduang , Sabtu (7/5/2022)

 

Laporan: Hendri  Zainuddin

Lubuk Jambi

         RIBUAN masyarakat Kenagarian Gajah Tunggal, Kecamatan Kuantan Mudik, Lubuk Jambi, Kabupaten Kuansing tumpah ruah dan membludak menyaksikan acara pesona festival perahu Baganduang. Dimana acara itu dilaksanakan di Topian Muko Lobuah Desa Banjar Padang, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing, Sabtu (7/5/2022).

Pantauan media online Kiblatriau.com di lapangan menyampaikan bahwa tingginya antusias masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik menyaksikan pesona festival Baganduang.

Hal ini, terlihat masyarakat penuh sesak di tepian Sungai Kuantan. Ini menandakan masyarakat Kuantan Mudik menyambut dengan suka cita dan bergembira, karena sudah hampir tiga tahun festival perahu Baganduang ini tidak dilaksanakan akibat covid -19.

Selain itu, tradisi  festival perahu Baganduang merupakan gabungan dari dua hingga tiga buah sampan panjang yang kemudian dihias secantik mungkin. Dimana hiasan dari perahu Baganduang yaitu terdiri dari daun kelapa,  tanduk kerbau, padi yang melambangkan pertanian, buah labu,cermin dan 5 buah payung yang melambangkan lima rukun iman, payung kuning,kain panjang, serta pernak pernik lainnya untuk mempercantik perahu Bagandung.

Selain itu, menjompuik limau adalah menjemput perempuan yang akan dilamar seorang pria dengan membawa air perasan jeruk yang kemudian air itu dimandikan di tepian sungai setelah pulang dari rumah perempuan.

Antusias masyarakat Lubuk Jambi begitu terlihat, sehingga sungai kuantan ramai dan penuh sesak dikunjungi . Seiring dengan acara itu juga terdengar berbagai bunyi dari petasan dan mercon yang saling bersahut-sahutan diatas awan Sungai Kuantan Lubuk Jambi.

Kemeriahan  acara perahu Begandung dibuka dengan menunggu bapak Plt Bupati Kuansing di tepian Sungai Kuantan dengan menjujung nasi sampek yang diisi dengan kue kare- kare,paniaram,onde-onde dan lapek.

Kemudian yang menjujung nasi sampek yaitu anak gadis dan diiringi dengan ibuk kades dari kuantan mudik,baju yang dipakai untuk menjujung nasi sampek yaitu baju yang diukir. Selanjutnya, rombongan Plt Bupati diarak menuju ke pendopo. Dimana di pendopo sudah menunggu para undangan dan datuk penghulu.

Sebelum duduk rombongan Plt Bupati yang didampingi Sekda, Forkofimda disambut dengan tarian persembahan serta atraksi silat, sehimgga acara semakin meriah.

Panitia Pelaksana  Defri Dinata Spd mengatakan, bahwa  pihaknya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah bersama-sama dan bekerja keras, sehingga kegiatan festival perahu Baganduang ini berjalan dengan sukses dan lancar. "Ya kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan bekerja keras. Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat pahala dari Allah SWT," ujar Defri.

Dijelaskan Defri, pada kesempatan ini, ia juga menyampaikan dan meminta kepada Plt Bupati Kuansing supaya memberikan bantuan untuk pembangunan pendopp yang saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. "Kami sangat berharap sekali kepada pak Plt Bupati untuk membantu merehab pendopo di tepian sungai kuantan yang menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Kalau bisa tolonglah angaran jangan dipangkas, sehingga bisa digunakan untuk pembangunan pendopo ini. Semoga pak Plt Bupati dapat merealisasikan dan menjadi perhatian untuk membangun pendopo ini," harap Defri.

Camat Kuantan Mudik  Sadarisnah SSTP MSi menjelaskan bahwa ia mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan festival perahu Baganduang ini, sehingga berjalan dengan aman ,sukses dan lancar. Selain itu, Sadarisnah juga menyampaikan terima kasih kepada Plt Bupati Kuansing bersama rombongan yang telah datang dalam pelaksanaan festival perahu Baganduang  yang digelar di Tepian Muko Lobuh,  Kuantan Mudik ini."Alhamdulilah pada festival perahu Baganduang ini masyarakat sangat antusias.

Ini terlihat masyarakat penuh sesak , sehingga membludak dan ramai di tepian sungai kuantan ini. Terlebih lagi, kita ucapkan terima kasih karena pak Plt Bupati hadir langsung ke acara festival perahu Baganduang ini, sehingga acara semakin meriah," ujar Sadarisnah.

Sementara itu, Plt Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) Suhardiman Amby AK MM  dalam sambutannya menjelaskan  bahwa semua persoalan yang disampaikan oleh panpel dan IKKM terkait merehap pendopo yang saat ini sudah memprihatinkan tentu akan ditindaklanjuti dengan cepat oleh pihak terkait.

"Ya semua usulan yang disampaikan akan kita bahas dengan pihak terkai. Begitu juga dengan pihak DPRD tentu kita akan berkordnasi. Mudah-mudahan anggaran untuk merehap pendopo ini  bisa dilaksanakan dengan cepat. Semoga kita harapkan pada tahun depan pendopo ini sudah direhap," harap Suhardiman Amby.

Dikatakan Suhardiman, tradisi perahu Baganduang yang dilaksanakan oleh masyarakat Lubuk Jambi harus dilestarikan sebagai bentuk kearifan lokal, karena mengandung nilai-nilai budaya, etika, moral dan simbol-simbol adat yang sangat penting untuk dijelaskan kepada generasi berikutnya. 

"Tradisi Manjopuik Limau merupakan salah satu produk budaya yang merupakan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, agar tidak hilang begitu saja karena perkembangan zaman. Maka dari itu  sebagai generasi penerus  memperkenalkan kepada publik dan melestarikan budaya yang sudah turun temurun ini.  Diman tradisi ini juga mengingat masyarakat Kuantan Singingi dengan budaya daerah sendiri dan mampu menjelaskan apa saja yang terkandung dan terserat dengan budaya sendiri," ujar Suhardiman.

Dalam kesempatan ini Suhardiman Amby juga berpesan dalam kegiatan ini selain untuk mempererat hubungan siraturahmi, setidaknya ada tiga nilai yang terkandung di dalam penyelenggaraan festival Perahu Baganduang. Yaitu nilai seni dan budaya, nilai agama dan nilai sosial.

Seorang perantau bernama Candra kepada Kiblatriau.com sangat apresiasi atas terselengaranya festival perahu Baganduang ini. Dimana kata pria yang mudah bergaul ini pelaksanaan perahu Bagandung ini sudah hampir tiga tahun tak digelar karena covid-19. "Alhamdulilah kita lihat masyarakat sangat antusias menyaksikan perahu Baganduang ini. Saya juga sebagai perantau mengucapkan terima kasih kepada pihak Pemkab  Kuansing , terutama panpel yang ada di Lubuk Jambi ini. Semoga kedepannya festival perahu Baganduang ini rutin dilaksanakan, sehingga bisa dilestarikan dan menjaadi tradisi yang berkesinambungan, " harap Candra.

Sejarah adanya Perahu Baganduang

Tradisi berlayar dengan perahu Baganduang telah ada semenjak masa kerajaan-kerajaan dahulu. Dimana perahu ini biasanya dipakai oleh raja sebagai sarana transportasi. Perahu Baganduang ini pertama kali ditampilkan sebagai festival pada tahun 1996.

Beratus tahun silam keadaan penduduk Kuantan Mudik khususnya, Riau pada umumnya sangatlah serba kekurangan/ ketinggalan bila di banding dengan negeri-negeri lainnya.

Walaupun demikian, para penghuni Kuantan Mudik terutama Kenegrian Lubuk Jambi para pemuda/ pemudinya orang-orang kreatif, dan mempunyai gagasan yang luas, suka bergotong royong untuk membangunn desa, untuk mensejahterakan penduduk.

Para pemuda/pemudi beserta orang tua-tua bahu membahu untuk mengerjakan sesuatu, contohnya turun ke sawah, untuk mengerjakan sawah yang begitu luasnya, mereka mendirikan perkumpulan kerja yang disebut “batobo”. Tobo ini terdiri darii bujang gadis dan orang tua untuk mengatur pekerjaan di sawah.

Alat pertanian di masa lalu adalah alat yang sangat unik, mesin-mesin seperti sekarang belum ada. Para petani hanya menggunakan binatang ternak kerbau, dan untuk membajak hanya satu-satu saja dengan arti kata tenaga kerbau di gunakan untuk meroncah, menghancurkan rumput menjadi bubur tanah, sehingga para petani dapat bantuan tenaga pengelolaan tanah. Kalau tanah kering, maka muda/mudi tadi membanting tulang bersama-sama batobo mencakul tanah.

Begitulah kerja muda/mudi di kampungnya sepanjang tahun, pekerjaan apapun mereka kerjakan bersama baik menanam, menyiang, dan terakhir menuai. Didalam kelompok tobo inilah masing-masing muda/mudi mulai menjalin masa perkenalan untuk saling mencintai, tapi semua percakapan ini sangat rahasia sekali, antara pemuda dengan pemuda tak tahu sedikitpun, yang pemudinya antara satu sama lain juga tidak ada yang mengetahui, semuanya sama-sama rahasia.

Kalau muda/mudi sekarang saling membeberkan baik sesama teman maupun sama orangtuanya, bertolak belakang dengan muda/mudi yang dulu.

Untuk lebih akrabnya hubungan mereka itu, di waktu batobo siangnya mereka membuat suatu persetujuan yang berikut ini adalah dialognya.

Abang: saya ingin datang kesini untuk membicarakan hubungan kita agar lebih serius lagi. Apakah adik bersedia?

Adik: ambo setuju sekali (saya setuju sekali)

Abang: kok lai satuju, abang datang beko malam ke rumah adik/ mancaliak. (kalau setuju, abang nanti malam datang kerumah adik/mengunjungi.)

Adik: datanglah.

Abang: dimano tompek adiak tiduar? (dimana tempat adik tidur?)

Adik: dokek balobek ujuang. (dekat jendela paling ujung sekali).
 

Perahu Baganduang Masuk Nominasi Anugerah Pesona Indonesia

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kuansing, Dr. H. Indra Suandy, ST, MSi, menjelaskan kegiatan tersebut merupakan atraksi budaya khas masyarakat Kecamatan Kuantan Mudik dan sekitarnya.

Festival Perahu  Baganduang warisan budaya tak benda kebanggaan masyarakat kuansing. Atraksi budaya "perahu beganduang adalah parade perahu hias kebanggaan masyarakat kuantan singingi.

Perahu ini biasa nya digunakan dalam tradisi manjopuik (menjemput) limau bagi calon pengantin pria menuju rumah pengantin wanita. Perahu beganduang terdiri dari tiga perahu atau sampan yang dirangkai jadi satu serta dihiasi dengan simbol-simbol adat dan lambang bhineka tunggal ika.

“Perahu Baganduang adalah parade sampan hias kebanggan, masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi. Perahu hias ini biasa digunakan dalam tradisi Manjopoik (menjemput) Limau bagi calon pengantin pria menuju rumah pengantin wanita,” ujar Indra Suandy.

Perahu Baganduang terdiri dari tiga perahu atau sampan yang digandengkan menjadi satu rangkaian, biasanya untuk menyatukan atau mengikatnya menggunakan rotan atau bambu sebagai pengikatnya.

Selanjutnya untuk memperindah, pada bagian perahu dihiasi dengan simbol-simbol adat setempat, kain berwarna-warni, umbul-umbul, tonggol adat budaya kuantan mudik dan aksesoris lainya, sehingga perahu Baganduang tampil seperti kendaraan adat khas daerah Kuantan Mudik.

Menanggapi kegitan ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, S.STP., M.Si, juga turut menuturkan atraksi budaya perahu Baganduang dan Manjampuik limau merupakan kegiatan yang selalu rutin digelar setiap tahun setelah perayaan hari raya Idul Fitri. Atraksi ini telah masuk dalam ajang penghargaan di bidang pariwisata.

“Pada tahun ini, perahu Baganduang  masuk dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) dengan kategori atraksi budaya terpopuler. Sistem penilaiannya melibatkan kurator nasional, melalui hasil keputusan rapat komite seleksi. Setelah lolos, penilaian dilanjutkan dengan voting oleh masyarakat, melalui sms dan aplikasi gawai atau telepon pintar,”  ujar Roni Rakhmat.

Adapun kategori dari Provinsi Riau yang masuk dalam nominasi API adalah minuman tradisional terpopuler, Air mata pengantin (Kabupaten Indragiri Hulu), cinderamata terpopuler, Tanjak (Provinsi Riau), atraksi budaya terpopuler Perahu Baganduang (Kabupaten Kuantan Singingi).

Selanjutnya, wisata halal terpopuler Gema Muharam (Kabupaten Indragiri Hilir), festival pariwisata terpopuler, Cian Cui / Perang Air (Kabupaten Kepulauan Meranti), tujuan wisata terpopuler, Teluk Jering (Kabupaten Kampar), dan surga tersembunyi terpopuler, air terjun Batang Kapas (Kabupaten Kampar).

API  merupakan penghargaan tahunan di bidang pariwisata. Digelar oleh pihak swasta dan didukung penuh oleh pihak Kementrian Pariwisata Republik Indonesia melalui surat nomor UM.303/6/4/DPP-I/KEMPAR/2018 tanggal 28 Februari 2018. ***





 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar