95 Hektare Area Taman Nasional Gunung Ciremai Hangus Terbakar
Ilustrasi kebakaran lahan
JABAR--(KIBLATRIAU.COM)--Setelah sempat berhasil dipadamkan, kobaran api yang sempat melahap vegetasi semak belukar dan berbagai jenis pohon pada lahan dan hutan seluas 95 hektare di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) tepatnya di Kecamatan Pesawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat kembali menyala."Peristiwa amukan 'Si Jago Merah' yang awalnya terjadi pada Minggu (25/9/2022) kemarin, ternyata belum sepenuhnya padam. Api kembali menyala akibat adanya tiupan angin yang cukup kencang pada Selasa (27/9) hingga Rabu (28/9)," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keteranganya kepada wartawan, Kamis (29/9/2022).
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB menerima laporan bahwa tim gabungan pemadam yang terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Masyarakat Peduli Api (MPA), Forum Ciremai, Destana Karangsari, TNI, Polri, BTNGC dan relawan yang jumlahnya kurang lebih sekitar 170 personel, sempat kewalahan menjinakkan Si Jago Merah yang mengamuk lahan belukar tersebut."Api masih menyala. Tim masih dalam penanganan," ungkap Pusdalops BPBD Kabupaten Kuningan kepada BNPB.
Abdul menuturkan kondisi medan yang cukup sulit menjadi penyebab terhambatnya upaya pemadaman dari tim gabungan."Di sisi lain, kondisi medan yang berupa lereng bukit dan tebing curam berbatu ditambah jarak titik api dengan jalan utama cukup jauh turut menyulitkan upaya pemadaman oleh tim gabungan. Mereka pun telah mengerahkan tiga mobil pemadam kebakaran dan empat kendaraan taktis lainnya untuk mengangkut personel maupun peralatan yang dibutuhkan selama pemadaman," sambung Abdul.Upaya pemadaman pun dilakukan hingga malam hari, mereka juga melakukan patroli bergilir guna memastikan titik api sudah tidak ditemukan lagi.
Hingga berita ini tayang, belum diketahui pasti penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan tersebut. Namun menurut catatan BNPB, peristiwa serupa juga pernah terjadi di blok Pejaten, Kabupaten Kuningan, tepatnya pada 1 September 2022 dengan luas lahan terbakar kala itu ialah 7.25 hektare.Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pos Jatiwangi dan Kertajati mengungkapkan bahwa wilayah Kabupaten Kuningan mulai memasuki puncak musim kemarau tahun 2022 pada bulan Agustus-September. Di mana pada waktu tersebut cuaca menjadi lebih panas dan angin yang bertiup cukup kencang, sehingga potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan sangat tinggi.
Guna mengantisipasi dan melakukan upaya mitigasi potensi kebakaran hutan maupun kekeringan, Abdul mengimbau pada seluruh lapisan masyarakat dan stakeholder terkait untuk bersinergi bersama dalam melakukan patrol rutin di lokasi-lokasi rawan kebakaran, seperti pegunungan, perbukitan dan semak belukar."Apabila mendapati adanya titik api, maka diharapkan tim gabungan bersama masyarakat dapat segera memadamkan dengan alat yang direkomendasikan. Bagi wisatawan maupun para pendaki dan petani agar tidak membuang puntung rokok sembarangan. Apabila harus membuat api unggun atau tungku memasak, pastikan api sudah benar-benar padam sebelum meninggalkan tempat," pungkasnya.(Net/Hen)
Tulis Komentar