Wartawan Harus Berani

PJC Pekanbaru Gelar Pelatihan Jurnalistik bagi Wartawan dan Pemred, Simaklah Penjelasan dari 3 Narasumber

LEMBAGA Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) menggelar Pelatihan Jurnalistik bagi wartawan dan Pemimpin Redaksi (Pemred) se-Provinsi Riau, Senin (03/06/2024) di Hotel Grand Central, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru

Laporan : Hendri Zainuddin
Pekanbaru


  
           LEMBAGA  Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) menggelar Pelatihan Jurnalistik bagi wartawan dan Pemimpin Redaksi (Pemred) se-Provinsi Riau, Senin (03/06/2024) di Hotel Grand Central, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Kegiatan pelatihan wartawan yang dilaksanakan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi wartawan.

Pada kegiatan pelatihan itu, diikuti puluhan Pemred media  yang ada di Kota Pekanbaru dan dari luar Pekanbaru. Sementara itu, pelatihan ini dibuka langsung Direktur Utama Pekanbaru Jurnalis Center Drs Wahyudi El Panggabean MH  yang sekaligus menjadi salah satu narasumber dari 3 yang hadir. Sedangkan 2 narasumber yakni Direktur Hukum PJC, Asmanidar, SH dan Direktur Griz Media Jakarta Gemal Abdel Nasser, SH.

Dalam paparannya bahwa 3 narasumber yang hadir masing-masing mengangkat materi atau tema yang berbeda-beda. Bagi Drs Wahyudi El Panggabean sendiri mengangkat tema "Strategi Menembus Narasumber", sedangkan Gemal Abdel Nasser dengan tema "Strategi Menjadi Wartawan di Era Digital sementara itu, Asmanidar SH dengan tema "Strategi Wartawan Dalam Menghindari Delik Pers".

Dalam paparan awalnya Drs Wahyudi Panggabean menyebut profesi wartawan adalah profesi yang sangat mulia , karena satu-satunya profesi yang disinggung oleh alqur'an dalam surat an naba'.Selain itu, ada juga di surat Albaqaroh dan al Hujurat tentang  pemberitaan."Di samping profesi yang sangat mulia, jurnalis atau wartawan adalah sebuah  profesi yang memungkinkan seseorang untuk menjadi sukses dan kaya jika dalam menjalankan profesinya senantiasa mengedepankan kejujuran dan tetap dalam koridor kode etik.Selain itu, senjata wartawan ada konfirmasi Maka sebelum menulis berita harus konfirmasi kepada nara sumbernya, sehingga berita yang ditulis ada perimbangannya," sebut Wahyudi.

Ditambahkan Wahyudi Panggabean,  bahwa modal utama wartawan itu adalah keberanian, oleh karenanya seorang jurnalis sejati tidak perlu takut dalam melakukan investigasi di lapangan.

"Menulislah sesuai fakta dan milikilah keberanian mewawancarai nara sumber di ruang kerjanya. Kemudian, binalah hubungan baik dengan relasi akan tetapi jangan kedekatan wartawan dengan pejabat merugikan masyarakat.Namun, kalau bisa kedekatan wartawan dengan pejabat  atau relasi dapat membantu untuk kepentingan masyarakat luas," ujar Wahyudi Panggabean, yang juga guru pers yang telah malang melintang di indonesia dalam memberikan ilmu, wawasan serta pengalamannya kepada wartawan tanah air.

Dilanjutkan Wahyudi, bahwa sebagai wartawan harus berpenampoln prima saat melakukan tugas peliputan dan wawancara terhadap nara sumber yang menjadi objek berita. "Jadi, sebagai wartawan mesti bisa berpenampilan bersih dan prima. Jangan acak-acakan saat menemui nara sumber. Karena, jika wartawan berpakaian tidak rapi, kadang kala ada juga penolakan dari nara sumber untuk diwawancara. Maka dari itu, tanamkan dalam diri seorang wartawan harus berpenampilan bersih dan prima,' sebut Wahyudi.

Selain berpenampilan prima, kata Wahyudi wartawan harus juga berkata lembut dan santun dalam berkomunikasi. Karena, jarang kali orang yang tidak suka dengan kelembutan, oleh sebab itu sebagai wartawan berbicara dengan lembut dan santun menjadi keharusan dalam menjalankan tugas , terutama berkomunikasi dengan nara sumber yang akan diwawancara.

"Sebagai wartawan harus pandai dan jeli melihat situasi dalam mewancarai nara sumber. Namun, yang paling penting bersikap lah dengan bahasa yang lembut dan santun kepada nara sumber. Dengan begitu, si nara sumber tentu akan senang dan merasa nyaman saat berkomunikasi, sehingga apa yang ditanyakan oleh wartawan akan dijawab oleh nara sumber dengan baik," terang Wahyudi.

Dalam paparannya, sebagai narasumber, Gemal Abdel Nasser mengulas 3 hal tentang strategi menjadi wartawan di era digital, yang pertama mendapatkan akses, mempunyai kemampuan terakhir share (membagikan karya jurnalistik."Satu satunya profesi yang mempunyai akses yang luas adalah wartawan . Oleh sebab itu, gunakanlah akses tersebut untuk melancarkan tugas-tugas jurnalistik,"  ujar Gemal. Dijelaskan Gemal, bahwa saat ini perkembangan teknologi semakin canggih dan cepat. Seiriing dengan itu, maka sebagai wartawan terus melakukan terobosan dan inovasi, sehingga informasi yang terbaru cepat didapatkan.

Sementara itu.  Direktur Hukum PJC, Asmanidar  SH dalam paparannya bahwa ia mendorong wartawan supaya mempunyai wawasan tentang hukum supaya tidak gampang terjerat dengan yang namanya delik pers. Karena zaman sekarang  masih ada juga kadang kadang wartawan yang kurang jeli dalam menulis berita, sehingga terjerat di dalam delik pers. Meski begitu, bagi wartawan yang terjerat delik pers, tentu jika akan dilaporkan kepihak berwajib harus melalui proses yang panjang dan perlu pembuktian yang jelas.

"Kemerdekaan pers itu selalu didengungkan tapi faktanya tidak ada undang undang yang kuat untuk pembelaan wartawan. Dimana penghinaan dan pencemaran nama baik senantiasa menjadi suatu hal yang membuat para wartawan berurusan dengan hukum . Maka dari itu, sangat penting bagi seorang wartawan untuk memahami delik pers, sehingga tidak terjerat dengan hukum," tutur Asmanidar.

Pada kegiatan pelatihan jurnalistik yang ditaja PJC kali ini berjalan lancar diwarnai sesi tanya jawab. Dimana  peserta pelatihan yang  hadir sangat antusias  mendengar paparan dari 3 narasumber yang hadir. Acara di akhiri dengan  pemberian sertifikat sekaligus dua buah  buka karya Direktur Utama PJC Drs Wahyudi El Panggabean. Dalam pelatihan ini tak lupa juga peserta yang hadir berfoto bersama dan saling bersalam-salaman. *


Berita Lainnya...

Tulis Komentar