Khairul Umam Apresiasi Masyarakat yang Hadir dalam Kampanye Dialogis Buya Mawardi
BUYA Mawardi Sholeh melakukan kampanye dialogis. Kali ini, kampanye berlangsung di kediaman H. Khairul Umam, Lc., MA., Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Riau, Senin 30 September 2024.
Laporan: Rizki Kurniawan
Mandau
BUYA Mawardi Sholeh melakukan kampanye dialogis. Kali ini, kampanye berlangsung di kediaman H. Khairul Umam, Lc., MA., Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi Riau, Senin 30 September 2024. Acara itu berjalan lancar dan penuh semangat. Dalam kesempatan tersebut, Khairul Umam menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang hadir meskipun harus berhadapan dengan cuaca panas terik.
Dalam pidatonya, Khairul Umam menjelaskan alasan mengapa masyarakat perlu memilih pasangan Syamsuar dan Mawardi dalam Pilkada mendatang. Ia menegaskan bahwa Syamsuar bukan sosok yang hanya fokus pada pencitraan, melainkan seorang pemimpin yang telah membuktikan komitmennya melalui berbagai program yang bermanfaat untuk umat Islam.
Salah satu contohnya adalah transformasi Bank Riau kepri menjadi Bank Riau kepri Syariah, yang dinilai sangat relevan dengan nilai-nilai Islam.
Selain itu, Khairul Umam juga mengenang sosok Buya Mawardi, yang sangat ia kagumi sejak masa sekolah. Menurutnya, Buya Mawardi adalah pribadi yang cerdas dan berprestasi, dengan latar belakang pendidikan dari S1 hingga S3 di Universitas Madinah.
Sementara itu, pidato yang membara disampaikan oleh Ustadz Eko, yang menyebutkan bahwa Buya Mawardi terinspirasi dari pemikiran Abu Bakar As-Siddiq, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang bijak dan arif dalam bertindak.
Ustadz Eko juga mengingatkan masyarakat mengenai tiga golongan yang harus dilawan selama masa Pilkada ini, yakni: "ISIS" (Ikut Sana Ikut Sini), "Golput" (Golongan Pencari Uang Tunai), dan "NPWP" (Nomor Piro Wani Piro).
Buya Mawardi, dalam perkenalannya, menyampaikan dengan kelakar tentang latar belakang pendidikannya di Madinah yang disambut gelak tawa dari masyarakat. Buya juga meminta doa agar dirinya tidak menjadi teller, merujuk pada fenomena orang yang belajar agama, namun malah bekerja di luar jalur keilmuan.
Sebagai tokoh agama yang sudah lama berkecimpung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Mawardi juga menjabat sebagai Mufti di beberapa wilayah, termasuk Kampar dan Kota Pekanbaru.
Acara tersebut ditutup dengan adanya door prize bagi masyarakat yang menjalankan puasa sunnah Senin-Kamis, menambah suasana hangat dan penuh kebersamaan dan keakraban. ***
Tulis Komentar