Ibu Korban Penganiayaan : Saya Hanya Minta Keadilan dan Tolong Kawal Kasus Anak Saya Hingga Tuntas
Wenny ibu korban peganiayaan didampingi kuasa hukum Bayu saat konferensi pers Rabu (22/1/2025)
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Bertempat di Rumah Makan Cendana yang berada di Jalan Ahmadyani, Wenny ibu korban penganiayaan anak inisial Al (18) mengelar konferensi pers.Rabu (22/1/2025). Puluhan wartawan baik dari media cetak TV dan online tampak hadir.
Dalam kesempatan itu, Wenny hadir didampingi kuasa hukum korban bernama Bayu Syahputra SH MH dan Rekan dari LBH Pemuda Sahabat Hukum Indonesia sekaligus tenaga ahli di UPT PPA Provinsi Riau.
Di hadapan puluhan media, Bayu menyampaikan bahwa klien AL merupakan korban dari penganiayaan yang melaporkan ke PPA Provinsi Riau serta masih dalam pengawasan dinas PPA Provinsi Riau.Dikatakan Bayi yang didampingi Ilham ."Saya sebagai tenaga ahli yang ditunjuk oleh PPA untuk mendampingi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Cut Salsa seorang selebgram yang terjadi di JCo Cafe di Mal SKA. Dan kami sangat sayangkan bahwa kasus ini sudah cukup lama untuk diproses, sehingga hari ini baru dilakukan persidangan. Kami juga baru tahu bahwasanya persidangan ini baru kami diberitahukan ada pemanggilan untuk saksi Dan kami juga sudah mempertanyakan pengawalan terkait korban.Tetapi terkait dakwaan dan sebagainya kami tidak diberitahukan terlebih dahulu. Memang itu mungkin tidak ada kewajiban dari pihak Kejakasaan dan kami memakluminya. Namun, tetapi kami sayangkan tidak ada keterbukaan terkait kasus penganiayaan anak tersebut. Karena anak ini merupakan masa depan bangsa. Kemudian yang sangat kami sayangkan di satu sisi pelaku tidak ditahan. Kenapa saya sayangkan.Sebab di media di sosial, kegiatan buk Wenny dan Putra ini sangat banyak dibully dengan hal hal yang negatif serta dengan foto-foto.Dimana korban insial AL ini bukan anak yang buruk, tetapi dalam pengawasan orangtua. Semua kegiatan AL dalam pengawasan orangtua semua. Tetapi kabar-kabar miring tentang AL sangat disayangkan .Dan saya sangat sayangkan perbuatan yang dilakukan oleh Cut Salsa tidak ada penyesalan.
Tetapi,malah sama-sama kita lihat tadi di pengadilan ia seperti nya menantang dan ia merasa tak bersalah dan melaporkan balik,* ujar Bayu.
Diterangkan Bayu bahwa pihaknya memohon keadilan .supaya hal-hal seperti ini tidak terjadi lagi dan tidak sepele atas kejadian -kejadian penganiayaan. Meskipun menganggap kasus ini sebagai tipiring yang hanya mengalami luka,memar ."Tetapi yang kita sayangkan disini adalah psikologi atau mental dari anak. Yang sama-sama kita lihat hari ini kita bersyukur bahwa AL mentalnya sudah mulai membaik. Dan kita melihat AL sudah bisa menjawab beberapa pertanyaan.
Meskipun kondisi nya belum terlalu kuat dan masih perlu pendampingan dari. PPA Provinsi Riau, dan kita lihat mentalnya sudah mulai Tetapi saya mengingatkan bahwa untuk kasus penganiayaan jangan dianggap sepele. Karena kasus-kasus perundungan itu sangat berbahaya sekali untuk mental.
Contohnya kita lihat saat ini AL tidak sekolah tidak kuliah. Hal itu disebabkan karena mentalnya merasa ketakutan. Meskipun dalam secara fisik kita melihatnya ia baik -baik saja. Tetapi, dilihat di segi medis , kejiwaan nya cukup tertekan,sehingga untuk melakukan kegiatan sosiiaja dia takut. Ini merupakan dampak bully dan sangat kita sayangkan.Maka dari itu ,saya meminta kepada teman teman media untuk mendukung program pemerintah PPA Provinsi Riau untuk melindungi hak-hak anak Dan jangan ada lagi pembullyan dan kita stopkan.Jangan anggap sepele dengan penganiayaan ringan, karena penganiayaan ini sangat bersiko terhadap anak.
"Kami sangat berharap kepada pihak pengadilan supaya putusan nanti bisa seadil -adilnya begitu juga dari tuntutan Kejakasaan. Karena kami percaya pihak pengadilan dan kejaksaan bisa profesional dalam mengambil keputusan sesuai hukum yang berlaku," terang Bayu.
Sementara itu, Wenny orang tua korban AL menerangkan bahwa peristiwa penganiayaan yang dialami AL tersebut terjadi pada tanggal 13 Desember 2023."Setelah anak saya dianiya. Maka saya langsung laporkan kasus itu ke Polresta kemudian diambil visumnya Tetapi,pihak Polresta saya tanyakan terus menerus, tentang kasus itu tidak ada kemajuan Saat itu, pihak Polresta mengatakan dan saya mendengar bahwa kami ini ditekan.bahwa ia punya dekingan.
Tetapi,saya punya dekingan lagi yakni Allah SWT.Jadi saya katakan bahwa pak tolong-tolong diproses Waktu itu saya setiap hari pergi ke Polresta,kenapa tidak ada kemajuan dan perkembangan terkait kasus itu . Kenapa si pelaku tak ditahan . Sementara itu, korbannya anak saya, sangat terluka,sangat kena mentalnya.
Dampak itu maka saya membawa anak saya ke psikolog, saya bawa ke tempat terapi saya harus memeluknya setiap malam ketika ketakutan . Jadi dia tidak berani keluar rumah,takut kalau nanti dipukul sama pelaku atau Cut Salsanya" kata Wenny dengan air mata menetes di pipinya.
Diterangkan Wenny, beberapa bulan terakhir ini anaknya menyatakan akan gyme untuk membesarkan badan jika ia diserang dan bisa membalas nya.
"Saya sangat kecewa dengan pihak Polresta,kecewa dengan kejaksaan
,kenapa lama kali melimpahkan
Kemudian saya juga kecewa dengan pihak pengadilan yang tidak memberitahukan terkait kasus anaknya.Ini tentu sangat menyakitkan.karena saya ini seorang ibu. Nanti, teman-teman yang merasa sebagai orangtua akan merasakan bagaimana anak kita dianiya orang. Sementara yang menganiaya masih bebas dan tak ditahan. Dimana yang aniaya main tiktok seolah-olah anak saya yang salah. Tetapi bagi saya tidak apa-apa,karena ada keadilan Allah SWT . Tetapi saya berharap majelis hakim dan pengadilan negeri atau pihak lainnya untuk memutuskan seadil -adilnya. Dan saya berharap ada efek jeranya. Saya hanya butuh keadilan bagi anak perempuan saya. Karena ia anak yang paling kecil,bapaknya sudah meninggal. Abangnya diambil oleh kakaknya Cut Salsa sehingga abangnya menjadi anak durhaka tidak mengenal kami lagi. Saya minta kepada teman -teman semua tolong kawal kasus anak saya hingga tuntas. karena saya ingin keadilan" jelas Wenny dengan mata berkaca-kaca.

Sidang Pembuktian Saksi
Kasus penganiayaan yang dialami oleh A (17 th) korban penganiayaan oleh pelaku Selebgram Pekanbaru Cut Salsa di JCo Cafe di Mal SKA Pekanbaru tahun 2023 lalu masuk tahap persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Pekanbaru dengan agenda mendengarkan keterangan saksi-saksi.
Dimana sidang dengan nomor 24/pid.sus/2025/pnpbr/6 Januari 2025. Dipimpin Ketua Majelis Hendah Karmila Dewi SH MH, Sugeng Harsoyo SH MH, Jhonson Fredi Erson Sirait SH.
Wenny Mulyono dengan didampingi kuasa hukumnya menceritakan kejadian pahit yang menimpa anaknya.
"Kami baru saja menghadiri sidang terhadap terdakwa yang telah merenggut keceriaan anak saya, Saya tak melihat sedikitpun rasa bersalah pada terdakwa, jahat sekali dia ini," ujar Wenny dengan dengan menangis, Rabu (22/1/2025).
"Kejadian yang menimpa anak saya 'A' tepat setahun lalu, pada bulan November 2023. Ia diserang oleh Salsabila Alwani (Terdakwa) dengan cara dicakar dan dipukul hingga mengalami luka memar dan goresan sampai kuku palsunya terlepas," paparnya.
Kuasa hukum korban, Bayu Syahputra SH MH dan Rekan dari LBH Pemuda Sahabat Hukum Indonesia menerangkan pihaknya cukup kecewa dengan proses hukum ini yang terkesan lambat dan ditutupi.
"Kami baru diberitahukan kali ini, sidang keterangan korban. Sidang sebelumnya kami tak mendapatkan informasi apapun. Walaupun itu tak begitu berarti, namun kita sebagai korban berharap jangan sampai perkara ini terkesan disepelekan," tegas Bayu.
Lanjut, Bayu membongkar adanya ketidak profesional oknum Aparat Penegak Hukum (APH) dalam menyelesaikan persoalan yang di alami kliennya.

"Sangat disayangkan Terdakwa ini ternyata diam-diam melaporkan balik penganiayaan pelaku anak (kliennya). Hal itu dilakukan dua Minggu setelah klien saya melaporkan Terdakwa di Polresta," imbuhnya.
Lucu sekali dan mengherankan, kita baru mengetahui itu dan tiba-tiba sudah berstatus tersangka.
"Terhadap kejanggalan tersebut, kita sudah melakukan upaya hukum dengan melaporkan ke propam Polda Riau. Sudah terbukti dinyatakan telah melanggar disiplin," paparnya.
Ditambahkannya, pihak mereka sudah mencurigai adanya dugaan keberpihakan. Apalagi terkait tak adanya bukti rekaman CCTV saat kejadian penganiayaan itu berlangsung.
"Saat ini, kita berharap hakim memutuskan hukuman yang seberat-beratnya dan seadil-adilnya kepada terdakwa (Salsa)," imbuh Bayu.***

Tulis Komentar