Penerbangan Pelita Air Alami Delay selama Tujuh Jam, Inilah Penyebabnya
Penerbangan Pelita Air dengan nomor IP325 dari Pekanbaru menuju Jakarta mengalami penundaan (delay).
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Penerbangan Pelita Air dengan nomor IP325 dari Pekanbaru menuju Jakarta mengalami penundaan (delay) selama 7 (tujuh) jam akibat kerusakan di bagian ekor pesawat yang disebabkan fenomena angin samping ekstrem.
Pesawat yang seharusnya digunakan, yakni IP324 dari Jakarta, dinyatakan unserviceable setelah mendarat di Pekanbaru karena kerusakan pada bagian ekor.
Informasi yang diperoleh, insiden terjadi ketika pesawat IP324 mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Angin samping berkecepatan 20 knot—melebihi batas aman 10 knot—yang tidak terdeteksi sebelumnya, sehingga menyebabkan kerusakan struktural pada ekor pesawat.
Akibatnya, pesawat dinyatakan tidak layak terbang untuk rute selanjutnya (IP325) yang dijadwalkan berangkat pukul 18.15 WIB.
Awalnya, pihak maskapai menawarkan penginapan di hotel kepada 162 penumpang (148 dewasa, 10 anak, 4 bayi). Namun, mereka bersikeras untuk tetap diberangkatkan malam itu, bahkan bersedia menunggu hingga tengah malam.
Proses negosiasi berlangsung kondusif, tanpa aksi protes atau emosi berlebihan."Penumpang memahami situasi tetapi meminta alternatif penerbangan. Kami akhirnya mendatangkan pesawat cadangan dari Jakarta," ungkap perwakilan Pelita Air.
Selama menunggu, penumpang mendapat kompensasi bertahap: snack, makan berat, dan voucher tunai senilai Rp300.000 per orang yang bisa dicairkan di Jakarta. Pesawat pengganti tiba pukul 00.58 WIB dan baru lepas landas pukul 01.35 WIB—tepat tujuh jam lebih lambat dari jadwal.
Seluruh proses penanganan delay berjalan lancar berkat komunikasi transparan antara kru dan penumpang. "Kami apresiasi kesabaran penumpang. Tidak ada keributan, justru banyak yang mengerti," tambah pihak maskapai.
Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya mitigasi risiko cuaca ekstrem dan kesiapan maskapai menghadapi operational disruption. Pelita Air memastikan evaluasi teknis dan prosedur darurat akan ditingkatkan untuk mencegah terulangnya insiden serupa. ***

Tulis Komentar