Empat Mahasiswa Tewas

Trisakti Gelar Peringatan Tragedi 12 Mei 1998

Peringatan tragedi trisaksi

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Universitas Trisakti menggelar peringatan 21 tahun Tragedi 12 Mei 1998. Upacara peringatan digelar dengan melakukan napak tilas sambil menabur bunga di kampus Trisakti. Pantauan detikcom di lokasi, Ahad (12/5/2019), hadir pejabat sementara (Pjs) rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron Mukti. Ia beserta jajaran dan mahasiswa Universitas Trisakti yang ada di lokasi tampak mengenakan pakaian serba hitam-putih. Ali sempat menyampaikan pidato singkat sebelum upacara tabur bunga dilakukan. Dia mengulas peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden RI ke-2, Soeharto itu. Dalam gerakan reformasi saat itu, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas. "Tak terasa peristiwa tragedi 12 Mei 1998 yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti sudah berjalan selama 21 tahun. Peristiwa memilukan terkait dengan suhu politik di zaman Presiden Soeharto, menyebabkan empat mahasiswa Trisakti tewas," ujar Ali.

"Kini keempat mahasiswa Trisakti tersebut, di antaranya Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998) dan Hendriawan Sie (1975-1998), selalu menjadi tonggak peringatan atas peristiwa 12 Mei 1998," lanjut dia. Menurut Ali, keempat mahasiswa yang gugur merupakan pahlawan. Ia mengatakan peringatan tragedi Trisakti ini menjadi penting karena bertepatan dengan tahun politik. "Kini di tahun 2019 yang juga bisa dibilang tahun politik, karena adanya pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPRD dan anggota DPD, tentu saja bangsa ini tak bisa melupakan peristiwa 12 Mei 1998," kata Ali.


Ia mengatakan keluarga korban masih menanti pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut. Ali pun berharap pemerintah segera menemukan titik terang atas kematian empat mahasiswa itu. "Dalam peristiwa 12 Mei 1998 itu, keempat nyawa mereka melayang akibat peluru panas yang ditembakkan. Namun sampai kini, pemerintah yang juga bertanggung jawab akibat kematian mahasiswa Trisakti belum menemukan titik terang siapa pelaku yang harus benar-benar bertanggung jawab. Walau tim investigasi sudah dibentuk, namun titik terang peristiwa 12 Mei 1998 belum menemukan jawabannya sampai kini," ucap Ali.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar