Terkait Demo  Berujung Pembakaran

83 Anak Pengungsi Terancam Tidak Bisa Sekolah

Pengungsi korban kerusuhan

PENAJAM--(KIBLATRIAU.COM)-- Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari usai demo berujung pembakaran bangunan di sekitar dermaga Penajam, Rabu (16/10) lalu. Tercatat, 328 jiwa masih mengungsi di mess gedung kantor PKK kabupaten PPU sampai hari ini. Informasi diperoleh dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD PPU hingga pukul 16.30 WITA sore ini, 328 jiwa pengungsi itu berasal dari 87 kepala keluarga (KK) terdampak."Ada Dinas Pendidikan mendata 83 anak pengungsi di antaranya usia sekolah. Dominan memang usia SD sampai SMP," kata Kasubid Logistik dan Peralatan BPBDKabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila dikonfirmasi merdeka.com, Ahad (20/10).Nurlaila menerangkan, sampai saat ini diharapkan kelanjutan pendidikan sekitar 83 anak usia sekolah itu bisa segera berlanjut. "Setelah didata, baru Senin (21/10) besok akan dibicarakan dengan tim teknis terkait," ujar Nurlaila.

Menurut Nurlaila, seiring dengan masa tanggap darurat pasca-kejadian, dan akan berakhir 30 Oktober 2019 mendatang, tim juga melakukan pengecekan bangunan rumah susun yang dibangun di PPU. "Sebab rencananya nanti setelah masa tanggap darurat, pengungsi akan dipindahkan ke rumah susun sebagai tempat alternatifnya," ujar Nurlaila.Penanganan pengungsi terus dilakukan secara intensif. Baik itu logistik pangan, air bersih serta pakaian layak pakai. Bahkan 3 pos kesehatan dari PMI, Dinas Kesehatan serta bakti sosial TNI-Polri, juga terus memberikan pelayanan kesehatan. "Pemberian trauma healing juga terus jalan," tambah Nurlaila.Masih dari pendataan terbaru BPBD PPU, pasca-kejadian itu menghanguskan 81 rumah, 1 bangunan madarasah, 20 bangunan warung dan kios, 17 motor, 3 mobil, 1loket penjualan tiket kapal motor serta 1 bangunan kios buah."Penanganan pengungsi ini selain BPBD juga dari Dinsos, TNI dan Polri, Dinkes, pemerintahan kecamatan dan kelurahan, relaaan dan juga BKO (bawah kendali operasi) Brimob Polda Kalsel, Kalteng dan Jatim. Termasuk dari Kaltim sendiri," demikian Nurlaila.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar