Heran dengan Sikap Pemko dan Siapkan Aksi Jihad

Warga Panam Menolak Berdirinya Hiburan Karaoke Koro-koro Chromatic

Tempat hiburan malam karaoke koro-koro Chromatic yang ditolak warga Simpang Panam

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)--Warga Simpang Panam yang terdiri dari Kelurahan Tuah Karya, Tuahmadani, Binawidya, dan Simpang Baru serta Tobek Godang menyatakan dengan tegas menolak keras berdirinya hiburan karaoke koro-koro Chromatic di lingkungan tersebut. Dan pada Ahad malam (15/3/2020, masyarakat bersama FPI Kota Pekanbaru dan Tampan serta Pemuda Pancasila (PP) bersama masyarakat membentuk Forum Anti Maksiat Kecamatan Tampan dan menyiapkan spansuk penolakan serta aksi turun ke jalan.

M Husin membuka rapat dan menguraikan cerita awal berdiri bangunan koro-koro yang berawal dari surat RT dan RW setempat, tapi surat pengantar RT ini diduga dipelesetkan dari izin mendirikan ruko ke hiburan. Bahkan, semua peserta musyawarah yang terdiri dari ketua RW, RT, alim ulama dan cerdik pandai, FPI, LPM, Pemuda Pancasila (PP) bahkan penggagas lahirnya Masjid Paripurna Pekanbaru Ustad H Nurhadi Lc yang berdomisili di tempat ini diminta mengeluarkan saran dan pendapat serta menceritakan hingga berdirinya tempat hiburan yang berdekatan langsung dengan Masjid Muttaqin, Masjid Paripurna Kecamatan Tampan dan fasilitas pendidikan tersebut.

''Momen ini berdekatan dengan kita akan menyambut bulan suci Ramadan dan tempat kita akan dikotori dengan berdirinya tempat hiburan malam ini. Jelas kita tak bisa terima. Untuk itu, malam ini kita yang hadir dan saya minta kita menyatakan sikap malam ini. Kenapa sampai berdiri dan izinpun keluar,'' ucap tegas M Husin mengawali pembicaraaan.  Pihaknya sudah beberapa kali melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh dan aparat pemerintah untuk mencegah berdirinya tempat hiburan tersebut. Tapi tetap saja tidak ada hasil. Sebab yang membuat masyarakat Panam murka besar bahwa tempat hiburan ini hanya berjarak 100 meter dari masjid dan fasilitas pendidikan Islam, MTs dan MI Muttaqin.

''Saya rasa berbagai upaya negosiasi dan persuasif serta perundingan itu bahkan sampai ke Komsi I DPRD Kota Pekanbaru sudah kita lakukan. Tapi hasilnya kita
lihat tempat hiburan ini tinggal beroperasi. Untuk itu, harus kita cegah dan kita tolak. Kita perlu dukungan bapak-bapak dan saudara-saudara kita dari FPI,''
sebut Husin.

Husin yang juga ketua RW Tuah Madani ini mengaku heran dengan sikap Pemko yang terkesan mengabaikan masukan dan aspirasi dari masyarakat bawah. Apalagi katanya, Pekanbaru ini Kota Madani dan Islami tapi tempat hiburan merajalelah dimana-mana. Bahkan, kawasan inipun akan menjadi Kecamatan Tuahmadani tahun ini. ''Untuk itu, saya dan kita semua tak rela, Simpang Panam ini menjadi sasaran berikutnya, hiburan malam didirikan disini. Ini jelas akan merusak mental dan moral anak-anak kita, generasi kita ke depan. Apapun dan bagaimana pun caranya kita jihad, menolak!!,'' ucap tegas Husin yang selalu disambut pekikan takbir
jamaah yang hadir.

Sementara itu, Ustad Nurhadi malam itu juga kembali menawarkan solusi negosiasi terakhir dengan Wali Kota Pekanbaru dengan kurun waktu yang ditentukan termasuk pemuka masyarakat lainnya sepeti ketua LPM Tampa M Syafii juga menawarkan hal yang sama.Akhirnya, setelah cukup lama berembuk diambil kesimpulan, jalan terakhir akan ditempuh. Mulai dari negosiasi terakhir dengan meninjau ulang kembali izin yang
dikeluarkan dan dicabut serta terakhir melakukan aksi turun ke lokasi yang dimaksud bersama FPI, PP dan elemen masyarakat lainya di Tampan.(Mt/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar