Petani Ditemukan Tewas Dalam Parit
Petani saat ditemukan dalam parit kebun
PELALAWAN --(KIBLATRIAU.COM)-- Seorang petani sawit bernama, Daniel Putra Gulo (19) ditemukan tewas di dalam parit kebunnya di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.
Pria lajang itu ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi telungkup dan kedua kakinya terikat di tiang dodos di dalam parit, Selasa (28/9) lalu.
Setelah dikabarkan hilang sejak, Ahad (26/9) lalu, oleh keluarganya, ketika pergi memanen ke kebun sawit miliknya. Tidak kunjung pulang ke rumah orang tuanya di SP7 RT 006 RW 007 Kecamatan Kerinci Kanan Kabupaten Siak.
Kemudian pihak keluarga mencoba menghubungi kerabatnya tapi tidak ada yang mengetahui. Hingga dilakukan pencaharian sampai ke kebun sawit miliknya tersebut.
Setelah dua hari hilang, korban akhirnya di temukan kondisi sudah tidak bernyawa di dalam parit. Selanjutnya warga segera melapor ke pihak berwajib.
Selanjutnya aparat kepolisian dari Polsek Subsektor Pelalawan dan Sat Reskrim Polres Pelalawan yang mendapat laporan ada penemuan mayat langsung turun ke lokasi kejadian.
Ketika mayat korban yang sudah mulai mengeluarkan bau menyengat, saat di evakuasi ditemukan kondisi kedua kaki terikat di tiang dodos, dengan tulisan DPG sesuai inisial korban yang tertancap di dasar sungai.
Sementara kondisi tubuhnya sudah membengkak yang mengenakan baju kaos hitam bergambarkan tengkorak dan celana jenis.
Setelah berhasil dievakuasi, selanjutnya mengunakan mobil ambulan, mayat petani sawit dibawa ke RSUD Selasih untuk di lakukan visum.
Kapolres Pelalawan AKBP Indra Wijatmiko, melalui Kasat Reskrim AKP Narsy Masry, SH, MH, membenarkan adanya penemuan mayat di dalam sungai yang diduga bunuh diri.
"Dari hasil visum dokter tidak ditemukan ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Sementara pihak keluarga menolak dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan,' ujar Kasat Reskrim.
Dipaparkan Kasat Reskrim, bahwa dari keterangan saksi, kalau korban merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Dan merupakan tulang punggung keluarga dikarenakan kedua orangtuanya dalam kondisi sakit.
Untuk menghidupi orang tua dan saudaranya, korban banting tulang untuk mengelola kebun sawit miliknya seluas 2 hektare tempat dimana korban ditemukan tewas.
"Keterangan saksi, korban memiliki permasalahan keluarga sehingga tidak sanggup untuk menanggung beban keluarga. Sebelum meninggal korban meninggalkan tulisan di kertas yang bertuliskan "GAME OVER", buku tabungan beserta ATM dan nomor PIN yang ditemukan di dalam kamarnya," tutur mantan Kasat Binmas Polres Pelalawan. (Sa)
Tulis Komentar