Masuk sebagai Kurikulum

Mendikbud: Pelajaran Gempa Bumi Diperlukan bagi Siswa

Mendikbud Muhadjir Effendy

MALANG--(KIBLATRIAU.COM)-- Wilayah Indonesia berada di wilayah 'cincin api' yang potensi dilanda bencana, termasuk gempa bumi teknonik. Pengetahuan tentang gempa bumi diperlukan bagi para siswa sekolah guna antisipasi bersifat prefentif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, pelajaran tentang gempa bumi sudah diberikan pada siswa di beberapa daerah yang memang potensi dilanda gempa. Tetapi memang tidak dalam bentuk mata pelajaran khusus.

"Sudah ada pelajaran itu, tapi bukan berupa mata pelajaran. Kita pilih daerah-daerah yang memang potensi gempa, jadi yang tidak termasuk tidak kita prioritaskan," kata Muhadjir Effendy di Malang, Ahad (12/8).

Tidak hanya itu, kata Muhadjir, bangunan gedung sekolah juga sudah mulai menggunakan standar antigempa seperti di Yogyakarta, NTT dan NTB. Tetapi menurutnya memang tidak perlu mata pelajaran khusus gempa, cukup dimasukkan dalam kurikulum saja.

"Tidak ada (kemungkinan jadi mata pelajaran), sekarang siswa sudah deyek-deyek (terbebani) kebanyakan mata pelajaran, kok ditambahi terus," katanya.

"Tidak masuk menjadi mata pelajaran, masuk sebagai kurikulum. Kurikulum tidak harus berupa mata pelajaran. Cara masuk kamar mandi saja itu masuk kurikulum, tapi kan tidak harus ada mata pelajaran cara masuk kamar mandi," jelasnya.

Muhadjir yang baru pulang dari Jepang, menceritakan tentang negeri Samurai yang juga kerap dilanda gempa bumi. Pelajaran seputar gempa bumi diberikan sejak dini, didukung oleh infrastruktur bangunan berstandar antigempa dan kesadaran masyarakatnya.

"Di Jepang juga gitu, tidak semuanya juga, itu untuk daerah-daerah yang memang rawan dengan gempa saja. Tidak semua. Ada latihan, mulai kecil sudah dilatih keterampilan siap menghindari diri dari bencana. Tapi itupun tidak berlaku untuk semua," pungkas Muhadjir.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar