Cegah Massa Aksi Reuni 212 

Satlantas Tangsel Saring Kendaraan Menuju Jakarta

Aksi 212 belum lama ini

TANGSEL--(KIBLATRIAU.COM)-- Satlantas Polres Tangerang Selatan dibantu Polsek Ciputat Timur dan Pondok Aren mulai memilah kendaraan bermotor yang akan melintas di wilayah perbatasan antara Tangerang Selatan dengan Jakarta Selatan. Langkah itu dilakukan agar massa aksi reuni 212 dari Kota Tangsel tidak ke Jakarta."Kami mulai malam ini melaksanakan filterisasi kendaraan yang melintas pada wilayah perbatasan Tangsel, dengan Jaksel. Bukan melakukan penyekatan," tegas Kasat Lantas Polres Tangsel AKP Dicky Priambudi Arief Sutarman di titik pos Pertigaan Bintaro Sektor 3, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (1/12).

Dia menegaskan, penyaringan kendaraan bermotor di titik perbatasan Tangsel dan Jaksel dilakukan selektif agar masyarakat Tangsel tidak mengikuti kegiatan reuni 212 di Patung Kuda, Jakarta. "Filterisasi kami lakukan secara selektif, namun masyarakat tetap dapat melintas bagi yang ingin ke Jakarta dari Tangerang Selatan" ucapnya.Jika menemukan kendaraan yang ditumpangi masa aksi reuni 212, petugas Satlantas Polres Tangsel akan meminta mereka untuk memutar arah kembali ke Tangsel. "Apabila merupakan massa aksi, maka tidak dapat melewati titik filterisasi tersebut," jelas Dicky.

Ada dua titik filterisasi yang dijaga personel Sat lantas dan Polsek Ciputat Timur dan Pondok Aren. Kedua titik itu yakni pertigaan Bintaro Sektor 3 dan pertigaan Sandratex Ciputat Timur.

Dicky juga mengimbau masa aksi untuk mengurungkan niat reuni akbar tersebut. Alasannya ancaman penularan virus Covid-19, terlebih adanya varian baru virus corona yang ditemukan di sejumlah negara di Eropa, Afrika, dan Asia."Ancaman terhadap virus corona masih nyata. Lebih baik kita menghindari dulu kegiatan berkerumun," ucapnya.

Merdeka.com - Warga Kecamatan Karanggede, Boyolali, Jawa Tengah digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita. Jasad tanpa busana itu mengapung di Sungai Lunyu, Dukuh Nglumpang, Desa Karangkepoh, Rabu (1/12).

Mayat pertama kali ditemukan Jumali, seorang pencari rumput. "Benar, ada penemuan mayat tanpa busana di Karanggede," ujar Kasat Reskrim Polres Boyolali AKP Eko Marudin, saat dihubungi merdeka.com.
Kapolsek Karanggede Iptu Sriyono menambahkan, pihaknya mendapatkan laporan penemuan mayat perempuan di Sungai Lunyu dari masyarakat. "Tadi jam setengah sembilan ada warga yang laporan. Pak Jumali kebetulan ladangnya dekat sungai situ. Tiba-tiba melihat ada mayat dan terus memberi tahu ke pak RT, terus ke kepala desa. Setelah kami datang ke TKP (tempat kejadian perkara) ternyata benar ada sosok perempuan tanpa busana di Sungai Lunyu," paparnya.

Polisi bersama warga segera mengevakuasi mayat. Selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD dr Moewardi, Solo, untuk diautopsi. "Kita masih menunggu hasilnya," ucap Sriyono.Tidak ditemukan identitas apa pun pada jasad perempuan berusia sekitar 25 tahun itu. "Tadi sudah kita umumkan untuk warga yang mungkin kehilangan anggota keluarganya, tapi sampai sekarang belum ada," sebutnya.Sriyono mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke Polres Boyolali. Penanganan kasus itu pun telah diambil alih Polres Boyolali. "Kita sudah laporkan ke Polres, sudah ditangani," katanya.Polisi belum mengetahui penyebab meninggalnya korban. Namun sejumlah warga memperkirakan perempuan malang itu terseret banjir dari arah hulu. "Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tapi sudah bau, kira-kira sudah 4 atau 5 hari," pungkas Sriyono. (Net/Hen)

 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar