Eks Penyidik KPK Pimpin Satgasus Polri cari Penyebab Minyak Goreng Langka
Eks Penyidik KPK Pimpin Satgasus Polri Cari Penyebab Minyak Goreng Langka Satgasus Tipikor Polri Cari Penyebab Kelangkaan Minyak Goreng
JATIM--(KIBLATRIAU.COM)--- Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Pencegahan Korupsi Bareskrim Polri turun ke daerah melakukan kajian dan analisis terkait dengan masalah kelangkaan minyak goreng kemasan maupun curah. Tim yang dipimpin oleh mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al Rasyid turun ke Provinsi Jawa Timur.Tim melakukan kunjungan ke beberapa pabrik/produsen minyak goreng, baik yang memiliki kebun penghasil CPO (minyak sawit mentah) maupun pabrik yang tidak memiliki kebun penghasil CPO, atau yang memiliki CPO tetapi persentase kecil.
"Kegiatan ini atas dasar perintah Kapolri dalam rangka menjaga pengamanan pasokan/ketersediaan minyak goreng dan stabilitas harga di pasar, terutama menjelang Ramadan dan menghadapi Idulfitri 1443 Hijriah," kata Harun dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta di lansir Antara, Jumat (25/3) malam.Tim Satgasus Bareskrim yang beranggotakan Yudi Purnomo, Herbert Nababan, Ronald Paul, Praswad Nugraha, Nita, Yulia Fuada, dan Wald turun melakukan kajian di Jawa Timur pada hari Kamis (24/3). Tim didampingi oleh Polda Jawa Timur, dinas perdagangan, Satgas Ketahanan Pangan, dan dinas pertanian setempat.
"Tim juga melakukan kunjungan ke distributor-distributor minyak goreng kemasan dan distributor minyak goreng curah agar dapat mengidentifikasi masalah sebenarnya," ujar Harun.Pada kunjungannya di pabrik/produsen minyak
goreng, Harun mengatakan bahwa tim telah menganalisis dan menelaah berapa jumlah produksi dari masing-masing pabrikan/produsen, kemudian mencermati berapa jumlah minyak goreng yang didistribusikan kepada para
distributor di Jawa Timur.
Tim juga menelaah dan menelusuri informasi dari para distributor terkait aliran jumlah minyak goreng kemasan dan curah yang disalurkan ke retail luar pasar, retail dalam pasar, grosir, dan pasar modern lokal. Untuk pasar modern nasional, penyalurannya langsung dilakukan oleh produsen/pabrikan.Dari hasil penelusuran itu, kata Harun, gambaran pasokan hingga rantai produksi dan distribusi ini menjadi hal yang sangat penting untuk mengurai apa yang sebenarnya terjadi pada pasar minyak goreng ini menjadi hilang atau langka dari pasaran dengan harga yang juga sangat fluktuatif pada beberapa waktu yang lalu.
"Di Jatim sendiri, saat ini sudah masuk pada kondisi yang mulai stabil. Diupayakan untuk terus terjaga kondisi ini dalam waktu mendatang," kata Harun.Dari pertemuan itu, kata Harun, secara informal tim telah memperoleh komitmen dari produsen dan distributor. Namun, tim memiliki catatan-catatan khusus atas hasil penalaahan terhadap kondisi pasar dan retail produksi hingga distribusi minyak goreng.Tim juga telah menyampaikan masukan dan upaya perbaikan kepada pihak distributor utamanya. Bagaimana produsen dan distributor memedomani kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 8 Tahun 2022, kemudian diturunkan secara lebih teknis dengan Perdirjen Industri Agro Nomor 1 Tahun 2022."Kedua peraturan ini harus terus gencar disosialisasikan, terutama kepada para distributor," katanya.
Dari hasil kunjungan ke Jatim ini, lanjut dia, dinas disperindag akan langsung bergerak untuk lebih intensif memanggil secara aktif distributor-distributor yang belum memenuhi ketentuan dan/atau ketaatan atas Perdirjen Industri Agro Nomor 1 Tahun 2022, antara lain, ketaatan dalam pemasangan spanduk/papan nama yang jelas bahwa yang bersangkutan adalah distributor, kemudian kriteria-kriteria konsumen yang bisa membeli minyak ke distributor."Termasuk juga keikutsertaan distributor dalam mengawasi dan mengetahui profil dari konsumen yang menjadi pembeli/langganannya," tutur Harun. (Net/Hen)
Tulis Komentar