Hari Kedua Puluh Empat Bulan Ramadhan

Bahas Surah At Takasur di Kajian Subuh, Inilah Penjelasan Ustadz Ahmad Mukhlisin

USTADZ Ahmad Mukhlisin Lc MA menyampaikan kajian subuh di Masjid Nurul Muhsinin yang berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan  Damai Ahad (15/4/2023)


Laporan:  Sharhan Almawarid

Pekanbaru

 

      USAI  melaksanakan sholat subuh berjamaah, pengurus Masjid Nurul  Muhsinin yang berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barat. Kecamatan Marpoyan Damai melaksanakan kajian subuh rutin, Sabtu (15/4/2023). Bertepatan dengan hari  yang kedua puluh empat bulan ramadhan ustadz yang menyampaikan kajian subuh yakni, ustadz Ahmad Mukhlisin Lc. Dimana dalam pemaparannya, ustadz  Ahmad Mukhlisin membahas tentang surah yang ada di dalam alquran yaitu surah At-Takatsur.  
Dalam surah At-Takatsur ini menerangkan jika kecaman Allah SWT terhadap manusia yang terlena dengan kemewahan dan keindahan di kehidupan dunia. Surah At-Takatsur terdiri dari 8 ayat. Arti At-Takatsur diambil dari ayat pertama yakni saling  memperbanyak atau bermegah-megahan.

Dijelaskan ustadz Ahmad Mukhlisin, bahwa surah At Takasur merupakan surat Makkiyah karena turunannya berkaitan dengan dua suku di Mekkah yang saling berbangga-bangga. ''Jika dilihat isinya, surah At Takasur artinya kecaman bagi orang-orang yang  lengah akan gemerlap duniawi dan membanggakan sesuatu yang fana.Oleh sebab itu, jangan kita larut dengan dengan harta yang kita miliki, karena perbuatan itu tentu membuat kita terlena akan kehidupan dunia, sehingga membuat kita tergelincir dan jauh  dari keberkahan Allah SWT,'' ujar ustadz Ahmad Mukhlisin.

Diterangkan ustadz Ahmad Mukhlisin, setiap manusia sudah kuadratnya ingin memiliki banyak harta kekayaan, sehingga dengan kekayaan itu maka membuat manusia menjadi sombong dan lupa atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT.''Manusia itu akan  lupa jika diberikan harta kekayaan. Karena, saling memperbanyak harta atau bermegah-megahan, sehingga terlena dengan kehidupan dunia yang tiada habisnya. Manusia menjadi lalai karena waktunya hanya dihabiskan untuk membanggakan diri dengan  harta. Berbangga di sini bisa jadi pada anak, harta, dan kedudukan.Dimana manusia akan mati, dan setelahnya mereka akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dikerjakan selama  hidup di dunia,'' ujar ustadz Ahmad Mukhlisin.

Sambung ustadz Ahmad Mukhlisin, bahwa tidak pantas bagi manusia untuk bermegah-megahan. Karena jika mengetahui dengan pasti akibat buruk dari perbuatan itu di akhirat nanti, niscaya akan meninggalkannya dan beralih menyibukkan diri dengan hal-hal yang menyelamatkan diri dari siksa neraka. Lalu dikatakan ustadz Ahmad Muhklisin ketika menyaksikan neraka jahim dengan mata kepala, maka benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan yang dijadikan bahan bermegah-megahan di dunia itu, seperti harta, keturunan, pengikut, dan sebagainya.

''Semua itu pada hakikatnya adalah cobaan. Jika diperoleh secara halal dan digunakan dengan benar, semua itu akan menguntungkan pemiliknya, baik di dunia maupun akhirat. Bila tidak, semua itu akan menjadikan hidup pemiliknya tidak berkah dan menjerumuskannya ke dalam siksaan Allah SWT di akhirat nanti.Manusia akan terus berbangga satu dan lainnya, sehingga mereka masuk ke dalam kubur. 

 

Maknanya  ketika mereka merasakan kematian, barulah mereka berhenti dari berbangga-bangga dengan harta yang mereka miliki. Dimana Allah SWT memperingatkan bahwa bermegah-megahan itu tidak pantas dikerjakan karena akibatnya buruk serta menimbulkan kekacauan dan permusuhan. Sebaliknya Allah SWT menganjurkan agar diciptakan kerukunan hidup, bantu-membantu dalam menegakkan kebenaran dan tolong-menolong dalam kebaikan,'' tutur ustadz Ahmad Mukhlisin. ***

 

Berikut ini terdapat surat At Takasur dalam bentuk latin dan artinya yang bisa dipahami.
1. Al haaku mut takathur

(Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,)

2. Hatta zurtumul-maqoobir

(sampai kamu masuk ke dalam kubur.)

3. Kalla sawfa ta'lamuun

(Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),)

4. Thumma kalla sawfa ta'lamuun

(kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.)

5. Kalla law ta'lamuuna 'ilmal yaqiin

(Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,)

6. Latara-wun nal jahiim

(niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,)

7. Thumma latara wunnaha 'ainal yaqiin

(kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,)

8. Thumma latus alunna yauma-izin 'anin na'iim

(kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu)).
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar