Koalisi Perubahan Tetap Solid

Anies Baswedan Was-was Dijegal

Anies Baswedan

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Bakal calon presiden koalisi perubahan Anies Baswedan was-was dijegal. Kegelisahan Anies diungkapkan menanggapi hasil survei belakangan ini.Nama Anies Baswedan kerap berada di urutan ke tiga di berbagai survei nasional. Elektabilitas Anies masih di bawah Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.Anies Baswedan meminta agar para pendukungnya tak perlu khawatir dengan hasil survei-survei yang ada saat ini. Anies menyebut jika hasil survei sebaiknya dijadikan sebagai referensi bukan justru menjadi demotivasi."Survei-survei itu cukup kita jadikan referensi. Jangan sampai menjadi demotivasi. Jangan justru membuat kita khawatir," kata Anies Baswedan.

Anies membeberkan dirinya pernah mengalami peristiwa serupa saat berkontestasi di Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu. Anies yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno selalu berada di posisi bawah dalam survei. Meski demikian, akhirnya justru Anies-Sandiaga yang memenangkan Pilgub DKI Jakarta."Saat Pilkada Jakarta tidak ada satupun survei yang memenangkan kami. Sampai saat itu saya bilang, 'ini sebenarnya hasil aspirasi masyarakat atau aspirasi penyelenggara survei?'," tutur Anies.Bakal calon Presiden yang diusung oleh NasDem, PKS dan Demokrat itu justru mempertanyakan hasil survei yang ada saat ini. Anies yang selalu berada di survei nomor tiga mengatakan jika banyak yang berupaya menjegalnya untuk maju.

"Ada yang tanya Pak Anies banyak yang jegal-jegal. Mungkin yang jegal-jegal itu sedang mengatakan survei aslinya. Kalau disurvei nomor tiga kenapa harus dijegal? Mungkin yang jegal-jegal itu dia tahu hasil asli surveinya," ungkap Anies.Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan, hal itu bisa dijelaskan dengan teori komunikasi. Bahwa orang yang punya persepsi, disesuaikan dengan keinginannya. Orang ingin mendengar apa yang ingin didengar."Setiap orang punya persepsi yang disesuaikan dengan keinginannya itu hukum komunikasi hukum komunikasi seseorang ingin mendengarkan apa yang ingin didengarkan seseorang akan mempersepsikan apa yang diinginkan," ujarnya."Kekhawatirannya, harapannya, selalu begitu. Misalnya, apa gitu, anggaplah itu ‘wah ini langkah untuk menjegal saya’. Itu kekhawatiran. Persepsinya begitu," jelas politikus yang akrab disapa Pacul ini.Ia mengatakan, Anies hanya ingin membuat persepsi apa yang ingin ia dengar. Maka muncul narasi jegal dijegal tersebut.

"Tetapi saya mengatakan hukum komunikasi yang paling dasar adalah seseorang ingin mendengarkan apa yg ingin didengarkan, seseorang selalu mengkait-kaitkan dengan apa yang dia khawatirkan. Itu hukumannya," kata Pacul.Kemudian, Anies sempat berkomentar mengenai Menkominfo Johnny G Plate yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi BTS.Anies mengatakan jika kasus yang menyeret Sekjen Partai NasDem itu tidak akan mempengaruhi Koalisi Perubahan. Anies membeberkan jika Koalisi Perubahan tetap dalam kondisi solid."Kita akan jalan terus," kata Anies.

Anies memastikan jika semua rencana terkait Pilpres 2024 akan tetap berjalan sesuai dengan yang telah disepakati oleh Koalisi Perubahan. Anies meyakini tidak akan ada perubahan rencana di dalam Koalisi Perubahan."Tadi malam sudah saya sampaikan bahwa semua dalam posisi solid. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana," kata Anies."Tidak ada perubahan (perencanaan). Tidak ada perlambatan (perencanaan)," sambung Anies.Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh mengakui kasus yang menjerat Johnny G Plate akan memengaruhi pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk 2024."Pengaruh pasti ada. Institusi partai politik yang dibangun oleh kekuatan persepsi dan keyakinan publik salah satu faktor atau key factor-nya menentukan sekali. Tergantung bagaimana kita membangun persepsi publik," kata Paloh.(Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar