Kandidat Ketua DPD I Golkar Riau

Annas Maamun Dinilai Mampu Bangkitkan Partai Golkar Riau dari Keterpurukan

Mantan Gubernur Riau Annas Maamun

Laporan : Rizki Kurniawan 
Pekanbaru

  SAAT ini, partai Golkar Riau tengah menghadapi tantangan berat pasca hasil kurang memuaskan dalam Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Dalam Pileg 2024, meskipun perolehan suara meningkat menjadi 22,7% dan menempatkan Golkar Riau pada peringkat 7 nasional, dimana partai ini kehilangan posisi Ketua DPRD Riau. Lebih lanjut, dari 13 Pilkada yang digelar, Golkar hanya meraih kemenangan di dua daerah, yakni Indragiri Hilir dan Siak, itupun dengan catatan bahwa hanya di Indragiri Hilir kader asli Golkar yang terpilih sebagai Wakil Bupati.

Situasi ini memicu desakan dari berbagai pihak untuk melakukan pembenahan internal. Anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Riau, Hermansyah, menyoroti lemahnya konsolidasi dan komunikasi internal di bawah kepemimpinan Syamsuar, serta kurangnya pemberdayaan organisasi sayap partai.

Di tengah dinamika tersebut, muncul wacana mengenai kembalinya Annas Maamun ke panggung politik Riau. Annas Maamun, yang pernah menjabat sebagai Gubernur Riau dan Ketua DPD I Golkar Riau.


Ketua Persebatian Pemuka Masyarakat Riau (PPMR), Ir. H. Nasrun Efendi, mengungkapkan bahwa dalam kondisi Golkar Riau yang terpuruk saat ini, figur seperti Annas Maamun  yang mantan Gubernur Riau pada masanya dianggap mampu mengerek kembali suara Golkar untuk kembali menjadi partai penguasa di Riau.

Meski demikian, potensi kembalinya Annas Maamun ke Golkar dan posisinya sebagai calon Ketua DPD I Golkar Riau menimbulkan pro dan kontra. Sebagian pihak menilai pengalaman dan kepemimpinannya dapat membawa perubahan positif, sementara yang lain mengkhawatirkan dampak dari rekam jejak hukum yang pernah menimpanya. Situasi ini menambah kompleksitas dinamika politik di tubuh Golkar Riau, yang saat ini tengah berjuang untuk kembali meraih kejayaannya di kancah politik daerah.

“ Annas memulai karir politik dari bawah. Dia sangat memahami konstelasi politik di Riau dan paham cara menata Golkar dengan benar. Annas loyal dan royal kepada partai dan itu membuatnya dsukai dan didukung oleh segenap pengurus dan kader Golkarr,” terang  Nasrun

Pembenahan di tubuh Golkar Riau, sambung Nasrun  tidak hanya di manajemen organisasi tetapi yang lebih penting adalah pembenahan karakter organisasi. Hilangnya karakter Golkar sebagai partai kader menjadi penyebab utama ambruknya suara Golkar di Riau.

" Golkar adalah partai kader yang sudah teruji dalam perjalanan politik negeri ini. Tanpa proses kaderisasi yang menjadi ciri khas Golkar selama ini, maka suara Golkar semakin lama akan semakin menurun,’ ujar Nasrun.

Dalam konteks inilah, kader senior Golkar seperti Annas Maamun sangat diperlukan untuk kembali menakhodai Golkar Riau.” Annas sangat paham isi perut Golkar dan cara untuk mendongkrak suara Golkar Kembali. Dimana Annas Maamun juga memiliki jiwa petarung yang kuat dan energik untuk membesarkan partai,’’papar Nasrun.


Terkait adanya dua nama kandidat Ketua Golkar Riau  yang saat ini muncul ke permukaan yaitu Parisman Ikhwan dan SF Haryanto. Namun,  Nasrun menilai bahwa keduanya  belum mempunyai kapasitas yang cukup untuk membenahi kondisi Golkar saat ini. Sebab Golkar adalah organisasi kader yang mempunyai karakteristik yang bebeda dengan partai lainnya. Tanpa jenjang kaderisasi yang terstruktur maka Golkar akan ambruk.”Sebagai partai kader yang mempunyai karakter khusus maka Ketua DPD Golkar Riau harus kader murni yang paham konstelasi Golkar secara utuh. Kalau kader yang tak paham Golkar apalagi kader loncat pagar dan punya kepentingan politik praktis dan sesaat maka suara Golkar akan semakin turun,’’ tutur Nasrun. ***
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar