Keutamaan Umrah di Bulan Syawal

Azmi bin Rozali
Oleh: Azmi bin Rozali
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)--
Bulan Syawal adalah bulan yang penuh harapan dan semangat baru setelah kemenangan Ramadhan. Bagi sebagian hamba Allah yang diberi kesempatan dan kemampuan, melaksanakan umrah di bulan Syawal—terutama menjelang musim haji—adalah karunia besar yang sarat dengan keutamaan dan keberkahan.
Menyambung Spirit Ramadhan
Umrah di bulan Syawal bukan sekadar perjalanan fisik ke Baitullah, melainkan lanjutan dari perjalanan rohani selama Ramadhan. Hati yang masih basah oleh tilawah, tarawih, dan doa kini dibawa mendekat ke Ka’bah, tempat yang menjadi saksi doa para Nabi dan hamba-hamba pilihan.
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah..." (QS. Al-Baqarah: 196)
Bulan Syawal juga merupakan bagian dari bulan-bulan haji (Asyhurul Hajj), yaitu Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Melaksanakan umrah di waktu ini bisa menjadi pembuka jalan menuju haji, atau minimal menjadi bagian dari persiapan spiritual yang sangat kuat.
Lima Hari di Makkah: Ladang Pahala yang Tak Terhitung
Menghabiskan lima hari di Makkah bukanlah lima hari biasa. Setiap rakaat shalat di Masjidil Haram setara dengan 100.000 rakaat di tempat lain.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Shalat di masjidku ini lebih utama daripada seribu shalat di masjid lain, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada seratus ribu shalat di tempat lain." (HR. Ahmad, Ibnu Majah)
Setiap detik di kota suci ini adalah ladang pahala. Mulai dari thawaf, sa’i, minum air zamzam, hingga berdzikir dan bersujud dalam keheningan malam. Semua diperhitungkan oleh Allah dengan limpahan rahmat-Nya.
Enam Hari di Madinah: Bersama Rasulullah dalam Doa dan Rindu
Setelah Makkah, Madinah adalah tempat di mana hati mencair. Masjid Nabawi menawarkan kedamaian yang sulit dijelaskan. Di kota inilah Rasulullah hidup, berdakwah, dan kini beristirahat.
Rasulullah bersabda:
"Apa yang ada di antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ziarah ke makam Rasulullah dan para sahabat menghidupkan kembali semangat dakwah dan pengorbanan mereka. Menyusuri jejak Nabi adalah bentuk cinta yang nyata, dan Madinah adalah tempat terbaik untuk merenung dan memperbarui tekad keimanan.
Puasa Sunnah Syawal di Tanah Suci: Gabungan Amal yang Dahsyat
Barangsiapa yang berpuasa Ramadan lalu diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Jika enam hari Syawal ini dijalankan di Makkah atau Madinah, maka nilainya berlipat: pahala puasa, ditambah keberkahan tempat, dan mustajabnya doa.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata:
Hadis ini menunjukkan keutamaan besar dari puasa enam hari Syawal, dan bahwa ia menyempurnakan puasa setahun penuh, karena satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipat.”
Puasa Syawal di Tanah Suci bukan hanya amal luar biasa, tapi juga bukti cinta yang tulus kepada Allah: meninggalkan makan dan minum di tempat paling suci, demi meraih cinta-Nya.
Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci, apalagi di bulan Syawal yang menjadi gerbang menuju musim haji.
Jika Allah mengundang, maka itu adalah tanda cinta dan kasih-Nya. Gunakan waktu sebaik mungkin. Isi hari-hari dengan ibadah, syukur, dan doa. Dan pulanglah dengan hati yang bersih, jiwa yang tenang, serta harapan besar akan ampunan dan ridha-Nya.
Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu adalah tanda ketakwaan hati." (QS. Al-Hajj: 32)
Semoga kita semua diberikan rezeki dan kesempatan untuk menjadi tamu Allah, baik dalam umrah maupun haji. Aamiin. ***
Penulis adalah coach dan trainer nasional, pernah 3 periode menjabat anggota DPRD kabupaten Bengkalis.
Tulis Komentar