Capres-Cawapres harus Mengerti Budaya

KPU Kaji Usulan Isu Budaya Masuk Debat Capres-Cawapres 2019

KPU bertemu MBI.

JAKARTA-- (KIBLATRIAU.COM)-- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menerima beberapa perwakilan dari Mufakat Budaya Indonesia (MBI) di kantornya, Jalan Imam Bonjor, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut Mufakat Budaya Indonesia yang diwakili oleh Radhar Panca Dhana menyarankan agar KPU untuk memasukan topik budaya dalam debat capres-cawapres 2019. "Kita berharap bagaimana sang kandidat ini baik capres dan cawapresnya punya pemahaman mengenai itu (budaya). Kalau tidak memahami kebudayaan bagaimana mengerti bangsanya," kata Radhar saat pertemuan di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (4/12). Dia menjelaskan, seorang kepala negara seharusnya mengerti budaya. Sebab itu menurut dia topik budaya harus ada dalam debat nanti. 

"Karena bangsanya dibentuk oleh budaya. Kalau dia tidak mengerti bangsanya dia tidak punya legalitas apa untuk mengatur orang," papar Radhar. Terkait usulan tersebut, Arief pun tidak menutup kemungkinan isu kebudayaan ada dalam debat nanti. Tetapi dia menjelaskan ada dua tahap jika isu tersebut dapat terealisasikan. "MBI bisa mengirim delegasi untuk meremuskan pertanyaan itu, cuma berapa pertanyaan pasti akan diatur. Dan setelah selesai yang kedua moderator, siapa yang akan menyapaikan pada capres kami membutuhkan peran dari MBI," ungkap Arief.

Diketahui sebelumnya Temu Akbar MBI sudah diselenggarakan di Jakarta, di Hotel Redtop, Jakarta Pusat, 23-25 November 2018. Temu akbar itu menghadirkan sekitar 250 peserta (dari 34 provinsi) dari kalangan budayawan, rohaniawan, cendekiawan, tetua adat, juga pejabat publik senior negeri.

Mereka membahas dan mengkaji ulang gagasan-gagasan dasar bangsa dan negara ini, yang terbagi ke dalam lima komisi (topik utama): kebudayaan, kebangsaan, ideologi, konstitusi dan kenegaraan.Temu akbar tersebut digelar untuk memufakatkan gagasan-gagasan baru yang bisa menjadi solusi komprehensif bagi bangsa Indonesia menjawab persoalan superkompleks masa kini, dan meraih masa depan di tengah realitas dunia yang penuh ketidakterdugaan. Solusi yang berbasis pada karakter bangsa Indonesia yang pasifis, damai, penuh cinta dan artistik. Semua elemen yang juga menjadi watak dasar masyarakat dan kebudayaannya yang Bahari. (Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar