"Kami Ingin tetap Tinggal Disana, Karena Disanalah Kami Cari Nafkah"
RiBUAN massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) kembali mendatangi Kantor Gubernur Riau, Senin (21/7/2025), untuk melakukan unjuk rasa menolak relokasi dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawa
Laporan : Rizki Kurniawan
Pekanbaru
RiBUAN massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) kembali mendatangi Kantor Gubernur Riau, Senin (21/7/2025), untuk melakukan unjuk rasa menolak relokasi dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan. Massa datang dengan truk-truk terbuka yang terparkir memanjang di Jalan Cut Nyak Dien, menuntut kejelasan janji Gubernur Riau terkait nasib mereka yang belum juga menemui titik terang.
Aksi ini merupakan lanjutan dari unjuk rasa serupa yang digelar sebulan lalu, pada 18 Juni 2025. Saat itu, Gubernur Riau Abdul Wahid, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, dan Bupati Pelalawan Zukri Misran turun langsung menemui massa dan meminta waktu satu bulan untuk mencari solusi. Namun menurut pengunjuk rasa, hingga kini belum ada langkah nyata yang dilakukan pemerintah. Massa yang didominasi warga Kabupaten Pelalawan itu menyuarakan kekecewaan mereka dengan meneriakkan yel-yel dan membawa berbagai spanduk penolakan.

Situasi sempat memanas saat massa mendesak masuk ke halaman kantor gubernur dan melemparkan botol air mineral ke arah aparat keamanan. Petugas kepolisian yang siaga dengan kendaraan water cannon dan ambulans langsung memberi peringatan tegas agar massa tidak anarkis. Koordinator aksi segera menenangkan peserta dan ketegangan berhasil diredakan.
Sebagian perwakilan massa kemudian diperkenankan masuk ke Ruang Melati untuk melakukan dialog. Mereka diterima oleh Bupati Pelalawan Zukri Misran dan Kepala Dinas Perkebunan Riau Syahrial Abdi, yang mewakili Gubernur Riau Abdul Wahid yang sedang bertugas di Kampar.
Salah satu warga bernama Rahmi dalam orasinya menyampaikan harapannya agar pemerintah memberikan kejelasan yang pasti. “Tolong beri kami kejelasan hari ini. Kami ingin tetap tinggal disana, karena disanalah anak-anak kami lahir dan disanalah pula tempat kami mencari nafkah,” ujarnya dengan suara bergetar, disambut sorakan dukungan dari massa.
Sementara itu, ribuan pengunjuk rasa lainnya tetap bertahan di luar gedung. Mereka duduk di aspal dan berdiri menatap gedung gubernur, menanti jawaban atas janji yang tak kunjung ditepati. Aksi ini menunjukkan bahwa persoalan relokasi dari kawasan TNTN bukan hanya soal lahan, tetapi juga menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat yang merasa diabaikan oleh negara. Meski suasana telah kondusif, semangat perlawanan belum padam. Warga Pelalawan tetap menuntut keadilan dan solusi konkret atas konflik yang sudah terlalu lama mereka hadapi.***

Tulis Komentar