3 Orang Ditangkap

Polri Sebut Istri dan Anak Terduga Teroris Meledakkan Diri

Ilustrasi borgol

SIBOLGA--(KIBLATRIAU.COM)-- Polri menyebut istri dan anak terduga teroris Husain alias Abu Hamzah meledakkan diri. Keduanya meledakkan diri setelah menolak dievakuasi oleh tim Densus 88 dari kediamannya di Jalan Cendrawasih Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Selasa (12/3). Keduanya memilih bertahan setelah tim Densus 88 menggerebek kediamannya kemarin siang. Setelah kurang lebih sepuluh jam melakukan negosiasi, ibu dan anak tersebut meledakkan diri. "Istri sama anaknya meledakkan diri sekitar setengah dua dan jam dua dini hari," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi merdeka.com, Rabu (13/9). Tim dari Inafis dan Labfor Polri sedang melakukan sterilisasi lokasi. Petugas berusaha mengevakuasi istri dan anak Abu Hamzah. "Masih menunggu inafis dan labfor Polri ke tkp sedang diamankan, sterilisasi belum berani masuk. Sementara saat ini evakuasi korban," kata Dedi.

Sebelumnya, sekitar pukul 01.20 WIB Rabu (13/3) terjadi dua kali ledakan bom berturut-turut di sekitar Jalan KH Ahmad Dahlan, Gang Sekuntum, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Siboga, Sumatera Utara. Akibat ledakan bom cukup dahsyat dari rumah terduga terorisme di Sibolga, Husain alias Abu Hamzah tersebut, warga sekitar berhamburan menyelamatkan diri. Seperti diberitakan Antara, dari ledakan tersebut tampak kebulan asap tebal terlihat di sekitar atas rumah terduga teroris. Diduga kuat, istri terduga teroris melemparkan bom itu ke arah rumah warga dari atas rumahnya. Petugas pun langsung bergerak untuk melakukan pengecekan ke lokasi ledakan bom. Sementara warga langsung dipukul mundur agar jangan mendekat ke lokasi. Kuatnya ledakan bom itu membuat beberapa orang warga sekitar terjatuh dan dimasukkan ke ambulans dan langsung dilarikan.

3 Orang Ditangkap di Sibolga

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memberikan keterangan kepada awak media terkait penggerebekan rumah terduga teroris di Sibolga. Dia menyatakan tiga orang ditangkap dalam operasi itu, namun negosiasi masih berlangsung dengan istri terduga teroris yang bertahan di rumah yang dipasangi bom. Tito menyatakan, operasi Densus 88 Mabes Polri di Sibolga merupakan pengembangan dari penangkapan seorang tersangka kasus terorisme di Lampung. "Di Lampung dua hari lalu ditangkap seorang laki-laki ditemukan bom pada dirinya, di rumahnya," jelas Tito di Medan, Selasa (12/3) malam. Dari interogasi yang dilakukan, tersangka mengaku memiliki kawan di Sibolga. Informasi ini ditindaklanjuti tim Densus 88. Mereka berangkat ke Sibolga untuk penangkapan.

"Kemudian yang bersangkutan berhasil ditangkap, namun di rumahnya sudah dipasang bom. Satu di antaranya meledak dan ada satu petugas yang terluka, tapi tidak membahayakan," sambung Tito. Setelah target ditangkap, lanjut Tito, dia mengaku ada dua lagi temannya di Sibolga. Penangkapan pun dilakukan sehingga petugas sudah menangkap tiga orang di kota itu. Namun, operasi tidak selesai sampai di sana. Istri terduga teroris yang ditangkap di Sibolga tidak mau keluar dari rumah. Dia bertahan di dalam bersama tiga anaknya. "Ketika anggota mau masuk ke rumahnya diberi tahu oleh suaminya bahwa di rumah itu ada bom. Anggota saat ini masih melakukan negosiasi. Agar istrinya yang cukup radikal dan keras untuk keluar dan berdialog bersama anak-anak nya. Sekarang proses sedang dilakukan proses negosiasi," jelas mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Dia berharap istri terduga teroris itu bersama anak-anaknya bisa keluar dari dalam rumah dalam keadaan baik-baik. Begitupun, polisi tetap siap dengan segala langkah mengantisipasi kemungkinan dan risiko, karena menurut keterangan terduga teroris yang sudah ditangkap, istrinya cukup keras. Tito menjelaskan kelompok yang diringkus ini berafiliasi kepada pendukung ISIS. Mereka dinilai telah terpapar pahamnya. "Kelompok ini sudah dijejaki tim Densus, makanya penangkapan duluan di Lampung dan kemudian di Sibolga. Dari peta kita, memang cuma tiga orang di Sibolga dari (kelompok) Lampung ini," sambungnya. Orang nomor satu di tubuh Polri memastikan, kejadian di Sibolga ini tidak ada hubungannya dengan pemilu.

"Tidak ada hubungannya dengan pesta demokrasi yang akan datang. Memang bagi mereka pemilu nggak ada, pemilu tidak sesuai dengan ideologi mereka. Ini tugas kita bekerja menangani dan juga menetralisir pemikiran mereka yang keras dan radikal," tutup Tito. Seperti diberitakan, Densus 88 Antiteror menggerebek rumah di Jalan Cendrawasih Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Selasa (12/3) sekitar pukul 14.30 Wib. Sempat terdengar ledakan dalam penangkapan itu.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar