Tanah Longsor di Jayapura

Empat Warga Tewas Tertimbun

Ilustrasi longsor

JAYAPURA--(KIBLATRIAU.COM)-- Longsor yang terjadi di kawasan Ampera, Kota Jayapura, Papua terjadi Ahad (17/3) dini hari sekitar pukul 00.15 WIT, dilaporkan menelan korban empat orang warga meninggal dunia. Kepala BPBD Kota Jayapura Bernard Lamia kepada Antara, Ahad pagi membenarkan empat orang warga meninggal tertimbun longsor. Tiga jenazah sudah berhasil dievakuasi, kata Lamia seraya menambahkan, kemungkinan jumlah korban masih bertambah karena ada laporan dari warga kemungkinan keluarganya yang turut menjadi korban. "Pencarian masih terus dilakukan, sedangkan jenazah saat ini sudah dibawa ke RS Tentara Marthen Indey," ujarnya.

Bernard juga mewaspadai sejumlah kawasan lainnya yang rawan longsor dan bencana alam lainnya. Tim pencarian saat ini fokus menangani korban longsor di kawasan Ampera, Jayapura. Sementara itu, banjir yang meluap dari sebuah kali di Kota Jayapura, Sabtu malam sampai Minggu dini hari menyebabkan tembok bagian belakang satu rumah kos-kosan di Perumnas II Waena, Abepura, Kota Jayapura, Papua roboh, Minggu subuh. Tembok kos yang memiliki 27 kamar itu ambruk tepatnya di bagian belakang karena disebabkan banjir air kali mengikis pondasi tembok yang akhirnya roboh pada pukul 05.00 WIT. Puluhan penghuni yang berada di dalam kos-kosan itu panik. Mereka berlarian keluar dengan membawa barang dan harta bendanya lainnya dari dalam kamar.

Sebagian penghuni, membawa semua barangnya yakni pakaian, alat dapur dan barang berharga serta surat-surat penting lainnya lalu keluar rumah. Penghuni lainnya lagi, memilih membawa barang berharga. Penghuni juga cepat-cepat mengeluarkan kendaraan roda dua miliknya keluar kos untuk mencari tempat yang aman untuk memarkir kendaraannya. Tak hanya motor dan barang yang dikeluarkan, penghuni juga sibuk menelepon keluarganya memberitahukan musibah itu. Penghuni juga menyelamatkan anak-anaknya keluar dari rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Meri, salah satu penghuni kos mengaku sejak pukul 01.00 WIT itu sudah ada bunyi retak-retak di bagian belakang kos. Selang tiga jam kemudian, pada pukul 05.00 WIT tembok bagian belakang kos ambruk.

Dia mengatakan, tembok bagian belakang itu persis di dapur roboh, dinding tembok jatuh ke air. Mama Arga, penghuni kos lainnya mengatakan ia dan anak-anaknya berada di kamar paling depan. Memang mereka tidak terkena dampak tapi dia dan anak-anaknya memilih keluar dari kos-kosan itu karena ditakutkan ketika bagian belakang kos itu ambruk lalu roboh maka dengan sendirinya seng dan atap rumah ikut tertarik dan rusak parah. "Saya bawa anak-anak keluar rumah karena takut terjadi seperti itu, makanya kami mengungsi dulu untuk sementara," katanya. Bukan hanya mereka, kata dia, beberapa penghuni kamar kos di bagian depan juga memilih mengungsi. Pakde, salah satu tetangga di sebelah kos itu, sudah pernah mengingatkan ada pondasi di belakang kos-kosan itu yang tergerus.

"Saya sudah ingatkan pemilik kos bahwa di bagian bawah itu ada bolong jadi saya minta ditambah kawat, jika dibiarkan maka ketika datang hujan air banjir dan masuk dan mengikis bagian bawah yang bolong sehingga batu-batu dari bagian bawah dasar dengan sendirinya keluar," katanya. Ia mengatakan, diduga karena bolong itu yang memicu ambruknya tembok bagian belakang kos. Syahwal, pemilik kos mengatakan dirinya akan mengusahakan tukang untuk memperbaiki kosnya itu.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar