21 Kali Beraksi

Komplotan Jambret Spesialis Turis Ditangkap

Ilustrasi borgol

BALI--(KIBLATRIAU.COM)-- Tim gabungan kepolisian Polresta Denpasar, Satgas CTOC Polda Bali dan Polsek Kuta meringkus komplotan jambret spesialis turis yang berada di wilayah Kuta, Bali. Para komplotan tersebut ada 5 orang, 3 orang jambret dan 2 orang penadah, yang bernama Mohammad Amin Sanaei (20) alias Agus, I Komang Tambun (20) I Komang Devayana (21) alias Mang Pong, Slamet Rianto (22) dan Yanto Susilo (31).

"Kami berhasil mengungkap kasus pencurian atau jambret yang sudah beraksi di 21 TKP di wilayah Kuta dan Kuta Utara," kata Kapolresta Denpasar Kombes Pol Ruddi Setiawan, di Mapolsek Kuta, Bali, Kamis (23/5). Para komplotan jambret ini, ditangkap di tempat yang berbeda oleh tim gabungan. Ke tiga jambret ini, Muhammad Amin Sanaei di Taman Griya Jimbaran Bali, Selasa (14/5) lalu, kemudian I Komang Tambun di Pemogan, Denpasar, dan I Komang Devayana di Karangasem, Bali Senin (6/5). Sementara, dua penadah yakni Selamet Rianto dan Yanto Susilo di tangkap di Jalan Imam Bonjol pada Rabu (15/5) lalu.

"Semuanya ini, adalah residivis dengan kasus yang sama (Jambret) dan mereka sudah beraksi sejak bulan Januari (2019)," ujar Kapolresta. Dari para komplotan tersebut, diamankan barang bukti sebanyak 12 unit handphone berbagai merk hasil menjambret, 39 unit chasing handpone berbagai jenis dan 3 unit sepeda motor jenis N-Max, dan satu pasang plat nomor dan beberapa pakian hasil kejahatan.Kapolresta juga menjelaskan, untuk para korban yang sudah melaporkan ke Polsek Kuta adalah Tod Daniel Aston asal Australia, Ashley Marie Ginter asal Australia dan Eugene Aathar asal Singapura dan beberapa korban warga asing lainnya. "Mereka ini satu jaringan, dan yang menjambret warga Singapura yang sempat viral beberapa waktu yang lalu juga mereka. Target mereka adalah warga asing," jelas Kapolresta. Kapolresta juga menjelaskan, untuk modusnya yang mereka lakukan adalah memonitor para wisatawan asing yang berada di wilayah Kuta dan Kuta Utara.

Saat para wisatawan asing lengah, sambil membawa sepeda motor dan handphone, kemudian melihat google Map atau whatsApp mereka langsung mendekati dan menjambretnya dengan ditarik atau dirampas. Sehingga, korban jatuh dan juga terluka. "Sasarannya para tamu, mereka beraksi bisa siang dan pagi dini hari. Mereka itu memonitor para wisatawan dan langsung menarik atau dirampas," kata Kapolresta. Untuk hasil menjambretnya dijual ke penadah seusai harga merk, ada yang Rp 6 juta, dan juga ada yang ratusan ribu. "Hasil kejahatan, dibuat foya-foya oleh mereka dan handponenya dijual dengan sesuai merk kepada para penadah. Mereka, menjualnya secara personal," ujar Kapolresta. (Net/Hen)


Berita Lainnya...

Tulis Komentar