Kabut Asap di Pekanbaru 

Pesawat Batik Air Terlambat Mendarat di SSK II

Batik Airlines

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Maskapai Batik Air tidak berani mendarat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Kondisi jarak pandang di bandara tersebut hanya 600 meter di bawah standar penerbangan 800 meter. Terbatasnya jarak‎ pandang itu akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Titik api menimbulkan kabut asap, saat ini beberapa kabupaten masih terjadi kebakaran hutan dan lahan. ''1 Maskapai Batik Air dari Jakarta ke Pekanbaru terlambat
mendarat. Harusnya mendarat pukul 07.35 WIB, tapi baru bisa mendarat pukul 08.00 WIB. Jadi ada penundaan 25 menit karena cuaca (kabut asap)," ujar OIC Bandara SSK II Pekanbaru Murniati, Jumat (20/9).‎ Pesawat terpaksa harus mutar-mutar terlebih dahulu karena tidak bisa mendarat tepat waktu dan menunggu jarak pandang membaik untuk bisa dilakukan pendaratan.

Hari ini, BMKG stasiun Pekanbaru menginformasikan, jarak pandang di Pekanbaru hanya 600 meter saja. Selain mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara SSK II, asap juga melumpuhkan dunia pendidikan di Pekanbaru. Seluruh sekolah mulai dari Paud, TK, hingga SMA diliburkan pemerintah. Bahkan kampus negeri dan swasta juga meliburkan semua mahasiswa karena kualitas udara di Pekanbaru berada di level tidak sehat hingga berbahaya. Ia mengatakan pagi tadi pukul 07.30 WIB jarak pandang memang sangat terbatas yakni hanya 550 meter saja sehingga pesawat tak bisa mendarat. "Akhirya pesawat bisa mendarat setelah jarak pandang mencapai 800 meter," jelasnya. Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Marzuki mengatakan kabut asap hari ini terdeteksi lebih parah dari hari sebelumnya. "Karena jarak pandang yang semakin terbatas. Pekanbaruhanya 600 meter, Indragiri Hulu 1 kilometer, Dumai 1,5 km dan juga Pelalawan paling parah, hanya 400 meter," jelasnya.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar