Hidupkan Tradisi Keilmuan Islam

Kakanwil Kemenag Apresiasi Santri Riau di MQK Internasional

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Dr H. Muliardi

PEKANBARU– (KIBLATRIAU.COM)-- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Dr H. Muliardi menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya MQK Nasional sekaligus Internasional perdana tahun 2025.Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya melatih kemampuan intelektual santri dalam membaca dan memahami kitab kuning, tetapi juga menghidupkan tradisi keilmuan Islam yang berpijak pada nilai perdamaian dan kelestarian lingkungan.''Sebanyak 30 santri Riau ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Kehadiran mereka menjadi kebanggaan sekaligus harapan agar generasi muda pesantren mampu tampil di kancah nasional dan internasional, membawa pesan Islam yang damai dan ramah,'' ungkap  Muliardi saat pembukaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional perdana 2025 yang dirangkaikan dengan MQK Internasional 2025 di Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).

Muliardi menjelaskan, tercatat, MQK Internasional 2025 diikuti oleh 798 santri semifinalis dari seluruh Indonesia dan 20 peserta dari tujuh negara ASEAN, sementara Thailand dan Filipina hadir sebagai observer.Selain musabaqah, turut digelar sejumlah kegiatan pendukung seperti Expo Kemandirian Pesantren, Pramuka Santri, Halaqah Internasional, Gerakan Ekoteologi, serta Night Inspiration bersama tokoh nasional dan seniman muda.Kegiatan akbar ini dibuka secara resmi oleh Menteri Agama RI, Prof Dr KH Nasaruddin Umar, M A menegaskan bahwa MQK tidak hanya sekadar ajang perlombaan, tetapi juga menjadi ruang silaturahmi ulama, santri, dan akademisi lintas negara. Lebih dari itu, MQK merupakan diplomasi budaya pesantren untuk meneguhkan Islam rahmatan lil-‘alamin.

“Tema kita adalah merawat lingkungan dan menebar perdamaian. Isu perubahan iklim dan konflik global menjadi tantangan besar. Jika perang merenggut 67 ribu jiwa per tahun, maka perubahan iklim menelan hingga empat juta korban setiap tahun. Di sinilah peran agama harus hadir,” ungkap Menag. Selain itu, Menag juga mendorong seluruh peserta untuk menggali ajaran turats dalam menjaga lingkungan.''Kini saatnya Kemenag mensponsori ekoteologi, yakni kerja sama antara manusia, alam, dan Tuhan,'' pungkasnya, ***

 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar