Perketat Pemeriksaan di Bandara dan Tambah Ruang I

Virus Corona Sudah Sampai Indonesia?

Penanganan pasien virus corona

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Virus Corona membuat panik dunia. Sebabnya, hingga kini lebih dari seratus orang meninggal dunia akibat virus yang berasal dari daerah Wuhan, China, ini. Di Indonesia, sejumlah rumah sakit mulai memperketat keamanan dan mengisolasi pasien diduga terkena virus Corona. Diduga sejumlah orang yang baru tiba dari luar negeri seperti China, Taiwan atau Singapura, terinfeksi virus tersebut. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, pemerintah Indonesia melakukan beragam cara. Salah satunya pemeriksaan ketat di bandara hingga menambah ruang isolasi untuk pasien Corona. Berikut daerah-daerah di Indonesia yang diduga ada orang terjangkit virus Corona:

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi tengah mengobservasi seorang pasien yang diduga terjangkit virus Corona. Kini, pasien perempuan dewasa tersebut berada di ruang isolasi guna penanganan dan deteksi lebih lanjut dari tim dokter."Dari tim dokter sudah memberikan perawatan dan pelayanan sesuai dengan klinis dari pasien. Pasien ini ciri-cirinya ada gejala flu, demam, memang gejala yang muncul seperti sesak napas dan batuk," kata Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSUD Raden Mattaher Jambi, dr Dewi Lestari, Ahad (26/1/2020).


WN China yang juga pekerja PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC) dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). HG (35) pria asal China masuk isolasi karena dikhawatirkan terserang virus Corona usai pulang dari kampung halamannya itu. "Pasien tersebut adalah salah satu pekerja dari kontraktor proyek KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung)," katanya melalui pesan singkat, Senin (27/1).

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) menyatakan pasien tersebut belum bisa dikatakan suspect virus corona. Meski demikian penanganan hingga diisolasi dilakukan karena keduanya belum lama ini datang dari luar negeri.Ada dua pasien yang tengah ditangani RSHS diduga terjangkit Corona. Satu WN China karyawan kereta cepat, satu lagi WN Indonesia yang baru pulang dari Singapura. HG mengalami infeksi pernafasan atas akut dengan keluhan panas badan disertai nyeri tenggorokan. HG yang bekerja di Jawa Barat belum lama ini kembali dari China."Ia datang tanggal 12 januari dari sebuah kota di tiongkok, Xin Yuan, itu 1.300 km dari Wuhan," kata Dirut RSHS Bandung Nina Susana Dewi, saat konferensi pers, Senin (27/1/2020).

Seorang kru maskapai Lion Air rute penerbangan Manado-Guangzhou (China) diisolasi di RS Kandouw Manado, Sulawesi Utara (Sulut), karena mengalami pilek. Hal itu untuk mengantisipasi terjangkit virus conona yang berasal dari China."Dia seorang penerjemah yang selalu mendampingi turis. Tadi malam dia turun dari Guangzhou dan terdeteksi personel Kantor Kesehatan Pelabuhan, suhu tubuhnya tidak sampai 38 derajat celsius," sebut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel di Manado, seperti dilansir Antara, Ahad (26/1).

Steaven menjelaskan, kriteria 'suspect corona virus' ada tiga hal, pertama harus demam, kemudian harus batuk, pilek serta nyeri tenggorokan, dan ketiga radang paru-paru atau pneumonia.Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi memastikan, Warga Negara Asing (WNA) asal China yang saat ini masih dirawat belum memenuhi persangkaan suspect atau dugaan Virus Corona.

"Mulai kemarin (datang) sampai pagi ini status pasien belum memenuhi untuk suspect. Gejala-gejalanya belum memenuhi persangkaan suspect Virus Corona," tutur Joni, Senin (27/1/2020).Kini pasien tersebut ke ruang isolasi khusus (RIK). "Dimasukkan ke ruang isolasi khusus tujuannya untuk close observation dan pemeriksaan lanjutan apakah statusnya ke arah suspect. Hari ini dikirim ke laboratorium," kata dia.Seorang pasien berinisial SY (43) asal Desa Cikulak, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, diduga terserang virus corona. Kini pasien dirawat di ruang isolasi di RSUD Waled Kabupaten Cirebon, Senin (27/1/2020).

Wakil Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon, Dwi Sudarmi mengatakan, berdasarkan keterangan dokter yang merujuk SY, pasien mengalami gejala yang hampir mirip dengan infeksi virus Corona.Dia menjelaskan, sebelumnya, pasien SY bukan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pasien, merupakan warga Kabupaten Cirebon yang sebelumnya juga ikut seminar di Taiwan.Dari keterangan yang didapat, seminar digelar tanggal 5 sampai 9 Januari 2020. Pada tanggal 12 Januari, pasien mengeluh sakit seperti panas, batuk hingga sesak napas dan memeriksakan diri ke dokter umum."Pasien kemudian periksa ke dokter umum soal keluhannya tapi tidak juga sembuh. Dokter merujuk ke kami tadi pagi karena setelah ditanya pasien baru dari Taiwan dan kami rawan pasien tersebut dengan baik di ruang isolasi," ujar dia.

Tim Penyelidikan Epidemiologi dari Dinas Kesehatan dan KKP Cilacap melakukan investigasi pada salah satu warga China yang tengah berkunjung ke Cilacap. LS (29), putri dari tenaga kerja asing (TKA) asal China dilaporkan mengalami gejala yang mirip dengan virus corona seperti demam, batuk, pilek dan lemas."Gejala tersebut dirasakan sejak hari Minggu tanggal 26 Januari 2020. Masih gejala, belum bisa divonis corona," kata Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, Pramesti Griana Dewi, Senin (27/1/2020).

Dari hasil investigasi diketahui pada tanggal 28 Desember 2019, salah satu TKA PLTU Cilacap cuti pulang ke Wuhan, China. Beberapa pekan berselang, pada tanggal 21 Januari 2020 TKA tersebut mengajak istri ke Indonesia. Putri TKA tersebut, LS (29) dari Shanghai, janjian ketemuan dengan orang tuanya di Bandara Soekarno Hatta. Lima hari berselang, LS sakit demam, batuk, pilek, lemas. Sudah minum antibiotik dan obat batuk. Pada hari Senin, (27/1), kondisi LS membaik, suhunya 36,5 derajat. Dia masih mengalami sedikit batuk dan pilek dan sedikit lemas. Untuk memastikan kesehatan LS, ia telah dirujuk ke RS Margono, Purwokerto, Banyumas.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar