Penyelundupan 99 Ribu Benur Digagalkan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang berhasil menggagalkan penyelundupan sebanyak 99.748 ekor benih bening lobster (BBL)
JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang berhasil menggagalkan penyelundupan sebanyak 99.748 ekor benih bening lobster (BBL). Penyelundupan ini menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 15 miliar.Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono mengatakan BBL mempunyai potensi yang luar biasa sehingga menarik permintaan yang tinggi. Pendapatan dari budidaya lobster sendiri bisa mencapai triliunan rupiah.
"Penghasilannya bisa hampir triliun. Potensi yang ada di negara kita, sumber daya ini kalau tidak kita jaga kalau tidak kita rawat kita hanya menjadi penonton. Sementara, yang dihasilkan dari BBL ini sangat luar biasa Jadi, sayang kalau barang ini ditarik ke luar negeri karena nilainya luar biasa," kata pria yang akrab disapa Ipunk, dalam acara Konferensi Pers Penggagalan Penyelundupan Benih Lobster, Palembang, Senin (6/5/2024).Dia pun mengapresiasi tindakan Lanal Palembang dalam menggagalkan penyelundupan BBL. Untuk menghentikan aksi pelanggaran hukum tersebut, KKP tidak bisa bertindak sendirian dan perlu bersinergi dengan sejumlah pihak, mulai dari TNI AL hingga Bea Cukai.
"KKP dalam hal ini tidak bisa berdiri sendiri untuk melakukan patroli maupun penggagalan penyelundupan. Jelas kami minta bantuan kepada teman-teman Angkatan Laut, Kepolisian dan juga Bea Cukai. Nah ini bagaimana kita di lapangan itu bisa saling sinergi dan terbukti dalam saat ini teman-teman dari angkatan laut khususnya Lanal memberikan sumbangsihnya ke negara bahwa kita siap menjadi garda untuk melakukan penggalan ini," imbuhnya.
Sementara itu, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palembang Sandy Kurniawan menceritakan kronologis penangkapan penyelundupan BBL. Dia bilang awalnya pihaknya mendapat informasi dari warga bahwa akan ada pengiriman BBL dari Kabupaten Banyuasin pada tanggal 2 Mei 2024. Penyelundupan BBL ini akan dikirim menuju Singapura."Sore harinya tim Palembang yang terdiri dari unit intelijen sebagai tim darat dan personil Sungai Lilin sebagai tim Sungai kami siapkan untuk melaksanakan penindakan di pesisir Sungai Desa Sumber malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB. Kami melihat mobil jenis pick up menuju dermaga pasar Desa Sumber," katanya.Lebih lanjut, dia menyebut ada empat orang yang sedang melakukan bongkar muat boks styrofoam ke speedboat ukuran 200 pk. Timnya langsung melaksanakan penangkapan dan pengamanan barang bukti dari hasil penyelundupan.
"Dari hasil penangkapan sebanyak empat terduga pelaku berinisial BA 36 tahun, BP 29 tahun, RJ 27 tahun dan EW 30 tahun berhasil diamankan beserta barang bukti berupa 18 box styrofoam berisi BBL lobster, terdiri dari jenis pasir dan mutiara yang ditaksir senilai kurang lebih Rp 15 miliar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Ipunk menjelaskan modus operandi penyelundupan benih bening lobster (BBL) yang makin marak di Indonesia. Para pelaku penyelundupan begitu mendapatkan benur lobster mencari banyak jalan untuk langsung mengirim ke negara tujuan, mulai dari jalur laut, darat, hingga udara. Sebab, benur lobster ini tidak dapat bertahan hidup lebih lama.Modusnya bermula dari nelayan yang mengirim ke pengepul kemudian ke distributor. Dia bilang memang akhir dari penyelundupan ini bermuara di Palembang dan Jambi. Dari Palembang dan Jambi ini, para pelaku penyelundupan menggunakan jalur laut untuk mengirim ke negara tujuan.
Lebih rinci, dia juga bercerita mengenai modus penyelundupan melalui jalur darat. Dia bilang jalur darat ini para pelaku mengganti mobil setiap memasuki daerah baru."Modusnya, mereka mengganti mobil biasanya dari mulai Sukabumi sampai Bogor ganti mobil. Nanti menyebrang ganti mobil. Dari berangkat mereka seperti itu," jelasnya.Bahkan mobil yang diganti bukan hanya sekadar mobil truk, tapi menggunakan mobil Alphard. Hal ini lah membuat pihaknya kesulitan.Dia pun mengakui lebih mudah menangkap kapal ikan asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia daripada menangkap penyelundupan benur lobster.
"Lebih mudah menangkap kapal asing daripada penyelundupan lobster. Tapi kami tetap tidak mau kalah, kita tetap berusaha. Kami sih sudah berupaya untuk pencegahan, pengejaran, ya," katanya. Adapun modus operandi melalui jalur udara, Ipunk berujar pelaku menggunakan koper untuk menyimpan benur lobster. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pemantauan dan kerja sama dengan Bea Cukai untuk menyelidiki hal tersebut."Koper-koper itu isinya bukan baju, tapi lobster. Kenapa bisa lolos? Kita kerja sama dengan tim bandara bagaimana bisa lolos? Kita lakukan pendalaman terus sehingga kita tutup pintu-pintu mereka mulai darat laut dan udaranya. Modus modus seperti ini kita harus mulai jeli karena si pelaku ini akan membaca petugas-petugas lagi di mana, petugas lagi lengah," imbuhnya.
Meski mengalami kesulitan, dia menjelaskan pihaknya tidak akan kalah dan terus berusaha mengejar pelaku penyelundupan benur lobster. Sebab, dari aksi penyelundupan dapat merugikan negara hingga puluhan triliun. ''Memang namanya mereka lebih menguasai medan lebih tau seluk beluk di lapangan, tapi tetap kita tidak mau kalah. Karena kan dr penyelundupan itu kan negara tidak dapat apa-apa. Sekian ratus juta lobster berapa triliun,'' tuturnya. (Net/Hen)
Tulis Komentar