Jangan Mudah Tergoda

Utang dan Seksual jadi Kasus Terbanyak

Ilustrasi perkosaan, pelecehan seksual, pencabulan.

PALEMBANG--(KIBLATRIAU.COM)-- Saat ini, Kasus kekerasan dalam pacaran di wilayah Palembang terbilang masih tinggi. Korbannya adalah perempuan dan terbanyak kasus utang serta seksual. Direktur Eksekutif Women Crisis Center (WCC) Palembang, Yeni Roslaini Izi mengungkapkan, dalam catatannya ada sepuluh laporan yang masuk selama 2018 terkait kekerasan dalam pacaran. Kekerasan itu terdiri dari kekerasan seksual berupa lepas tanggung jawab setelah menghamili, pemukulan, dan laki-laki yang berutang kepada pacarnya lalu kabur (cowok matre). "Yang dominan kekerasan seksual dan utang. Korbannya wanita, bahkan siswi SMP," ungkap Yeni, Senin (5/11). Menurut dia, jumlah kasus kekerasan itu diprediksi lebih banyak. Sebab, para korban merasa malu dan menganggap sebagai aib sehingga tidak perlu mengadu.

"Biasanya kasus hamil, wanita memilih diam. Ini makanya jumlah pelapor sangat sedikit, padahal fenomenanya seperti gunung es," ujarnya. Dikatakannya, laporan kekerasan dalam pacaran biasanya paling banyak terjadi pada Mei setiap tahunnya, terutama kekerasan seksual. Para korban mengaku persetubuhan dengan pacarnya dilakukan pada Februari atau hari Valentine sebagai bukti cinta. "Nah, bulan Mei baru ketahuan hamil, saat itulah si lelaki kabur dan enggan bertanggung jawab," kata dia. Yeni menjelaskan, kekerasan dalam pacaran tak mesti dalam bentuk fisik. Ancaman dan janji juga termasuk kekerasan, misalnya laki-laki yang berjanji akan menikahi pacarnya setelah melakukan hubungan badan tetapi meninggalkannya setelah berbadan dua. "Itu juga bentuk jenis kekerasan yang perlu dipahami para wanita. Jangan mudah tergoda dengan iming-iming seperti itu," tegasnya.(Net/Hen)


 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar