Minta Perhatian Pemerintah dan Perusahaan

Kantor Desa Air Tawar Belum Terbangun. Kades: Proposal CSR Tidak Ditanggapi, Pelayanan Pemerintahan Menumpang di GOR

Kepala Desa Air Tawar, Hulil duduk bersama dengan wartawan Kiblatriau.com Anton

KATEMAN--(KIBLATRIAU.COM)-- Delapan tahun lebih sejak kebakaran yang melahap kantor Desa Air Tawar pada masa Kades H. Mentong sekitar tahun 2015 yang lalu. Namun, bangunan kantor desa hingga kini masih belum berdiri kembali. Bekas luka peristiwa itu masih terasa, sementara pelayanan publik berjalan dengan kondisi darurat.

Kepala Desa Air Tawar, Halil saat diwawancarai wartawan kiblatriau.com, mengatakan bahwa pihaknya sudah berkali-kali berusaha mencari dukungan melalui proposal CSR ke perusahaan sekitar, tetapi usaha dan upaya itu seolah tenggelam tanpa jawaban dan kepastian.

“Semenjak kantor desa terbakar dulu, sampai sekarang belum terbangun. Saya sudah beberapa kali membuat proposal minta anggaran CSR ke perusahaan, tapi seperti tidak diindahkan,” terang Halil kepada wartawan, Rabu (26/11/2025).


Hulil menegaskan bahwa selama ini hanya sedikit bantuan yang diterima. “Jujur, hanya pagar di belakang kantor desa itu yang pernah mereka bantu. Selain itu tidak ada,” tambah Halil

Sejak musibah kebakaran itu, Pemerintah Desa Air Tawar terpaksa memindahkan seluruh pelayanan administrasi ke gedung GOR desa. Bangunan itu menjadi kantor darurat hingga saat ini. Mulai dari pembuatan surat, rapat perangkat desa, hingga kegiatan pelayanan umum lainnya berlangsung di ruang yang sejatinya bukan dirancang untuk administrasi pemerintahan.

“Kami melayani masyarakat di GOR desa sejak kejadian itu sampai sekarang. Tempatnya bukan untuk kantor, tapi itulah yang ada,” ujar Halil.

Kondisi ini juga dirasakan warga. Seorang warga yang ditemui wartawan kiblatriau.com yang tak mau sebutkan namanya menyampaikan keluhan terkait minimnya perhatian dari PT Pulau Sambu Group, perusahaan besar yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut.

“PT Pulau Sambu Group ini memang perusahaan besar, tapi bapak lihat sendiri pembangunan jalan masih amburadul. Sementara penduduk disini lebih dari 3000 KK,” ujarnya.


Ia juga menyinggung kondisi jalan menuju pondok pesantren. “Apalagi bapak cek jalan ke pondok pesantren itu. Kalau orang baru belajar naik honda, jangan lewat situ,” sebutnya.

Pemerintah desa kini hanya bisa membangun kantor baru secara bertahap melalui kemampuan anggaran desa yang terbatas. Warga berharap ada perhatian nyata dari perusahaan maupun pemerintah lebih tinggi agar fasilitas pelayanan publik bisa segera diperbaiki.

Kantor desa bukan sekadar bangunan. Namun, ia adalah pusat pelayanan bagi ribuan keluarga di Air Tawar. Setelah hampir delapan tahun menumpang di GOR, masyarakat masih menunggu kapan kantor desa yang baru dapat terwujud.(Anton).

 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar