Program Ketahanan Pangan Desa Teluk Merbau Masuki Periode Kedua, Dua Hektare Jagung Digarap dan Pengawasan Diperketat
Pprogram ketahanan pangan melalui penanaman jagung dan tahun ini menjadi titik penting, karena memasuki periode kedua pelaksanaan.
TELUK MERBAU--(KIBLATRIAU.COM)-- Tampak di lahan yang membentang di sisi timur Desa Teluk Merbau, Kecamatan Gaung, Kabipaten Inhil terdengar deru mesin semprot pupuk bersahut dengan langkah para petani yang sejak pagi sudah turun ke lapangan. Dimana, desa ini kembali menggulirkan program ketahanan pangan melalui penanaman jagung dan tahun ini menjadi titik penting, karena memasuki periode kedua pelaksanaan.
Ketua BUMDes Teluk Merbau, Syamsuri memimpin langsung kegiatan penanaman jagung seluas dua hektare tersebut. Menurutnya, bahwa masyarakat dilibatkan sejak tahap awal. Mulai dari pembersihan lahan, penaburan bibit, hingga penataan alur tanam. Pemerintah desa juga menyiapkan 40 kilogram bibit untuk memastikan penanaman berlangsung merata dan sesuai perencanaan.
Saat diwawancarai awak media Kiblatriau.com, Kepala Desa Teluk Merbau, Abdul Muis memaparkan bahwa program tahun ini bukan sekadar mengulang, melainkan memperbaiki pondasi dari pelaksanaan sebelumnya.
“Ini periode kedua. Yang pertama kemarin hasilnya kurang bagus. Dari dua hektare lahan hanya bisa panen sekitar 1,5 ton, dan itu terjual dengan harga Rp5.500 per kilo. Kami pakai pengalaman itu sebagai bahan evaluasi supaya tahun ini lebih baik,” tutur Abdul Muis kepada wartawan, Senin (1/12/2025).
Dijelsskannya, masalah pada periode sebelumnya muncul dari cuaca yang tidak menentu serta perawatan yang belum maksimal. Karena itu, pemerintah desa kini lebih ketat mengatur pola kerja, jadwal pemupukan, hingga peninjauan pertumbuhan tanaman.
Awal penanaman tahun ini dilakukan secara resmi dengan melibatkan berbagai unsur pemerintahan. Hadir pihak kecamatan, aparat kepolisian melalui Bhabinkamtibmas, unsur TNI dari Babinsa Gaung, serta masyarakat yang ikut bergotong royong di lapangan.
Kehadiran lintas unsur ini menegaskan bahwa program ketahanan pangan bukan sekadar kegiatan administratif, tetapi kerja bersama yang perlu diawasi dan didampingi.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap program pemerintah benar-benar berjalan dan hasilnya bisa dirasakan masyarakat. Karena itu pengawasan dilakukan dari awal,” tambah Abdul Muis.
Di lokasi penanaman, suasana terlihat hidup. Warga tampak antusias, sebagian menanam bibit, sebagian lagi membersihkan gulma di petakan yang sudah diukur.
Ditambahkan Syamsuri, bahwa semangat warga menjadi tenaga terbesar dalam program ini.
“BUMDes hanya mengelola. Tapi energi utamanya adalah masyarakat. Kalau kebersamaan seperti ini terus terjaga, kami optimis panen tahun ini bisa meningkat,” ujarnya.
Program ketahanan pangan di Teluk Merbau bukan hanya bertujuan meningkatkan produksi jagung, tetapi juga membuka ruang perputaran ekonomi baru. Bila panen lebih baik, desa berencana memanfaatkan hasilnya untuk memperkuat usaha pangan lokal, termasuk peluang kerja bagi kelompok tani dan pemuda desa.
Dengan langkah awal yang lebih terstruktur, pengawasan yang lebih intens, serta dukungan dari berbagai pihak, Desa Teluk Merbau menatap periode kedua ini dengan harapan baru.
"Jagung yang baru ditanam itu masih mungil. Namun tekat masyarakatnya sudah tumbuh jauh lebih tinggi menjadi isyarat bahwa desa ini serius untuk berdiri kokoh sebagai kawasan yang mandiri pangan dan berdaya secara ekonomi," tuturnya. (Anton).

Tulis Komentar