Diskes Pekanbaru Imbau Penjual Tak Tambah Zat Pewa

Kosumsi Makanan Mengandung Formalin dan Borak Sebabkan Penyakit Kanker

Dr Zaini Rizaldy Saragih

PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Pada bulan Ramadan ini, peredaran makanan mengandung formalin, Borax dan berbahan pewarna tekstil cukup rentan. Terutama di pasar dadakan yang menjual takjil dan makanan bukaan.  Untuk menghindari hal tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldi menghimbau agar masyarakat untuk selektif membeli makanan bukaan selama ramadan. Bahkan makanan yang mengandung zat makanan berbahaya tidak layak dikonsumsi untuk manusia dan jika dikonsumsi secara terus menerus akan menimbulkan penyakit yang berbahaya, terutama kanker. ''Makanya kami menghimbau kepada penjual untuk menyajikan makanan yang aman dikonsumsi bagi konsumen selama Ramadan baik dari zat kimia dan bahan berbahaya. Dan kami juga meminta tidak menambah zat makanan seperti pewarna makanan. Sebab akan membahayakan masyarakat yang mengkonsumsinya,'' imbau dokter Bob begitu akrab ia disapa. Tak hanya dari penjual saja dokter Bob juga mengimbau warga lebih selektif membeli jajanan berbuka puasa untuk menghindari makanan yang dapat mengganggu kesehatan.

''Sekarang ini pasar Ramadan bermunculan di beberapa titik, beragam makanan yang dijual. Oleh sebab itu, kami mengimbau warga lebih selektif memilih menu yang lebih sehat dikonsumsi,'' ujarnya.  Pihaknya bersama tim gabungan terus memantau kondisi menu makanan yang dijual di sejumlah pasar dadakan Ramadan untuk mengantisipasi beredarnya makanan yang tidak layak secara kesehatan.  ''Kami tidak bisa melarang orang berjualan ataupun warga yang membeli, tapi kami hanya bisa memberikan imbauan dalam rangka memilih menu yang sehat untuk berbuka puasa,'' terangnya.  Dalam kesempatan ini, ia juga menyarankan warga menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet, karena secara kesehatan tidak direkomendasikan.''Kemudian kami juga mengimbau warga lebih waspada terhadap penyakit yang muncul selama Ramadan. Penyakit itu muncul bisa jadi karena pola makan yang salah,'' pungkasnya. (Ty/Hen). 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar