Hakikat Islam Menebar Keselamatan dan Kedamaian bagi Semua Makhluk
Muslim pakai gamis
JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Hakikat Islam adalah menebar keselamatan dan kedamaian bagi semua makhluk di muka bumi. Ajaran Islam sejatinya mengandung nilai-nilai kasih dan rasa hormat, baik dalam bersikap kepada sesama manusia maupun
alam sekitar.Tak hanya menekankan pada aspek ibadah, hakikat Islam juga mengutamakan pentingnya perdamaian dalam kehidupan sosial.
Apa Itu Islam dan Tujuannya?
Menurut penjelasan yang terdapat pada buku Islam Itu Ramah Bukan Marah karangan Ardiyansyah, Islam adalah sebuah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dimulai dari bangsa Arab dan kemudian menyebar luas ke seluruh dunia. Secara
bahasa, kata "Islam" berasal dari dua akar kata, yaitu "aslama" dan "salam," yang memiliki makna kedamaian sejahtera dan berserah diri.Tujuan Islam sejatinya adalah membawa umat manusia menuju keselamatan dan kedamaian melalui penyerahan diri
kepada Allah SWT. Dengan penyerahan diri tersebut, seorang muslim diharapkan mampu menjaga kedamaian kepada penduduk bumi.
Islam hadir sebagai solusi untuk banyak masalah kemanusiaan, seperti yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Pada saat itu, masyarakat Arab dikenal dengan perilaku dan moral yang buruk, seperti pembunuhan, perbudakan, dan meremehkan kedudukan
wanita. Kedatangan Islam membawa perubahan, menghapus kebiasaan buruk, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terciptalah masyarakat yang lebih damai dan tenteram.
Dengan demikian, tujuan utama Islam adalah untuk menebarkan keselamatan, kedamaian dan menyerahkan diri. Inilah hakikat Islam, seperti makna dari namanya itu sendiri, damai dan sejahtera. Islam tidak mengajarkan teror atau pemaksaan terhadap
siapapun untuk memeluk agama ini. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT pada surah Al-Baqarah ayat 256:
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan
putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Berdasarkan sumber sebelumnya, toleransi dalam Islam adalah salah satu aspek penting yang harus dipahami oleh umat Islam. Setelah mengerti bahwa Islam bukan sekadar syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, melainkan sebagai proses
penyerahan diri kepada Allah SWT, maka umat Islam diperintahkan untuk berperilaku toleran. Tujuan dari toleransi ini adalah untuk menebarkan kedamaian kepada orang lain, tanpa memandang perbedaan agama maupun suku.
Islam sangat menekankan pentingnya toleransi. Umat Islam diwajibkan untuk menyebarkan kedamaian dengan ikhlas, tanpa paksaan. Prinsip ini tercermin dalam firman Allah SWT yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu surah Al-Baqarah ayat 256. Ayat ini
menegaskan bahwa Islam tidak membenarkan paksaan dalam beragama dan lebih mengutamakan sikap saling menghormati dan memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk memeluk agama yang diyakini.
Bahkan, dalam surah Al-Kafirun ayat 6, Allah SWT berfirman:
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ
Artinya : "Untukmu agamamu dan untukku agamaku."
Ayat ini menunjukkan sikap toleransi dalam Islam, di mana umat Islam diperintahkan untuk menghormati keyakinan agama lain. Islam mengajarkan bahwa umatnya harus menjadi rahmat bagi seluruh alam, tidak mencaci, memaksa, ataupun memandang
rendah agama lain.
Islam juga mengajarkan bahwa perbedaan pandangan dan agama harus dihadapi dengan dialog yang baik dan bijaksana. Jika terdapat perbedaan yang membutuhkan diskusi, umat Islam diwajibkan untuk berdiskusi dengan cara yang sopan dan penuh
hormat, seperti yang disebutkan dalam surah Al-Ankabut ayat 46:
وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖ
Artinya: "Janganlah kamu mendebat Ahlulkitab melainkan dengan cara yang lebih baik"
Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW dikenal menjalin hubungan yang baik dengan penganut agama lain, termasuk Yahudi dan Kristen. Ketika terjadi perbedaan, Nabi Muhammad SAW lebih memilih diskusi dengan cara yang baik daripada memperkeruh
keadaan. Dengan demikian, Islam menekankan bahwa toleransi merupakan bagian dari ajaran agama yang harus dipraktikkan oleh umatnya.
Islam Menebarkan Keselamatan dan Kedamaian
Menurut buku Islam Itu Damai (Konstruki Pemikiran Menuju Paradigma Ummah) yang ditulis oleh Aljufri, salah satu nama Allah SWT dalam asma'ul husna adalah al-Salam (السلام), yang berarti bahwa Allah SWT adalah sumber keselamatan dan
kesejahteraan. Nama ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak memiliki kecacatan dan kekurangan seperti makhluk lainnya. Dengan demikian, seorang yang memeluk Islam disebut muslim, dan diharapkan dapat memberikan jaminan keselamatan dan
kedamaian bagi orang lain, baik itu kepada sesama muslim maupun non-muslim.
Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya menyebarkan kedamaian melalui sabdanya,
"Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak beriman hingga terbangun kasih sayang di antara kalian. Apakah engkau mau kutunjukkan sesuatu jika kau lakukan akan (menambah) kasih sayangmu? Tebarkanlah keselamatan (al-salam) di
antara kalian." (HR. Muslim).
Hadis ini menjelaskan bahwa menyebarkan kedamaian adalah salah satu ciri utama seorang muslim yang beriman. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa untuk mencapai puncak tujuan keimanan, seseorang harus memiliki kasih sayang dan mampu
menyebarkan keselamatan dan kedamaian kepada orang lain.
Oleh karena itu, Islam tidak membenarkan tindakan yang menyakiti atau merugikan orang lain, bahkan saat memperjuangkan agama sekalipun. Seorang muslim yang hidup dalam kedamaian sejati tidak akan menikmati kesenangan sendiri sementara orang-
orang di sekitarnya masih mengalami kesulitan atau kesengsaraan. Islam mengajarkan agar kedamaian yang dirasakan oleh seorang muslim juga dirasakan oleh orang lain.
5 Ajaran dalam Agama Islam
Setiap ajaran Islam tidak hanya berkaitan dengan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, tetapi juga mencakup aspek sosial dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, apa saja ajaran-ajaran penting dalam Islam yang perlu kita pahami? Berikut
adalah 5 ajaran utama dalam agama Islam dikutip dari buku Agama Cinta: Memasuki Kedamaian Islam dari Lorong Tasawuf yang disusun oleh Jamaluddin el-Banjary yang perlu diketahui.
1. Islam Adalah Agama yang Sempurna
Islam adalah agama yang telah disempurnakan dan diridai oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Ma'idah ayat 3:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Artinya: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."
Kesempurnaan ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk hal-hal kecil sekalipun, seperti tata cara mandi, beristinja, jual-beli, utang-piutang, pinjam-meminjam, hingga hubungan antara suami dan istri.
Setiap aspek kehidupan telah diatur secara jelas dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi, sehingga tidak ada satu pun persoalan hidup manusia yang lepas dari panduan ajaran Islam, bahkan hingga kehidupan setelah mati.
2. Islam Adalah Agama yang Mulia
Islam adalah agama yang memiliki karakter sangat mulia, penuh dengan ajaran cinta, toleransi, dan menjunjung tinggi nilai perdamaian. Islam bukanlah agama yang memicu permusuhan, melainkan mendorong umatnya untuk mencari keselamatan dan
kedamaian.
Rasulullah SAW sendiri pernah memperingatkan dalam hadis: "Janganlah kalian mengharapkan bertemu dengan musuh (berperang), tetapi mintalah kepada Allah keselamatan. Dan, apabila kalian telah berjumpa dengan musuh, maka bersabarlah." (Muttafaq
'Alaih). Ajaran ini menegaskan bahwa Islam tidak mengutamakan konfrontasi, melainkan lebih memilih keselamatan dan kesabaran.
3. Islam Memiliki Ajaran Akhlak Mulia
Setelah memahami ajaran Islam secara benar dan menyeluruh (kāffah), setiap muslim seharusnya senantiasa mengimplementasikan akhlak mulia (akhlāq al-karīmah), seperti yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Islam selalu
menekankan pentingnya akhlak yang baik dan mulia sebagai cerminan dari ajaran agama ini. Sebab dengan adanya akhlak yang mulia dapat mengajarkan bahwa setiap muslim harus mampu menunjukkan bahwa segala tuduhan negatif yang sering
dilemparkan oleh pembenci Islam tidaklah benar.
Untuk itu, setiap muslim harus berusaha meneladani akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Dengan mengamalkan akhlāq al-karīmah, umat Islam dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama cinta dan
bukanlah agama yang mendukung terorisme, kekerasan atau sumber konflik.
4. Islam Menjunjung Tinggi Akhlak
Islam sebagai agama yang sempurna selalu menekankan pentingnya menjaga akhlak mulia dalam setiap aspek kehidupan, bahkan dalam situasi perang sekalipun. Sebagai bukti keluhuran Islam, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk tidak melampaui
batas dan tidak merusak alam. Dalam surah Al-Baqarah ayat 190,
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
Artinya: "Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Nabi Muhammad SAW memberikan contoh nyata dalam menjunjung tinggi akhlak, termasuk saat menghadapi musuh. Beliau melarang umatnya untuk berbuat curang, melanggar perjanjian damai, dan melakukan tindakan-tindakan keji seperti memutilasi
mayat, membunuh anak-anak, perempuan, dan orang tua yang sudah sepuh. Islam bahkan mengajarkan untuk tidak membunuh rahib di tempat ibadah, orang kafir yang telah dijamin keselamatannya, maupun menebang pohon dan merusak fasilitas umum.
5. Islam Tidak Mendukung Teror dan Kekerasan
Kita harus menyadari bahwa munculnya kelompok-kelompok Islam radikal yang melakukan aksi teror dan pembantaian adalah sesuatu yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 120:
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Artinya: "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka."
Ayat ini sering kali disalahartikan dan dijadikan dalih oleh kelompok-kelompok tersebut untuk melakukan tindakan kekerasan. Mereka berdalih bahwa tindakan mereka adalah bagian dari "jihad" untuk membela agama Allah SWT. Namun, sebenarnya,
tindakan kekerasan ini justru sering kali memakan korban dari kalangan sesama muslim, dan ini sangat bertentangan dengan seluruh ajaran Islam.Hakikat Islam adalah menebar keselamatan dan kedamaian. Itu sebabnya, setiap muslim dilarang melakukan
teror dan kekerasan. Sebagai seorang muslim, tindakan teror dan kekerasan semacam ini sangatlah disesalkan dan harus dihentikan.Sungguh tidak ada tempat bagi perbuatan seperti ini dalam Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan
berlaku adil, termasuk terhadap orang-orang non-muslim yang tidak memerangi mereka.(Net/Hen)
Tulis Komentar